TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Suasana poli bedah RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara lebih ramai dari biasa, Sabtu (12/4/2025).
Ruang operasi terlihat lebih sibuk.
Puluhan pasien menjalani tindakan operasi mata di hari yang sama.
Satu persatu pasien yang selesai operasi keluar dengan mata diperban.
Giarto, warga Desa Pejawaran, Kecamatan Pejawaran di antaranya.
Meski satu matanya tertutup dan belum bisa memandang, pria lanjut usia itu tampak lega.
Asa bisa melihat kembali secara normal sebentar lagi terwujud.
Giarto sudah 2 tahun mengalami gangguan penglihatan.
Pandangannya kabur karena lensa matanya berawan.
Dia menderita katarak namun tak bisa berbuat banyak.
Bayangan biaya operasi yang mahal membuatnya bertahun-tahun harus bersabar.
"Ingin operasi dulu tapi kendala biaya," katanya.
Mata jadi organ vital untuk menunjang kehidupan.
Dia tak bisa bekerja maksimal karena semua benda terlihat samar.
Kabar adanya bakti sosial operasi katarak dan pengobatan gratis yang digelar PT Erlangga Edi Laboratories (PT Erela), bekerja sama dengan RSUD Hj Anna Lasmanah dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) membuat harapannya kembali tumbuh.
Giarto tak menyiakan kesempatan itu.
Dia bergegas mendaftar agar mendapat kuota untuk operasi.
Giarto yang datang didampingi keluarganya menjadi salah satu peserta operasi katarak.
Ia berharap bisa melihat normal kembali seusai menjalani tindakan ini.
"Saya senang dan berharap bisa sehat kembali," katanya.
Direktur PT Erela Andreas Harjanto mengatakan, pihaknya terpanggil untuk lebih peduli terhadap kesehatan mata masyarakat.
Mata adalah anugerah dari Tuhan untuk menunjang kehidupan manusia.
Tapi karena katarak, produktivitas masyarakat jadi terganggu.
Dia melihat banyak warga usia produktif yang terkena katarak.
Yang ingin ditekankan pihaknya, katarak bisa disembuhkan.
Bakti sosial operasi katarak adalah komitmen pihaknya untuk membantu masyarakat penderita katarak, khususnya dari golongan tidak mampu, agar bisa melihat dan beraktivitas normal kembali.
"Masyarakat tidak usah takut."
"Selesai operasi bisa lihat dengan jelas lagi," katanya.
Dia mengatakan, bakti sosial operasi katarak di Banjarnegara bukan yang pertama kali digelar pihaknya.
Bakti sosial ini rutin dilakukan tiap tahun.
Sebelumnya, pihaknya juga mengadakan acara serupa di beberapa daerah lain di antaranya di RSUD Dabo Singkep Kepulauan Riau, RSU Serukam Kalimantan Barat, kemudian di Depok Jawa Barat dan Kabupaten Brebes.
Total sudah 310 mata berhasil dilakukan operasi katarak tahun ini.
Selain operasi katarak, di kesempatan sama juga digelar pengobatan gratis di RSUD Hj Anna Lasmanah.
Ratusan warga antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Mereka yang datang dengan berbagai keluhan rela antre agar bisa memanfaatkan kesempatan itu.
Dari loket pendaftaran, para pasien diarahkan ke loket pemeriksaan kesehatan meliputi cek tensi, pemeriksaan laborat, hingga dokter umum.
Setelah diperiksa, para pasien diberi obat sesuai resep dokter yang memeriksanya tanpa dipungut biaya.
Bupati Banjarnegara Amalia Desiana dan Wakil Bupati Wahid Jumali berkesempatan meninjau bakti sosial operasi katarak dan pengobatan gratis di RSUD Hj Anna Lasmanah pada Sabtu (12/4/2025).
Bupati dan Wakilnya bahkan melihat langsung pelaksanaan operasi katarak pasien di ruang operasi dan memberikan apresiasi kepada pihak penyelenggara baksos.
“Kami merasa terbantu sekali dengan terpilihnya Banjarnegara sebagai tempat bakti sosial operasi katarak."
"Mudah-mudahan yang hari ini belum tertangani bisa dilakukan secara regular,” katanya.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada PT Erela dan Perdami atas terselenggaranya kegiatan ini.
Ia berharap kegiatan serupa sering dilaksanakan di Banjarnegara, tidak hanya pada program 100 hari Bupati, namun bisa dilaksanakan setiap tahun di Kabupaten Banjarnegara.
Bupati Amalia juga siap memberikan fasilitas kemudahan agar mudah dalam koordinasi dengan semua pihak yang berkaitan untuk penyelenggaraan kegiatan semacam ini.
“Kegiatan seperti ini tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat."
"Mudah-mudahan bisa terus memberikan kontribusi kepada kesehatan Banjarnegara, khususnya bagi masyarakat yang mengalami gangguan penglihatan akibat katarak," katanya.
dr Riskha Pangestika, dokter spesialis mata dari Perdami menekankan pentingnya menjaga kesehatan mata.
Dia mengungkapkan, 80 persen penyebab utama kebutaan adalah katarak.
Padahal katarak bisa dicegah dan ditangani dengan tindakan operasi.
Ia pun berharap bisa bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menggelar kegiatan semacam ini dan memberi manfaat bagi masyarakat luas.
Ia juga berharap setiap tindakan operasi yang dilakukan mendapat hasil yang memuaskan.
"Apabila bisa melihat kembali, mereka bisa produktif lagi," katanya. (*)