TRIBUNSUMSEL.COM -- Permintaan maaf dilayangkan gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait gaya kepemimpinannya bikin heboh.

Hal ini KDM sampaikan dalam unggahan media sosialnya, Minggu (13/4/2025) yang diberi caption: "Maafkan kalau saya selalu bikin kegaduhan."

Dedi mengakui bahwa tindakan-tindakannya sebagai pemimpin di Jawa Barat memang tidak disukai oleh sebagian orang.

Namun di sisi lain memang ada pula orang yang merasa puas dengan tindakannya saat mengatasi suatu permasalahan warga.

"Untuk seluruh masyarkat jawa barat saya menyampaikan permohonan maaf apabila saya setiap hari membuat kegaduhan dengan berbagai langkah dan kebijakan dan tentunya banyak yang tidak menyukainya," kata Dedi Mulyadi melansir Tribunnewsbogor.com.

KLARIFIKASI DANA BANTUAN DISUNAT. Momen (tengah) Dedi Mulyadi mempertemukan Eman, sopir angkot Puncak(kanan) korban bantuan disunat dengan Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih (kiri). Senin (7/4/2025) malam. Emen mengungkapkan, yang memotong atau meminta uang bantuan sopir angkot Puncak Rp200 ribu adalah Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU), bukan Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih
KLARIFIKASI DANA BANTUAN DISUNAT. Momen (tengah) Dedi Mulyadi mempertemukan Eman, sopir angkot Puncak(kanan) korban bantuan disunat dengan Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih (kiri).
Senin (7/4/2025) malam. Emen mengungkapkan, yang memotong atau meminta uang bantuan sopir angkot Puncak Rp200 ribu adalah Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU), bukan Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih (ig/dedimulyadi71)

KDM mengatakan bahwa memang banyak yang sudah secara terbuka menyampaikan kritikan terhadap kebijakannya.

Meski begitu, Dedi mengaku menerima kritikan itu dengan baik.

"Banyak yang mereka secara terbuka melakukan otokritik," kata KDM.

"Dan saya menerima autokritik itu dengan baik, karena sahabat yang baik adalah sahabat yang mengingatkan," sambung dia.

Beberapa kritikan ini diantaranya disampaikan dalam debat suatu acara televisi.

Dedi Mulyadi dinilai ketika bertindak tegas terkesan buru-buru atau langsung sehingga prosedur dan aturan saat bertindak menjadi pertanyaan.

Namun di sisi lain, menurut Dedi, banyak juga warga yang merasa puas akan tindakan dan gebrakannya itu.

"Tetapi juga banyak publik yang punya harapan terpuaskan," kata KDM.

Dedi mengakui bahwa ketika dirinya menjadi memimpin di Jawa Barat, dia berada di antara dua pihak.

Yaitu di antara pihak yang senang dan tidak senang.

"Saya jadi pemimpin hidup di antara dua, yang suka dan tidak suka, yang menyetujui dan yang tidak menyetujui," kata Dedi.

"Dan keduanya adalah warga saya, warga Jawa Barat, meski pun sekarang yang berkomentar bukan rakyat Jawa Barat saja," sambung KDM.

Namun itu, kata Dedi, adalah hak setiap orang.

Apalagi sekarang yang sudah memasuki era digital dan media sosial.

"Itu hak setiap orang karena eranya sudah digital, era media sosial, setiap kegiatan bisa dilihat oleh warga seluruh dunia, yang penting apa yang kita lakukan bermanfaat," katanya.

Dia pun mengajak agar semua itu tidak berprasangka buruk agar hidup tenang.

"Ayo kita semangat hidup, jangan berprasangka buruk, berprasangka lah baik agar hati kita tenang, tentram, dan bahagia," ungkapnya.

(*)

Baca Lebih Lanjut
Sempat Disentil Menteri Pariwisata, Dedi Mulyadi Minta Maaf seusai Marahi Pegawai Hibisc Puncak
Redaksi
Akan Temui Hari Ini, Lucky Hakim Tegaskan Sudah WA Dedi Mulyadi usai Disindir soal Liburan ke Jepang
Tribunnews
Dedi Mulyadi: Bahagiakan Anak Tidak Mesti ke Jepang
Detik
Dianggap Bikin Macet, Dedi Mulyadi Hentikan Aksi Minta Sumbangan untuk Masjid di Jalan Sukabumi
Redaksi
Dedi Mulyadi Mendadak Ditelepon Gubernur Jateng hingga Banten Gegara Hapus Tunggakan Pajak Kendaraan
Ramadhan Aji
Alasan Dedi Mulyadi Terus Melarang Study Tour Meski Menteri Memperbolehkan dengan Catatan
Redaksi
Dedi Mulyadi Bergerak ke Cianjur, Mau Tata Bangunan di Jalur Puncak
Detik
Disentil Dedi Mulyadi, Lucky Hakim Akui Salah Tak Izin Liburan ke Jepang, Janji akan Temui Gubernur
Redaksi
Kronologi Lucky Hakim Pergi ke Jepang Tanpa Izin, Ngaku Tak Teliti Baca Aturan Kepala Daerah
Ulfa Lutfia Hidayati
Alasan Dedi Mulyadi Semprot Eks Pegawai Hibisc yang Minta THR: Nggak Suka Orang yang Berlagak
Redaksi