TRIBUNJATENG.COM -- Dunia voli dibuat terbelalak. Bukan karena reli panjang atau smes mematikan.

Tapi karena keberanian seorang ibu yang membawa dua nyawa ke dalam medan kompetisi.

Di tengah hingar-bingar play-off Liga Voli Brasil, publik disuguhkan pemandangan tak biasa—setter veteran Fluminense, Priscila Oliveira Heldes, tetap bermain meski sedang hamil lima bulan.

Ya, hamil lima bulan. Tapi alih-alih duduk di bangku cadangan atau mengambil cuti panjang, Pri Heldes memilih tetap turun ke lapangan.

Tak sekadar simbolik, ia benar-benar memainkan perannya sebagai pengatur serangan tim dengan performa solid dan visi permainan yang tajam.

Saat Fluminense menghadapi kekuatan penuh Sesi Bauru—yang dihuni nama-nama besar seperti Danielle Lins, Leia Siva, dan Mayhara Francini—Heldes tetap berdiri di garis depan.

Pertandingan yang berlangsung Sabtu (12/4/2025) dini hari WIB itu memang berakhir dengan kekalahan Fluminense 1-3, sekaligus menutup perjalanan mereka di babak play-off.

Tapi sorotan utama tak tertuju pada skor.

Melainkan pada satu sosok yang menjungkirbalikkan batasan dalam olahraga: Pri Heldes dan janin kecil yang ikut merasakan atmosfer laga profesional.

Media internasional ikut terpukau. MaviKadin dari Turki menuliskan, "Keputusan berani Heldes ini berdampak besar tidak hanya pada dunia olahraga tetapi juga di seluruh dunia.

" Momen tersebut viral, menembus batas negara dan membuka diskusi global: apakah kehamilan adalah batas, atau justru kekuatan tersembunyi?

Tak pelak, keputusan Heldes menuai pro dan kontra.

Ada yang memuji keberanian dan ketangguhannya, ada pula yang mempertanyakan risiko yang diambil.

Meski begitu, klub dan otoritas liga menegaskan bahwa keikutsertaannya telah melalui pengawasan medis ketat, sesuai standar tinggi Liga Voli Brasil.

Pri Heldes sendiri bukan nama baru. Setter kelahiran 27 Maret 1992 ini telah melanglang buana di berbagai klub papan atas Brasil.

Meski belum pernah membela timnas senior, kontribusinya di level klub tak bisa disepelekan. Kali ini, ia tidak hanya mengatur strategi di lapangan, tapi juga menginspirasi ribuan wanita: bahwa tubuh perempuan bisa tetap tangguh, bahkan saat sedang menciptakan kehidupan baru.

Di tengah derasnya kritik dan pujian, satu hal yang pasti: momen ini akan dikenang bukan hanya sebagai kisah dalam statistik musim 2024/2025, tapi sebagai bukti bahwa semangat tak mengenal batas, bahkan batas biologis sekalipun.