TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Magetan - Jasad perempuan yang ditemukan dalam kondisi tertindih sepeda motor di selokan Jalan Raya Sarangan–Cemorosewu, tepatnya di Tikungan Lawu Green Forest, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Sabtu (12/4/2025), ternyata adalah mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Jenazah telah dibawa ke RSUD Dr Sayidiman untuk dilakukan autopsi. Berdasarkan hasil identifikasi awal dan keterangan dari keluarga, korban diketahui bernama Sheila Amalia Cristanti (21), warga Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun. Mahasiswi UGM Yogyakarta itu telah dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak tiga minggu lalu, menjelang Hari Raya Idulfitri.
“Informasi awal diperoleh dari media sosial. Keluarga korban yang melihat unggahan terkait penemuan jenazah segera menuju rumah sakit untuk memastikan langsung,” ujar Kapolsek Plaosan, AKP Joko Yuhono, saat ditemui awak media.
Suasana haru mewarnai proses autopsi jenazah. Tangis keluarga pecah saat mereka keluar dari ruang Instalasi Pemulasaran Jenazah RSUD dr. Sayidiman, Sabtu (12/4/2025), setelah memastikan identitas korban.
Menurut Joko, proses identifikasi sempat terkendala karena kondisi jenazah yang sudah membusuk. Namun, beberapa ciri khas berhasil membantu keluarga memastikan bahwa jenazah tersebut adalah Sheila.
“Setelah dilakukan pemeriksaan lebih dalam, ditemukan sejumlah ciri fisik yang dikenali oleh pihak keluarga, seperti behel di gigi korban, gelang di tangan, serta pakaian yang dikenakannya,” jelasnya.
Ayah kandung korban turut hadir dalam proses identifikasi dan menjadi orang pertama yang memastikan identitas putrinya.
“Meski kondisinya sudah tidak bisa dikenali secara langsung, ayah korban mengenali beberapa tanda khas tersebut, yang kemudian memperkuat dugaan bahwa jenazah itu memang anaknya,” imbuh AKP Joko.
Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki penyebab pasti kematian korban. Proses autopsi dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut apakah terdapat unsur kekerasan atau tindak pidana lain dalam kasus ini.
(Febrianto Ramadani/TribunJatimTimur.com)
“Meski kondisinya sudah tidak bisa dikenali secara langsung, ayah korban mengenali beberapa tanda khas tersebut, yang kemudian memperkuat dugaan bahwa jenazah itu memang anaknya,” imbuh AKP Joko.Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki penyebab pasti kematian korban. Proses autopsi dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut apakah terdapat unsur kekerasan atau tindak pidana lain dalam kasus ini.
(Febrianto Ramadani/TribunJatimTimur.com)