Inilah sosok Jansen Manansang, pemilik sekaligus Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Group.

Diketahui TSI tengah menjadi sorotan usai sejumlah eks pekerja Oriental Circus Indonesia (OCI) melaporkan dugaan eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) kepada Kementerian HAM.

Sejumlah eks pekerja Oriental Circus Indonesia (OCI) menyebut para pemilik OCI dan Taman Safari Indonesia melakukan tindak kekerasan, perbudakan, dan eksploitasi anak.

Mereka mengaku menerima berbagai bentuk penyiksaan, seperti dipukul, disetrum, dipisahkan dari anaknya, dipaksa bekerja dalam kondisi kurang sehat, hingga dipaksa makan kotoran hewan. 

Namun, pihak TSI membantah semua pernyataan yang disampaikan para mantan pemain sirkus OCI saat audiensi dengan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Mugiyanto,, di Jakarta, Selasa (15/4/2025) lalu.

Usai tuduhan eksploitasi tersebut sosok Jansen Manansang menjadi sorotan. Berikut sepak terjangnya:

Mengacu pada laman resmi TSI, Jansen Manansang mendirikan Taman Safari bersama saudarasaudaranya yakni Frans Manansang dan Tony Sumampau.

Pria kelahiran Jakarta tahun 1942 dan dua saudaranya ini rupanya adalah anak dari seorang pemain sirkus keliling, Hadi Manansang.

Saat masih berusia 7 tahun, Jansen bersama kedua adiknya selalu ikut rombongan sirkus keliling bernama Bintang Akrobat dan Gadis Plastik. 

Perjalanan serta sepak terjang Hadi Manansang dan ketiga anaknya dalam membangun Taman Safari Indonesia dituangkan dalam buku berjudul Tiga Macan Safari yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada 2 Desember 2019.

Dalam buku tersebut, Frans Manansang berkisah, sang ayah memulai perjalanannya dari nol dan sebatang kara karena Perang Dunia.

Hadi Manansang berasal dari Shanghai, China dan sempat di Filipina, lalu masuk ke Manado.

Rupanya latar belakang tersebut menjadi 'bekal' mereka dalam membangun Taman Safari juga Oriental Circus Indonesia hingga sebesar saat ini.

Sementara itu, menurut laman resmi Yayasan Badak Indonesia (YABI), Jansen Manansang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Yayasan dan Direktur Eksekutif YABI, sejak 2022.

Sosoknya juga turut andil di proses pembangunan Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas di tahun 1990an.

Sebelumnya, Jansen Manansang juga menjadi salah satu bagian dari Dewan Pembina Yayasan Badak Indonesia.

Penghargaan

Hidupnya berkecimpung dalam dunia pelestarian alam, flora dan fauna, menghantarkan Jansen Manansang menyabet banyak penghargaan.

Masih mengacu laman TSI, Jansen pernah dianugerahi penghargaan bergengsi 'Outstanding Contribution for Animal Welfare' dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

Penghargaan ini diberikan atas dedikasi Jansen dalam meningkatkan kesejahteraan hewan di Indonesia khususnya melalui Taman Safari Indonesia.

Tak hanya itu, Jansen juga pernah dianugerahi penghargaan dari Messenger Of Revival (MORE).

MORE menobatkan Jansen sebagai Father of Wildlife Conservation atau Bapak Konservasi Lingkungan Hidup Indonesia.

Pengakuan Eks Pemain Sirkus Taman Safari

Salah satu mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Indonesia menangis menceritakan dugaan penyiksaan yang dialaminya.

Vivi mengaku sudah sejak kecil berada dan dipekerjakan di sirkus tersebut.

Bahkan, dirinya tidak mengetahui identitas asli serta orang tuanya.

"Saya nggak tau orang tua. Saya kan dari kecil sudah diambil sama yang punya oriental circus itu," katanya, dikutip dari kanal YouTube Forum Keadilan TV, Kamis (17/4/2025).

Vivi melanjutkan ceritanya, selama bekerja sebagai pemain sirkus, ia tinggal di rumah milik Frans Manansang, keluarga pendiri Taman Safari Indonesia.

Vivi mengaku kerap mendapatkan penyiksaan hingga membuat dirinya nekat kabur, juga dipaksa latihan saat temantemannya istirahat tidur.

"Disuruh latihan, dipukuli gitu. Saya tidak tahan. Jam satu malam nekat kabur," tambahnya.

Vivi ketika itu menembus gelapnya hutan untuk bisa kabur dari rumah Frans.

Ia baru bisa keluar hutan saat waktu memasuki salat Subuh.

"Ada yang nolongin karena ada yang kenal saya. Orang itu kerja di restoran Taman Safari," urai Vivi.

Singkat cerita, Vivi selama tiga hari tinggal sementara di rumah orang tersebut.

Ia kala itu berpikiran tidak bisa tinggal terus di lokasi tersebut.

Vivi takut jika keberadaannya diketahui dan ditangkap kembali.

Saat hendak keluar rumah, sudah ada sekuriti Taman Safari yang siap mengamankan dia.

"Saya dibawa ikut pulang. Pas sampai pos sekuriti. Tidak lama saya dijemput Pak Frans bersama istrinya."

"Di jalan saya sudah dipukul, ditampar oleh Pak Frans. Saya sudah gemetaran," kata Vivi.

Vivi mengaku sampai di rumah, ia diseret dari dalam mobil oleh Frans untuk dibawa ke kantor.

Frans kemudian mengambil alat setrum untuk melukai Vivi.

"Terus saya disetrumin badan saya badan. Saya disetrum sampai ke dia nyodoknyodok ke alat kemaluan saya," katanya, sambil meneteskan air mata.

Vivi melanjutkan, penyiksaan yang ia terima tidak berhenti di situ.

Ia lalu dipukuli hingga sempat dipasung selama dua minggu lamanya.

Singkat cerita, Vivi dilepas dan kembali menjadi pemain sirkus.

Vivi yang tidak tahan dengan kondisinya memutuskan kabur untuk kedua kalinya.

Ia meminta bantuan guru silatnya yang kebetulan juga bekerja di Taman Safari. 

Vivi kemudian dibawa ke Semarang dan menikah dengan guru silatnya.

Bantahan OCI dan TSI

Founder Oriental Circus Indonesia (OCI) sekaligus Komisaris TSI, Tony Sumampau, mengaku akan membawa kasus tuduhan dugaan praktik eksploitasi ke ranah hukum.

Pihaknya mengklaim tidak pernah melakukan praktik eksploitasi, perbudakan, dan penyiksaan terhadap para pemain sirkus di bawah naungan OCI. 

Ia menegaskan, proses latihan di sirkus memang memerlukan kedisiplinan tinggi yang kerap kali melibatkan tindakan tegas, tetapi ia menyebut hal tersebut wajar dalam dunia olahraga dan bukan bentuk kekerasan yang disengaja. 

Betul, pendisiplinan itu kan dalam pelatihan ya, pasti ada. Saya harus akui. Cuma kalau sampai dipukul pakai besi, itu nggak mungkin," ujar Tony saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/4/2025). 

"Kalau mereka luka, justru nggak bisa tampil atraksi," ujarnya. 

"Kalau dibilang penyiksaan, ya itu membuat sensasi saja. Supaya orang yang dengar jadi kaget, serius gitu ya. Kalau benarbenar seperti itu, ya tidak masuk akal," ujarnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Tony juga menjelaskan metode pelatihan di dunia sirkus, termasuk di OCI, tidak jauh berbeda dengan standar pelatihan di cabang olahraga lain, seperti senam atau bela diri. 

Tony Sumampau, akan melakukan upaya hukum atas tudingan eksploitasi dan pemerasan yang dilayangkan terhadap pihaknya. 

Tony menegaskan, pihaknya justru mencium adanya provokator yang diduga sengaja menggiring mantan pemain sirkus untuk membuat narasi negatif. 

"Ya, di belakang semua ini memang ada sosok provokator yang memprovokasi mereka. Kita sudah tahu siapa, karena sebelumnya juga dia sempat minta sesuatu kepada kami," ujar Tony, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/4/2025). 

Tony menyebut, pihaknya tidak berniat memperkarakan para mantan pemain sirkus, yang disebutnya sudah seperti anak sendiri. 

Namun, berbeda dengan "aktor" yang berada di balik tuduhan tersebut. 

"Kalau anakanak, ya kasihan. Tapi, kalau provokatornya, itu lain cerita. Kita sedang mengupayakan langkah hukum terhadap pihak yang memanfaatkan mereka," kata Tony. 

Menurut Tony, pihaknya telah mengantongi buktibukti terkait dugaan adanya upaya pemerasan yang sempat menuntut angka hingga lebih dari Rp 3,1 miliar.

Namun, Tony menegaskan bahwa dari awal pihaknya memilih diam agar tidak melukai perasaan mantan anak didiknya. 

"Kita memang tidak merespons, karena mau lihat siapa dalangnya. Anakanak itu hanya ‘alat’. Kita enggak mau cederai mereka. Tapi, siapa yang ada di belakang ini, ya itu yang jadi perhatian kami," ungkap Tony. 

Tony mengaku, sebagian bukti sudah dikantongi, meskipun dengan beberapa korban ia belum sempat bertemu langsung. 

"Sebagian bukti sudah ada. Kalau mereka (anakanak) yang kemarin itu, saya belum pernah ketemu lagi. Mungkin karena merasa malu setelah ramai bicara seperti ini," ujar dia. 

Baca Lebih Lanjut
6 Fakta Dugaan Eksploitasi Pemain Sirkus OCI Taman Safari: Kisah Korban, Bantahan Pihak TSI
Tribunnews
Isak Tangis Para Pemain Sirkus OCI Taman Safari: Dirantai, Disetrum, hingga Dipisahkan dengan Anak
Joanita Ary
Cerita Mantan Pemain Sirkus Taman Safari yang Diperlakukan Bak Binatang, Tuntun Keadilan Sejak 1997
Rr Dewi Kartika H
Kronologi Eks Pemain Sirkus Taman Safari Ngaku Disiksa hingga Dikurung di Kandang Macan, Begini Curhatannya
Widy Hastuti Chasanah
Sisi Gelap Sirkus Taman Safari, Pemain Pernah Dipaksa Makan Kotoran Gajah hingga Disetrum
Siti M
Taman Safari Buka Asal Usul Eks Pemain Sirkus OCI dari Panti Asuhan di Kalijodo
Detik
Taman Safari Bicara soal Tuntutan Ganti Rugi dan Asal-usul Eks Pemain Sirkus OCI
Detik
Taman Safari Respon soal Aduan Eksploitasi Mantan Pemain Sirkus yang Diduga Disiksa dan Dirantai
Joanita Ary
Dituntut Rp3,1 M Dugaan Eksploitasi, Taman Safari Tempuh Jalur Hukum, Yakin Ada Provokator
Tribunnews
Macan kumbang dari Banten jalani observasi di Taman Safari Bogor
Antaranews