TRIBUN-MEDAN.com - Fidya Kamalinda, Atlet taekwondo yang sempat hilang 10 tahun dan kini muncul ke publik, mendadak viral di media sosial.
Fidya Kamalinda muncul melalui akun Instagram @ryukijanessa dan mengungkap kisah di balik kepergiannya yang selama ini dianggap korban penculikan.
Fidya ternyata mengaku pergi dari rumah dengan kemauan sendiri karena alasan pribadi yang menyangkut keluarganya
Setelah viral di media sosial, kini Fidya Kamalinda kembali mengunggah 2 video lanjutan dari pengakuan sebelumnya.
Fidya mengaku tidak menyangka dirinya akan menjadi sangat viral.
"Saya benar-benar takut, tidak tahu kalau bakal jadi se-viral ini," ujarnya.
"Saya takut, kejadian tahun-tahun kemarin terjadi lagi kepada kami," lanjutnya.
Menurut Fidya, ia tidak ingin jika anaknya saat ini melihat perlakuan keluarganya kepada dirinya.
"Saya takut anak saya lihat, ibunya diapain sama mereka. Ditarik-tarik, mana anak saya sudah gede sekarang," ucapnya Fidya sambil menahan tangis.
Fidya juga mengkhawatirkan kemungkinan terburuk, yakni ia dipisahkan dari suami dan anaknya.
"Buat teman-teman, jika saya udah gak ada, saya pisah dari suami saya, saya pisah dari anak saya, berarti kalian tahu siapa yang menyebabkannya," ujarnya dengan menghela nafas.
"Karena berkali-kali mediasi pun tidak pernah ketemu titik tengah, intinya mereka tidak mau saya bahagia."
Viral di Media Sosial
Kemunculan Fidya Kamalinda, atlet Taekwondo asal Kota Bandung, Jawa Barat, menggemparkan publik.
Pasalnya, ia sempat menghilang sejak 2015 dan baru kini muncul kembali, mengungkapkan alasan di balik kepergiannya.
Fidya mengaku kabur dari rumah karena perlakuan orangtuanya.
Hingga tahun 2025, orangtuanya masih belum mengetahui keberadaannya.
Menurut sang ibu, Khodijah, Fidya terakhir kali meminta izin untuk pergi ke warnet.
Di sana, ia disebut bertemu seorang pria yang kemudian membawanya pergi secara paksa menggunakan mobil.
Namun, Fidya membantah klaim tersebut. Dalam sebuah video yang diunggah di TikTok pada Kamis (13/3/2025), ia menunjukkan KTP-nya untuk membuktikan identitasnya sebagai atlet Taekwondo yang sempat dikabarkan hilang.
Dengan mata berkaca-kaca, Fidya menegaskan bahwa dirinya bukan korban penculikan.
Perempuan yang kini berusia 30 tahun itu menegaskan bahwa kepergiannya adalah keputusannya sendiri.
Alasan Fidya Kabur
"Bismillah Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu, nama saya Fidya Kamalinda," ucap Fidya Kamalinda.
"Saya di sini untuk menanggapi berita yang beredar di media social tentang diriku yang pertama terkait kasus penculikan, saya ingin mengatakan itu adalah fitnah.
Fidya Kamalinda lalu membeberkan alasannya untuk kabur dari rumah.
Menurut pengakuan Fidya Kamalinda,sedari kecil dirinya menjadi korban penganiayaan ayahnya.
Fidya Kamalinda menyebut pertama kali dianiaya ayahnya di usia 5 tahun.
Penganiayaan tersebut terus berulang hingga ia beranjak dewasa.
"Bahwa saya sudah menahannya sejak lama. Mengapa saya ingin keluar rumah? Karena saya sudah diperlakukan kasar oleh ayah sejak saya masih kecil," ucap Fidya Kamalinda.
"Kekerasan pertama yang dilakukan ayah, ketika saya berusia 5 tahun. Saya sudah ditampar, ditendang, dan diseret oleh ayah sendiri dan hal ini terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya" imbuhnya.
Fidya Kamalinda menyebut penganiayaan tersebut terjadi karena ambisi ayahnya, agar sang putri bisa menghasilkan uang sebagai atlet Taekwondo.
"Saya tidak mengerti kenapa, mungkin karena dia mempunyai ambisi yang besar terhadap saya untuk menghasilkan uang, usahanya tidak mengalami kemajuan pada saat itu mungkin sampai sekarang," katanya.
"Sejak saya kecil orangtua hanya mengandalkan salah satu pengurus taekwondo yang tinggal di rumah kami untuk membiayai kami, aneh, dia bahkan bukan murim bagi saya," imbuhnya.
Tak cuma karena dianiaya, Fidya Kamalinda juga merasa sangat gerah dengan sikap orangtuanya yang selalu pergi ke dukun sebelum dirinya bertanding.
"Orangtua saya ini suka sekali datang ke dukun. Setiap kali saya ingin bertarung dibawa ke dukun, dijampe-jampe, meminta air doa, mandi bunga dan itu dilakukan setiap kali saya ingin berkompetisi," ujar Fidya Kamalinda.
"Terkadang saya merasa bingung. Kenapa harus seperti ini," tambahnya.
Mendapatkan siksaan mental dan fisik, Fidya Kamalinda bertahun-tahun memilih untuk memendamnya.
Fidya Kamalinda mengaku bingung untuk bercerita ke siapa soal penderitaannya, pasalnya ia yakin tak akan ada yang mempercayai ucapannya.
Puncaknya di usianya ke-21 tahun, Fidya Kamalinda memberanikan diri untuk keluar dari cengkraman orangtuanya.
"Saat itu umur saya sudah 21 tahun. Saya merasa aku bisa memilih hidupku sendiri. Mengapa aku berani?
Karena saya sudah merasa lelah selama bertahun-tahun," ujar Fidya Kamalinda.
"Saya merasa punya hak atas hidup saya sendiri.
Meskipun mereka bilang, Anda seharusnya bersyukur karena dibesarkan oleh kami. Siapa yang ingin dilahirkan di dunia?" kata Fidya.
(*/ Tribun-medan.com)