TRIBUNSOLO.COM - Aktris dan produser ternama Prilly Latuconsina memberikan dukungan penuh kepada kekasihnya, Omara Esteghlal, yang tampil memukau dalam film terbaru bertajuk Pengepungan di Bukit Duri.
Melalui unggahan Instagram yang menyentuh hati, Prilly tidak hanya mengapresiasi performa sang kekasih, tetapi juga memuji film tersebut sebagai karya sinematik yang berani dan penuh makna.
Pengepungan di Bukit Duri adalah film drama yang berlatar di Indonesia tahun 2027, dibintangi oleh Omara Esteghlal dan Morgan Oey.
Film ini disutradarai oleh Joko Anwar, sosok sineas yang dikenal kerap mengangkat tema-tema sosial yang mendalam.
Dengan pendekatan humanis dan narasi yang tajam, film ini tidak ragu menggali luka-luka sosial yang selama ini sering diabaikan.
Dalam unggahannya, Prilly mengungkapkan betapa kuatnya kesan yang ditinggalkan film ini. Ia menyebut film tersebut sebagai pengalaman emosional yang penuh kejutan, membuat penonton terombang-ambing dalam kompleksitas karakter dan konflik yang dihadirkan.
“Rasanya seperti naik roller coaster! penuh kejutan, sesak, tapi juga menghangatkan. Dan di akhir film, kita justru disambut oleh sesuatu yang tak terduga, membekas lama setelah layar gelap,” tulis Prilly di postingan Instagram-nya, Jumat (11/4/2025).
Tidak hanya terkesan oleh filmnya, Prilly juga menyampaikan rasa bangga yang mendalam untuk Omara Esteghlal. Dalam kata-kata yang manis dan penuh cinta, ia menulis:
“Watching you shine is my favorite view. Secara pribadi, aku ingin menyampaikan rasa bangga yang luar biasa untuk @omara.esteghlal pacarku, yang tampil dengan begitu kuat dan memikat.
Pengepungan di Bukit Duri dijadwalkan tayang di bioskop mulai 17 April 2025.
Film ini bukan hanya menjanjikan tontonan yang memikat dari segi visual dan akting, tetapi juga menyuguhkan pesan yang mendalam dan relevan dengan kondisi sosial.
Sebagaimana ditulis Prilly, Pengepungan di Bukit Duri bukan sekadar film untuk ditonton, tetapi untuk dirasakan.
(*)
Pengepungan di Bukit Duri dijadwalkan tayang di bioskop mulai 17 April 2025.
Film ini bukan hanya menjanjikan tontonan yang memikat dari segi visual dan akting, tetapi juga menyuguhkan pesan yang mendalam dan relevan dengan kondisi sosial.
Sebagaimana ditulis Prilly, Pengepungan di Bukit Duri bukan sekadar film untuk ditonton, tetapi untuk dirasakan.
(*)