TRIBUNJATENG.COM - Kulit buah dan sisa sayur sering kali dibuang begitu saja oleh masyarakat karena dianggap sampah biasa.

Namun, di tangan Indryesti Wukirsari, kulit buah dan sisa sampah sayuran rumah tangga bisa diolah menjadi sabun alami.

Berawal dari coba-coba, Indry kini memiliki usaha pembuatan sabun alami dengan nama Mirtha Natural Beauty.

Ide pembuatan sabun organik dari sisa kulit buah dan sayur ini muncul pada tahun 2019.

Saat itu Indry tertarik untuk belajar membuat Eco Enzyme.

Eco Enzyme sendiri adalah sebuah cairan hasil fermentasi dari campuran buah, sayur dan juga gula.

Kebetulan, Indry juga memiliki usaha jual beli sayur organik di rumahnya, Jalan Cereme 1 no 7 Lamper Tengah, Semarang.

Selain itu, Indry juga resah dengan sisa buah atau sayur yang selalu dihasilkan setiap hari.

Setelah mendapat info dari Facebook, Indri lalu bergabung ke dalam grup pelatihan pembuatan Eco Enzyme.

“Jadi itu salah satu cara untuk mengolah sampah limbah dari dapur rumah tangga supaya dia bermanfaat. 

Ternyata hasil Eco Enzim ini dari penelitinya orang Thailand setelah diteliti itu tidak hanya berdampak pada tanah, air, udara tapi juga bisa dipakai untuk kesehatan gitu, jadi bantu untuk mendetox racun dari dalam tubuh,” ucap Indry kepada Tribunjateng pada Sabtu (22/3/2025).

Selain diajari untuk membuat Eco Enzyme, dalam grup tersebut juga ada pelatihan untuk membuat sabun dari Eco Enzyme.

Indry lalu mencoba membuat sabun untuk keperluan sendiri.

Seiring berjalannya waktu, Indry memberikan produknya kepada saudara dan teman untuk dicoba.

Ternyata, sabun buatan Indry mendapat respon baik dari saudara dan temannya.

“Sebenarnya itu saya bagi-bagi dulu, nih aku bikin cobain, sabunmu tuh bagus loh, di kulit itu bisa lembab, jerawat juga bisa hilang gitu. Kenapa enggak dibikin produksi aja buat dijual, bisa nambah-nambah penghasilan gitu. Ya mulai dari situ ya sudah, berapa temen pesanpesan gitu,” ucap Indry.

Seluruh bahan yang digunakan untuk membuat sabun ini berasal dari bahan alami.

Di antaranya Metil Ester Sulfonat (MES) yang dibuat dari minyak inti sawit.

produk sabun alami indry
SABUN ALAMI - Produk sabun bening produksi Indryesti Wukirsari yang dibuat dari sisa kulit buah dan sisa sayur

Kemudian ditambah dengan Eco Enzyme dari fermentasi kulit buah ataupun sisa sayur.

Ia juga menggunakan Essential oil sebagai pewangi sabun olahannya.

Seperti serai, lavender, daun jeruk, minyak atsiri dan banyak lagi.

Namun ia juga memakai fragrance oil atau pewangi sintetis bagi customer yang menginginkan.

Selain itu, Indry juga memanfaatkan lemak sapi untuk bahan pembuatan sabun.

“Jadi kan ini kan alami gitu, maksudnya dia tidak merusak lingkungan karena surfaktanya kan alami dari minyak kelapa seperti itu. Terus ini dicampur sama Eco Enzym,” 

sabun indry
SABUN ALAMI -Produk sabun produksi Indryesti Wukirsari yang dibuat dari sisa kulit buah dan sisa sayur

Tak hanya membuat sabun  batang untuk mandi, Indry juga membuat sabun cair untuk mencuci piring.

Selain bisa mengurangi sampah rumah tangga, sabun produksi Indry ini juga memiliki beberapa manfaat bagi kulit.

“Ya ini flek saya aja pelan-pelan ilang.  Dari pengalaman beberapa teman itu sangat membantu untuk misalnya ada yang eksema atau ada masalah kulit atau pakai sabun untuk mandi mungkin harus pakai pelembab setiap hari, itu bisa hilang dengan sabun ini,” lanjutnya.

Sebagai pemula, Indry masih mengalami beberapa kendala dalam produksi sabun ini.

Satu di antaranya adalah kelembapan udara.

Jika kelembapan udara tinggi, maka sabun yang ia buat akan mengembun dan kurang estetik saat dikemas.

“Tantangannya? Kalau untuk sabun transparan itu dia kan mengandung bahan yang sifatnya dia itu menyerap kelembaban. Nah kalau kalau kelembaban udara di atas 50 dia akan berkeringat. Jadinya dibungkusnya jadi gak cantik. Sebenarnya gak masalah juga sih kalau mau dipakai gitu tidak masalah. Tapi tampilannya jadi kurang cantik kalau untuk dijual,” 

Oleh sebab itu, ia kini masih melayani pesanan teman dan orang terdekat.

Kendala lain yang dialami adalah beberapa bahan

Untuk harga sabun organik ini berkisar dari Rp 10 ribu hingga Rp 35 ribu.

Sabun ini bisa didapat di Perwil Semarang Jl. Sriwijaya No.29a, RW.2 dan juga di toko bahan organik tempat temannya.

Atau bisa dipesan melalui akun Instagram @mirthanaturalbeauty.

Gabung Rumah BUMN

Indry kini juga sudah menjadi binaan Rumah BUMN Semarang.

Ia bergabung pada tahun 2024 setelah mendapat informasi dari temannya.

“Awal saya pasarkan ini, terus dikasih tahu temen untuk gabung di Rumah BUMN,” 

Ia pun mendapat banyak manfaat setelah bergabung menjadi binaan Rumah BUMN.

Seperti pelatihan tentang desain, keuangan hingga manajemen.

“On the way karena saya masih bikin logo merk masih diperbarui. Rumah BUMN menyediakan training, saya dapat banyak ilmu dari situ. Ini saya baru proses menyediakan label dan packaging,” 

Bahkan produk sabun organik Indry juga sudah lolos kurasi dan layak untuk dipajang di Rumah BUMN.

Namun dirinya masih ingin membenahi logo serta packaging agar lebih cantik.

“Sudah, sebenarnya ia, cuma kendalanya tadi di kelembapan, biar saya tidak dikomplain orang,”

Selain mendapat pelatihan, Indry juga dibantu untuk mengurus NIB, pembuatan QRIS dan pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.

“Ngejar legalitas juga, karena ada temen yang minta buat souvenir hotel.Kalau untuk ke BPOM, Sertfikat halal masih nunggu kuota. Untuk NIB dibantu Rumah BUMN. Pembuatan QRIS.

Saya mau ngajuin KUR BRI, itu juga dibantu oleh Mba Tia.”ucap Indry.

Rencanya, uang pinjaman KUR itu akan ia gunakan untuk membeli Dehumidifier atau alat penyerap kelembapan untuk digunakan dalam proses pembuatan sabun.

Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati mengatakan Rumah BUMN mendukung dan memberikan bantuan kepada UMKM untuk bisa Go Global.

"Rumah BUMN di sini kita memberikan bantuan dimana dengan 4 visi. Go Modern, Go Online, Go Digital dan Go Global. Dimana UMKM diharapkan bisa naik kelas untuk menguasai wilayah nasional. Terutama bisa melangkah pasar ekspor." ucap Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati.

"Kita bantu branding, dimana kadang ada tamu dari dinas,  pejabat BRI, ataupun dari instansi terkait, misal dari kantor pajak. Butuh souvenir atau butuh pendampingan UMKM,"

"BRI menjembatani nanti disitu ketemu buyer, misalkan deal maka diekspor. Produk unggulan dari Rumah BUMN yang sudah ekspor diantaranya adalah Semprong Yuta, Jahe Isna, Batik Warna Alam si Putri dan masih banyak lagi.

Selain itu, pihak BRI juga membawa produk untuk dikenalkan kepada para buyer,"lanjut Tia.
 
Tempat ini juga menyediakan beberapa fasilitas untuk menunjang UMKM naik kelas.

"Untuk fasilitas, di sini mendapat fasilitas pelatihan gratis, modul gratis, pendampingan pada coaching atau materi kelas yang dibutuhkan. Event bazar, program sertifikat halal, legalitas sampai dengan packaging produk gratis dari BRI.

Pelaku UMKM juga bisa menitipkan produk mereka di tempat ini.

Tampak beberapa produk dari UMKM dipajang di Rumah BUMN.

Setiap produk yang dipajang dilengkapi dengan kartu nama dan QRIS.

Sehingga pengunjung yang datang bisa membeli dan uang langsung masuk ke rekening pemilik produk.

(*)

Baca Lebih Lanjut
House of Fatima Malang Berdayakan Difabel Mental Lewat Pembuatan Hampers Sabun Alami
Timesindonesia
Peneliti Undip Sulap Kecoak Jadi Robot Hybrid, Bantu Penyelamatan Korban Bencana
KumparanSAINS
Pemuda di Situbondo Sulap Halaman Rumah Jadi Kebun Produktif
Timesindonesia
GEF SGP dan National Geographic Angkat Kearifan Lokal sebagai Solusi Pelestarian Lingkungan
Timesindonesia
Manfaat Penggunaan Calming Baby Cream untuk Perawatan Kulit Bayi Sensitif
Poetri Hanzani
Viral Makan Sayur Mentah ala Dinosaurus, Aman atau Berisiko?
KumparanFOOD
Makan Sayur Gaya Dinosaurus Jadi Tren Baru di TikTok
Detik
Rahasia Kulit Tetap Awet Muda di Usia 40 Tahun, Ini Tips yang Wajib Dicoba
Putri Pramestia
3 Resep Sayur Gurh Labu Siam, Lauk Sedap Ketupat Lebaran
Detik
Bahaya Konsumsi Garam Berlebihan dan Cara Mengatasinya
Visi News