Pada Zaman Es, Nusantara merupakan satu daratan besar yang dikenal sebagai Sundaland. Daratan ini menjadi tempat berkembangnya peradaban kuno yang kaya dan subur.


Temuan dari berbagai penelitian satu per satu mengungkap jejak peradaban Sundaland. Penelitian tentang Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, dinilai yang paling kuat mewakili keberadaan peradaban Sundaland di wilayah Indonesia.


Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat yang berusia 10 ribu - 25 ribu SM.




Sejumlah pendapat bahkan meyakini Gunung Padang adalah salah satu kandidat kuat Atlantis yang tenggelam akibat bencana banjir besar di akhir Zaman Es.


Situs ini pertama kali ditemukan oleh penjelajah Belanda pada tahun 1890, lalu diteliti oleh ilmuwan Belanda, N. J. Krom pada tahun 1914. Gunung Padang telah menjadi incaran sekaligus pusat perdebatan di kalangan para ilmuwan.



Kemudian antara tahun 2011 dan 2015, ahli geologi Indonesia Prof. Dr. Danny Hilman Natawidjaja memimpin sebuah tim interdisipliner yang menggunakan teknologi modern untuk mengungkap misteri ini.


Temuan penelitian Danny dan timnya menggemparkan dunia. Ada banyak bukti bahwa situs ini kemungkinan merupakan salah satu wilayah bermulanya peradaban manusia.


Penelitian ini pun ditayangkan di Netflix sebagai film dokumenter ilmiah berjudul 'Ancient Apocalypse' dan langsung menarik perhatian dunia. Sayangnya, hal ini tak berlangsung lama.


"Setelah di-review selama 9 bulan, dinyatakan memenuhi syarat ilmiah, sudah published, pernah menggegarkan dunia selama satu bulan, reaksinya pun sangat positif. Kemudian ada serangan bertubi-tubi dari seluruh dunia yang akhirnya paper ini di-retract oleh publishernya dengan alasan ada major error. Tapi tidak pernah dijelaskan bukti dan argumen ilmiahnya," kata Danny dalam Seminar Nasional Warisan Peradaban Sundaland yang diadakan secara hybrid online dan offline oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).


"Katanya di balik itu adalah beberapa orang atau ahli anonim yang tidak tahu siapa, mendesak pihak jurnal dan publisher untuk retraction paper ini. Retraction ini bukan hanya mendiskreditkan isi paper dan para penulisnya secara semena-mena, tetapi juga fitnah untuk sejarah Nusantara," imbuhnya.


Dalam sebuah tulisan di tahun 2014, pria yang menjadi bagian Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar AIPI ini sebenarnya sudah pernah membahas tentang kontroversi usia Gunung Padang. Sebabnya, implikasinya terhadap ilmu pengetahuan memang luar biasa.


Temuan konstruksi bangunan besar yang usianya lebih tua dari 10 ribu tahun seperti di Gunung Padang, kontradiktif dengan sejarah perkembangan peradaban manusia yang diyakini saat ini.


"Bayangkan, apabila keberadaan bangunan dan umur-umurnya nanti dapat diverifikasi lebih lanjut dan diakui dunia, maka situs Gunung Padang akan menjadi monumen agung tertua, saksi dari perkembangan sejarah peradaban yang hilang," tulis Danny kala itu.


Gunung Padang Sebagai Situs Warisan Dunia


Budayawan Jaya Suprana yang juga menjadi salah satu narasumber dalam diskusi ini, menyuarakan harapannya agar Gunung Padang dapat diakui oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia.


Perjuangan yang ditempuh untuk mengupayakan situs Gunung Padang diakui UNESCO memang harus melalui jalan terjal dan panjang. Meski masih terjadi perdebatan mengenai usia Gunung Padang, menurutnya, pengakuan ini penting bagi identitas budaya Nusantara.


"Kalau ada yang tidak setuju soal usia Gunung Padang, oke lah. Tetapi akuilah ini sebagai warisan bangsa Indonesia," ujar Jaya yang mewakili Masyarakat Awam Tetapi Cinta Arkeologi (MATCA).


Ia mencontohkan bagaimana batik, gamelan, angklung, dan subak akhirnya mendapat pengakuan internasional setelah diakui UNESCO. "Dua puluh tahun lalu, pakai batik itu apaan sih? Ditertawakan. Sekarang kita bangga pakai batik, diakui UNESCO," tambahnya.


Pendiri Museum Rekor Indonesia (MURI) itu pun menyerukan kepada para peneliti Indonesia agar membentuk tim solid dalam upaya ini, dan menyatakan dukungannya secara penuh.


"Selama hayat masih dikandung badan, saya mendukung perjuangan ini. Saya orang awam tapi cinta arkeologi," ujarnya penuh semangat.


Prof. Dr. Ismunandar Ambassador/DPD of Indonesia to UNESCO menyebutkan masih banyak pekerjaan rumah (PR) untuk bisa membuat UNESCO mengakui Gunung Padang sebagai situs Warisan Dunia.



"PR berikutnya masih banyak dimana kita bisa lebih punya data-data yang lebih baik lagi," ujarnya.


Dukungan dari berbagai pihak diharapkan dapat mempercepat pengakuan situs ini sebagai warisan budaya dunia. Sejauh ini, perdebatan mengenai usia Gunung Padang, yang didasarkan pada penanggalan radiokarbon, masih menjadi hambatan dalam proses pengakuan internasional.


Danny sebelumnya juga menyebutkan bahwa eksplorasi peninggalan leluhur Nusantara harus memakai konsep baru dengan metode studi dan eksplorasi yang menerapkan multi-displin dan saintek (sains dan teknologi) terkini, termasuk untuk menentukan umur peninggalannya dan menyusun kronologi yang lebih akurat.






Baca Lebih Lanjut
Apakah di Sundaland yang Tenggelam Ada Peradaban?
Detik
Gunung Padang dan 5 Temuan Lain di Sundaland Sebelum Tenggelam
Detik
Mau Liburan ke Gunung Mas Puncak? Ini Rutenya dari Jakarta
Detik
Badan Geologi: Gunakan masker, waspada debu vulkanik Gunung Lewotobi
Antaranews
3 Restoran Padang Enak di Benhil, Ada yang Eksis sejak 1960
Sindonews
Ditangkap, Pembacok Remaja saat Tawuran Sembunyi ke Dukun Gunung Salak
Detik
Duel Semen Padang Vs Malut United Jadi Penentu Nasib Hendri Susilo di Laskar Kabau Sirah
Damanhuri
5 Rekomendasi Sepeda Gunung Trail Terbaik
Info Produk
Akhir Pelarian Pembacok Remaja di Pendopo Dukun Gunung Salak
Detik
Rumah Makan Padang Indonesia Menarik Perhatian di Malaysia
Detik