Keberadaan gua di kawasan wisata Geyser Cisolok, Kabupaten Sukabumi menjadi sorotan publik karena cerita spiritual di baliknya. Di sisi lain, ada jejak pemilik diskotek di balik temuan gua 'keramat' itu.
Dilansir detikJabar, Sabtu (19/4/2025), sosok Ahmad Fardianto, pria keturunan Tionghoa asal Bogor yang akrab disapa Kimli diyakini sebagai orang pertama yang menemukan gua tersebut tiga dekade lalu. Warga sekitar bernama Hendra (60) menceritakan Kimli menemukan gua tersebut setelah mendapatkan petunjuk dari orang pintar.
Sejak itu, Kimli bahkan rutin datang ke lokasi dan membangun sejumlah fasilitas seperti bale-bale dan vila sederhana di sekitar gua. Hendra, yang menceritakan kisah Kimli, pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di gua selama hampir 30 tahun.
"Katanya dia dapat petunjuk buat usaha, biar maju. Tapi saya kurang hapal detailnya. Yang jelas, dia yang pertama nemuin tempat ini," kata Hendra, dilansir detikJabar Sabtu (19/4/2025).
Kimli, menurut warga, adalah sosok yang tak banyak bicara soal spiritualitas. Namun Kimli memiliki latar belakang yang cukup mencolok, ia disebut pernah memiliki sebuah diskotek terkenal di Jakarta.
"Dulu dia cerita pernah punya diskotek besar dan ternama. Sekarang (diskotek) itu sudah bubar. Dia juga punya dua anak. Kadang kalau nginep di sini tidur di dalam gua, ditemani sama kuncennya," ujar Hendra lagi.
Kini, aktivitas Kimli di kawasan gua sudah tak seintens dulu, usia yang mulai renta membuat Kimli sudah jarang datang ke lokasi itu lagi. Sejak urusan perawatan kawasan gua dilepas Hendra, lokasi itu kini terlihat terbengkalai, ditumbuhi semak belukar, tanpa penjaga.
Gua tersebut viral di media sosial setelah seorang konten kreator menyebut jika gua ini adalah petilasan atau makom Sayidina Ali. Konten kreator itu bahkan juga menyebut gua itu sebagai tempat berkumpulnya para wali, termasuk Wali Songo, Raden Suryakancana, Prabu Siliwangi, Patih Gajah Mada, dan tokoh spiritual lainnya.
Namun pernyataan itu sudah dibantah oleh tokoh masyarakat setempat. Yusuf menegaskan, narasi-narasi spiritual yang menyebar di media sosial telah menyesatkan dan perlu diluruskan agar tidak menimbulkan salah paham di masyarakat.
"Itu cuma gua biasa. Status tanahnya milik Perhutani. Klaim yang menyebut itu makom Sayidina Ali dan lainnya itu tidak benar," tegas Yusuf, Kamis lalu.
Dia juga menepis klaim bahwa gua itu ditemukan oleh Kimli. Manurutnya, tokoh setempat sudah terlebih dahulu mengetahui keberadaan gua itu.
"Kalau ditemukan oleh saudara Kimli itu tidak betul. Karena sebelum Kimli hadir ke sini, kami sudah di sini duluan, sudah tahu tempat itu," katanya.
Baca selengkapnya di detikJabar.