WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Nasib pilu menimpa Panji Setiaji, seorang mantan guru honorer SD di Babakan Selakaso, Jawa Barat, yang sempat viral beberapa waktu lalu karena mengenakan sepatu bolong.
Panji diketahui tidak bisa membeli sepatu karena honornya hanya sebesar Rp 300 ribu perbulan.
Panji ternyata harus kehilangan pekerjaannya dan tertipu program umrah gratis hingga merugi lima juta rupiah.
Kisahnya menjadi perhatian Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang bertemu langsung dengan Panji dalam sebuah pertemuan yang terekam di akun Instagram resmi @dedimulyadi71.
Panji sebelumnya sempat viral karena mengajar dengan kondisi sepatu bolong.
Saat itu, ia masih aktif sebagai guru kelas 4 SD dengan gaji honorer sebesar Rp 300.000 per bulan.
“Saya cuma punya satu sepatu, Pak, itu juga bolong di bagian bawah. Tapi masih bisa dipakai,” ujar Panji sambil menahan tangis saat menyampaikan kisahnya kepada Dedi Mulyadi.
Namun, masa kerjanya tak berlangsung lama.
Ia diberhentikan setelah satu tahun enam bulan mengajar karena tidak memenuhi syarat sebagai tenaga pendidik sesuai aturan terbaru.
“Jadi guru sekarang harus sarjana pendidikan, sementara saya lulusan D3 Manajemen Informatika,” jelas Panji.
Kisah getirnya tak berhenti di situ.
Setelah sempat viral, Panji mendapat tawaran umrah gratis dari sebuah biro perjalanan di Surabaya.
Namun setahun kemudian, pihak travel meminta tambahan biaya sebesar lima juta rupiah.
Uang itu sudah disetorkan, bahkan Panji sudah menjalani manasik dan vaksinasi meningitis.
Sayangnya, keberangkatan tak kunjung terjadi hingga lima tahun berlalu.
“Lima juta hilang, Pak. Umrah nggak jadi, kerja juga nggak ada,” keluh Panji.
Kini, Panji berjualan keliling.
Bersama sang ibu dan adik, ia memproduksi sendiri dagangan untuk menghidupi keluarga.
Gubernur Dedi Mulyadi yang mendengar langsung kisah ini tak tinggal diam.
Meski mengaku belum bisa memberikan janji besar, ia langsung memberikan bantuan konkrit.
“Saya belum bisa janjikan apapun. Tapi uang yang ketipu itu, saya ganti. Itu dulu ya. Buat modal jualan, dipakai dengan baik,” ujar Dedi menenangkan.
Ia menegaskan bahwa yang terpenting saat ini adalah melakukan sesuatu yang bisa langsung membantu Panji bangkit kembali.
“Saya harus lakukan yang bisa saya lakukan dulu,” pungkasnya.
Panji pun menyambut bantuan itu dengan penuh haru dan bertekad untuk tetap berdagang sambil menunggu peluang mengajar kembali terbuka di masa depan.