BANGKAPOS.COM -- Inilah bacaan niat doa bayar utang puasa Ramadhan 1446 H.
Bagaimana jika digabung dengan puasa sunnah Senin Kamis?
Puasa syawal termasuk puasa Sunnah yang dikerjakan selama enam hari di bulan Syawal.
Ustaz Abdul Somad pun memberikan penjelasan perikah mana yang mesti didahulukan.
Dalam video di kanal YouTube Taman Surga Net yang diunggah pada 14 Juni 2018, Ustaz Abdul Somad menjelaskan bahwa diutamakan terlebih dahulu adalah membayar utang puasa Ramadhan.
"Ibu-ibu yang punya utang puasa 7 hari, maka harus dibayar dahulu baru puasa Syawal 6 hari," kata Ustaz Abdul Somad.
Dia melanjutkan bahwa seseorang bisa mengganti puasa di bulan Syawal apabila orang tersebut tidak kuat mengganti utang puasa dan puasa sunnah.
"Ibu-ibu kalau tidak kuat mengganti utang puasa dan puasa sunnah syawal maka cukup mengganti puasa di bulan Syawal, maka ibu puasa qadha di bulan syawal," kata Ustaz Somad yang akrab disapa UAS.
"Maka otomatis pahalanya seperti puasa sunnah syawal, niatnya cuma satu, niatnya satu, saya niat puasa qadha besok hari lillahi ta'ala," lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Abdul Somad mengatakan jika mengganti utang puasa di hari Senin, maka puasanya mendapat 3 pahala sekaligus.
Yaitu puasa sunnah Senin-Kamis, puasa Syawal dan puasa penggantinya lunas.
Puasa dengan ketentuan seperti itu berlaku baik untuk laki-laki maupun perempuan.
Seperti dijelaskan oleh Ustaz Abdul Somad di kanal YouTube Kun Ma Alloh, puasa ganti Ramadhan atau puasa qadha wajib bagi umat muslim yang sudah baligh dan memiliki utang puasa.
Melakukan puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib, sehingga yang berhalangan harus melakukan puasa qadha.
Misalnya orang yang sakit sehingga harus membatalkan puasa dan masih bisa membayar setelah bulan Ramadhan usai.
Ataupun bagi wanita yang sedang menstruasi juga harus membayar puasa qadha sebelum Ramadhan kini.
Kewajiban untuk mengganti puasa Ramadan ini tertuang dalam surat Al Baqarah ayat 183-184 yang artinya sebagai berikut.
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak ber puasa) membayar fidyah, (yaitu), memberi makan seorang miskin.
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya.
Dan ber puasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (Al-Baqarah: 183-184).
Dalam ayat tersebut juga disebutkan ada dua alternatif untuk membayar puasa utang Ramadhan.
Yakni dengan melakukan puasa qadha atau membayar fidyah sesuai jumlah utang puasa dengan ketentuan berikut:
Ustaz Abdul Somad menganjurkan agar selesaikan dulu utang puasa atau puasa qadha sebelum bulan Ramadhan tiba.
Sapaan UAS tersebut pun menjelaskan puasa qadha atau puasa ganti Ramadhan bagi yang berutang karena berhalangan?
Puasa Qadha
Menurut Ustaz Abdul Somad, cara membayarnya ada dua, yaitu berpuasa ganti atau qadha dan membayar fidyah.
"Kalau mau puasa qadha, ucapkan niatnya nawaitu shouma qadha dan ber puasalah seperti biasa.
Bagi yang tak sanggup berpuasa, maka bisa membayarnya dengan cara fidyah, yaitu memberi makan fakir miskin selama jumlah hari utang puasanya," bebernya.
Bagi yang ingin membayarnya dengan cara ber puasa bisa melakukan puasa seperti halnya orang ber puasa, yaitu mengucapkan niat puasa qodho, bersahur, tidak makan dan minum dari waktu salat subuh hingga magrib lalu berbuka.
Inilah niat puasa qadha Ramadhan di hari Senin atau Kamis menurut Ustaz Abdul Somad.
"Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha’I fardhi syahri Ramadhana lillahi ta‘ala," kata sapaan UAS tersebut
Artinya: "Aku berniat untuk meng-qadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT," lanjutnya.
Membayar Fidyah
Jika dalam keseharian masih belum bisa membayar utang dengan puasa qadha, ada alternatif lain yakni membayar fidyah.
Fidyah adalah memberi makan orang miskin seharga apa yang ia makan sehari-hari.
Namun, jika tidak bisa memberikan makanan bisa menggantinya dengan uang tunai.
(Bangkapos.com/Widodo)