TIMESINDONESIA, MALANG – Lebaran sebentar lagi. Anda tentu mulai bersiap mudik lebaran, pulang kampung. Mobil dan sepeda motor mulai disiapkan untuk perjalanan jauh. Salah satu yang harus dikontrol adalah kondisi ban mobil dan sepeda motor Anda. Masih layak jalan atau tidak?
Ban adalah komponen krusial yang langsung bersentuhan dengan jalan, sehingga kondisinya sangat memengaruhi keselamatan, kenyamanan, dan performa kendaraan.
Untuk berjaga agar perjalanan mudik Anda lancar dan selamat sampai tujuan, ada beberapa hal soal ban mobil atau sepeda motor yang perlu diketahui dan dilakukan sebelum menempuh perjalanan jauh:
Untuk Mobil.
Untuk Sepeda Motor. Ban dengan pola kembang yang baik sebaiknya Anda pilih. ban jenis ini bisa untuk menahan air (ban touring atau sport-touring) dan cocok untuk perjalanan jauh. Pastikan ban memiliki daya cengkeram yang baik di berbagai kondisi jalan.
Tekanan angin ban harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan kendaraan.
Periksa tekanan angin saat ban dalam kondisi dingin sebelum Anda memulai perjalanan mudik Anda.
Ban rata-rata memiliki masa pakai sekitar 3-5 tahun. Tergantung sejauh apa penggunaan dan penyimpanannya. Jangan lupa periksa tanggal produksi ban yang tertera pada kode DOT (Department of Transportation) di sisi ban. Kode itu bisa menunjukkan umur ban Anda.
Sangat, sangat dan sangat direkomendasikan, hindari menggunakan ban yang sudah melebihi batas umur atau ban yang terlihat retak-retak.
Pastikan ban mampu menahan beban kendaraan beserta penumpang dan barang bawaan. Overload dapat menyebabkan ban overheat dan berisiko pecah.
Lihat ketebalan tapak ban Anda. Pastikan ketebalan tapak ban masih dalam batas aman (minimal 1,6 mm untuk mobil dan 0,8 mm untuk sepeda motor). Gunakan alat pengukur tread depth atau periksa indikator keausan (TWI) pada ban.
periksa juga retak atau kerusakan ban. Caranya, periksa sisi ban dan tapak ban. Pastikan tidak ada retak, sobekan, atau tonjolan yang berbahaya.
Apakah ada benda asing?. Pastikan ban Anda tidak ada paku, batu, atau benda asing lainnya yang menancap di ban.
Gunakan alat pengukur tekanan angin untuk memastikan ban terisi sesuai rekomendasi pabrikan. Jangan lupa periksa juga tekanan ban cadangan.
Jika memungkinkan, lakukan rotasi ban untuk meratakan keausan. Rotasi ban biasanya dilakukan setiap 5.000-10.000 km.
Pastikan roda sudah dispooring dan balancing untuk menghindari getaran atau ban aus tidak merata.
Pastikan ban cadangan Anda dalam kondisi baik dan tekanan anginnya sesuai. Untuk sepeda motor, dan ini penting: pertimbangkan membawa kit tambal ban darurat.
Jika ketebalan tapak ban Anda sudah mencapai batas minimum (1,6 mm untuk mobil atau 0,8 mm untuk sepeda motor), segera ganti ban. Tapak yang tipis mengurangi daya cengkeram dan meningkatkan risiko aquaplaning.
Retak pada sisi ban atau tapak ban menunjukkan bahwa ban sudah tua atau rusak akibat paparan sinar matahari dan bahan kimia. Segera ganti ban jika retak terlihat parah.
Tonjolan pada sisi ban (biasanya disebut bubble) menunjukkan kerusakan pada struktur dalam ban. Ini sangat berbahaya dan harus segera diganti.
Meskipun tapak ban masih tebal, ban yang sudah berumur lebih dari 5 tahun sebaiknya diganti karena karetnya sudah mengeras dan kehilangan elastisitas. Rata-rata banyak orang yang tidak mau ganti ban yang sudah berumur, alasannya kondisi ban terlihat bagus.
Jika ban sering kehilangan tekanan angin tanpa adanya kebocoran yang terlihat, mungkin ada kerusakan pada velg atau struktur ban. Anda harus periksa ini dan ganti jika diperlukan.
Periksa Ban Anda Secara Berkala. Setiap kali berhenti, periksa kondisi ban, termasuk tekanan angin dan keberadaan benda asing.
Hindari Overload. Jangan membawa beban melebihi kapasitas ban.
Hindari Jalan Berlubang. Jalan berlubang dapat merusak struktur ban dan velg.
Waspada Terhadap Suhu Ban. Jika ban terasa terlalu panas setelah menempuh perjalanan jauh, berhenti dan biarkan ban dingin sebelum melanjutkan perjalanan lagi.
Semoga tips soal ban ini bermanfaat! Selamat mudik Lebaran, tetap waspada di jalan... (*)