Menerapkan gaya hidup sehat contohnya dengan aktif bergerak menjadi salah satu cara menurunkan berat badan. Jalan kaki dan berlari termasuk aktivitas fisik yang banyak dipilih.

Namun ada anggapan bahwa berlari merupakan opsi yang lebih efektif dibandingkan berjalan kaki untuk membakar kalori sehingga berat badan lebih cepat turun. Benarkah demikian?

Lebih Efektif Mana untuk Menurunkan Berat Badan, Jalan Kaki atau Lari?

Jika tujuannya adalah menurunkan berat badan, maka berlari adalah pilihan yang lebih baik. Menurut studi 2012 dalam Journal of Strength and Conditioning Research, dikutip dari Healthline, berlari dapat membakar kalori sekitar 2 kali lipat lebih banyak daripada berjalan kaki.

Berlari termasuk latihan intensitas lebih tinggi sehingga bisa meningkatkan detak jantung lebih cepat dibandingkan berjalan, berdasarkan penelitian 2013 dalam Medicine & Science in Sports & Exercise, dilansir Verywell Fit. Artinya, aktivitas fisik satu ini bantu tubuh membakar kalori lebih cepat apabila dilakukan secara konsisten.

Otot tubuh bekerja ekstra saat berlari dibandingkan berjalan. Pembakaran kalori pasca-latihan yang dikenal sebagai efek 'afterburn' terjadi lebih signifikan setelah berlari. Lari juga bantu membangun otot lebih ramping, alhasil meningkatkan metabolisme tubuh dan menurunkan berat badan.

Ilustrasi jalan kaki

Meski begitu, jalan kaki tidak boleh disepelekan. Berjalan kaki merupakan pilihan terbaik untuk memulai aktivitas fisik bagi detikers yang baru pertama kali berolahraga atau belum bisa berlari dengan benar. Jalan kaki lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali.

Berjalan kaki juga memberikan manfaat kesehatan dan kebugaran bagi tubuh yang sama seperti berlari. Aktivitas fisik ini dapat meningkatkan detak jantung dan energi secara keseluruhan. Nilai plusnya, jalan kaki dapat dilakukan oleh hampir semua orang.

Manfaat vs Risiko

Ilustrasi berlari

Lari memang menjadi cara lebih bagus untuk menurunkan berat badan dibandingkan jalan kaki. Namun aktivitas ini termasuk latihan berdampak tinggi yang artinya lebih berat bagi tubuh. Karena ini, pelari lebih mungkin mengalami cedera daripada pejalan kaki, mengutip WebMD.

Diperkirakan 19-79% orang mengalami cedera saat berlari. Sekitar 80% cederanya diakibatkan oleh overuse injuries (beban berlebihan dan berulang pada suatu jaringan atau bagian tubuh akibat aktivitas berulang dalam jangka waktu tertentu).

Peneliti menemukan berlari 1 kali dalam seminggu saja sudah bisa menyebabkan cedera akibat overuse injuries. Apalagi mereka yang berlari lebih sering, risiko cederanya lebih tinggi.

Cedera umum saat berlari meliputi, nyeri lutut, nyeri tulang kering, fasciitis plantaris, fraktur stres, tendinitis achilles, dan sindrom pita iliotibial.

Di sisi lain, pejalan kaki memiliki risiko cedera yang jauh lebih rendah. Penelitian terhadap 14.536 mahasiswa yang melakukan berbagai jenis aktivitas fisik menyimpulkan bahwa berjalan kaki memiliki tingkat cedera paling rendah.



Baca Lebih Lanjut
5 Pilihan Buah yang Cocok untuk Diet Penurunan Berat Badan, Ada Pisang hingga Sirsak
Ahmad Nur Rosikin
Cara Menurunkan Berat Badan dengan Air Kelapa, Harus Diminum di 3 Waktu Ini
Konten Grid
5 Bahan Tambahan Air Lemon Ini Bikin Berat Badan Cepat Turun
Detik
Fenomena Balap Lari Jelang Sahur Marak Tiap Ramadan, Ini Wanti-wanti Praktisi Kebugaran
Detik
Ambil Guys! Akun Kamu Terdata Menerima Saldo DANA Gratis Rp400.000 Modal Jalan Kaki, Bikin Sehat dan Kaya
Tika Fitriani
Nggak Cuma Bikin Sehat, Aplikasi Penghasil Uang Ini Bisa Cairkan Saldo DANA Gratis Rp350.000, Auto Kaya Jelang Lebaran
Tika Fitriani
GERD Sering Kambuh? Dokter Harvard Ungkap 8 Cara Sederhana untuk Mengatasinya
Detik
Cara Menurunkan Berat Badan Tanpa Tersiksa: Mulai dari Jalani Diet yang Disukai
Benedikta Desideria
Wanita Ini Sukses Turun BB 50 Kg Setahun dengan Diet Defisit Kalori
Detik
Berat Badan Malah Naik saat Puasa? Dokter Ungkap Biang Keroknya
Detik