Jakarta (ANTARA) — Paranoid adalah gangguan mental yang ditandai dengan rasa tidak percaya dan curiga yang berlebihan terhadap orang lain tanpa alasan yang jelas. Prevalensi gangguan kepribadian paranoid berkisar antara 0,5% hingga 4,5% dari populasi umum. Gangguan ini lebih umum terjadi pada pria daripada wanita.
Berikut adalah beberapa faktor utama penyebab terjadinya gangguan kepribadian paranoid yang perlu diperhatikan meliputi:
1.
Faktor genetik atau riwayat keluarga
Orang dengan riwayat keluarga yang menderita skizofrenia atau gangguan kepribadian lainnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan kerabat dekat yang memiliki gangguan kepribadian paranoid memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan kondisi serupa.
2.
Pengalaman masa kecil yang buruk
Pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan, seperti diabaikan secara emosi, fisik, atau mengalami kemarahan orang tua yang ekstrem, dapat menjadi penyebab munculnya gangguan ini. Anak-anak yang mengalami pengabaian atau penelantaran seringkali mengembangkan pola pikir yang curiga dan tidak percaya pada orang lain karena merasa tidak aman atau tidak dipercaya.
3. Pola asuh orang tua
Pola asuh yang tidak menumbuhkan rasa percaya antara anak dan orang lain dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan ini. Orang tua yang terlalu protektif atau kontrol dapat membuat anak merasa tidak aman dan kurang percaya diri, yang kemudian berkembang menjadi rasa curiga terhadap orang lain.
4. Trauma usia dewasa
Trauma yang dialami pada usia dewasa, seperti kehilangan pekerjaan, perceraian, atau kehilangan orang yang dicintai, juga dapat memicu gejala paranoid pada beberapa orang. Hal ini terutama terjadi jika individu tersebut memiliki kerentanan sebelumnya terhadap gangguan kepribadian paranoid.
5. Faktor sosial dan budaya
Lingkungan sosial dan budaya juga memainkan peran dalam pembentukan pola pikir paranoid. Misalnya, hidup dalam masyarakat yang sangat kompetitif atau memiliki tekanan sosial yang tinggi dapat meningkatkan rasa curiga dan ketidakpercayaan terhadap orang lain.
PAFI telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab gangguan kepribadian paranoid yang terjadi pada remaja hingga orang dewasa. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala gangguan kepribadian paranoid serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
1. Obat antipsikosis atipikal
Obat antipsikosis atipikal seperti risperidone, quetiapine, olanzapine, clozapine, dan ziprasidone bekerja dengan mengendalikan kadar serotonin dan dopamin di otak. Obat-obatan ini dapat membantu menekan gejala paranoid, terutama jika gejala tersebut berat atau menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sehari-hari seperti delusi atau halusinasi.
2. Obat antipsikotik konvensional
Obat antipsikosis konvensional seperti thioridazine dan haloperidol bekerja dengan menghambat dopamin di otak, yang dapat mengurangi gejala delusi dan agitasi.
3. Obat antidepresan
Baca Lebih Lanjut
Kenyangkan Perutmu Baru Kenyangkan Perut Orang Lain
Syarif Yunus
Mengatasi Speech Delay pada Anak: Penyebab, Tanda, dan Cara Mengatasinya
Timesindonesia
Kenali OCD, gangguan kesehatan mental dengan prevalensi 2% di seluruh dunia
Antaranews
Tips Menjaga Anak Tetap Sehat di Musim Pancaroba
Poetri Hanzani
Jangan Dipaksa, Kenali Tanda Tubuh Perlu Istirahat Saat Mudik
Visi News
NewJeans Ungkap Alasan Hiatus: Ini Keputusan Kami, Bukan Pengaruh Orang Lain
KumparanK-POP
Heboh Wanita Tangannya Besar Sebelah Sejak Kecil, Ternyata Idap Kondisi Langka Ini
Detik
Asah Otak Sulit Terbaru, Hanya 1% Orang yang Bisa Menjawabnya
Detik
5 Shio yang Hobinya Selingkuh, Gampang Bosan dan Suka Kebebasan Berakibat Fatal
Irene Cynthia
Cara Download Status WhatsApp Orang Lain dengan Mudah
Novina Putri Bestari