Apa Itu Psikosomatis? Penyakit Mental yang Diduga Dialami Peserta Tes CPNS Lombok Viral
TRIBUNJATENG.COM - Apa itu psikosomatis? Penyakit mental yang diduga dialami peserta tes CPNS di Lombok hingga videonya viral di medsos.
Viral di media sosial video seorang peserta CPNS di Lombok, NTB yang tiba-tiba tubuhnya kaku.
Menurut informasi yang disertakan dalam unggahan tersebut, kondisi mendadak kaku yang dialami oleh peserta CPNS ini kemungkinan besar disebabkan oleh gangguan psikosomatis.
Apa Itu Psikosomatis?
Melansir Kompas.com dari Britannica, gangguan psikosomatis adalah suatu kondisi ketika tekanan psikologis.
Kondisi tersebut memengaruhi fungsi fisiologis secara negatif sehingga menimbulkan tekanan.
Hal itu menyebabkan disfungsi atau kerusakan struktural pada organ tubuh melalui aktivasi yang tidak tepat dari sistem saraf involunter dan kelenjar sekresi internal.
Gejala psikosomatis muncul sebagai penyerta fisiologis dari keadaan emosional.
Misal saat marah, tekanan darah, denyut nadi, serta laju pernapasan orang yang marah cenderung meningkat.
Ketika kemarahan mereda, proses fisiologis yang meningkat tersebut biasanya ikut mereda.
Namun, jika seseorang memiliki rasa marah yang berkesinambungan (kemarahan kronis) dan tidak diungkapkan secara terbuka,
maka keadaan emosi pun tetap tidak akan berubah.
Tak hanya itu, gejala fisiologis yang muncul saat marah juga akan tetap muncul.
Meski tidak diekspresikan secara terbuka.
Gangguan psikosomatik dapat memengaruhi hampir seluruh bagian tubuh.
Melansir News Medical, gangguan psikosomatis memiliki tiga kategori umum.
1. Seseorang dengan penyakit mental dan fisik dengan gejala yang rumit.
2. Seseorang yang mengalami masalah mental karena kondisi medis dan perawatannya.
Contohnya, seorang pasien merasa tertekan karena mereka menderita kanker dan sedang menjalani perawatan.
3. Gangguan somatoform. Somatoform adalah kondisi ketika seseorang dengan penyakit mental mengalami satu atau lebih gejala fisik, bahkan jika ia tidak memiliki kondisi medis terkait.
Ada beberapa klasifikasi terkait penyakit somatoform.
Yakni hipokondriasis, gangguan konversi, gangguan somatisasi, gangguan dysmorphic serta gangguan rasa sakit. (*)