TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Bakso Wonogiri telah lama dikenal sebagai salah satu kuliner favorit yang tak hanya digemari di Solo Raya, tetapi juga di seluruh penjuru Indonesia.
Citarasa khas yang dimiliki bakso dari daerah Wonogiri ini tak diragukan lagi, menjadikannya sebagai salah satu jenis bakso terbaik yang banyak dicari para pecinta kuliner.
Tapi pernahkah Anda bertanya-tanya, apa yang membuat bakso Wonogiri begitu terkenal?
Mari kita telusuri sejarah dan perjalanan kuliner yang satu ini.
Ciri Khas Bakso Wonogiri
Bakso khas Wonogiri memiliki ciri khas yang membedakannya dengan bakso dari daerah lain.
Dalam seporsi semangkuk bakso, Anda akan menemukan mi, bihun, sawi, dan taburan bawang goreng serta seledri yang menggugah selera.
Yang paling menonjol dari bakso Wonogiri adalah daging yang lebih dominan dibandingkan dengan tepung kanji, menjadikan bakso ini lebih kenyal dan lezat.
Asal Usul Bakso Wonogiri
Sejarah bakso Wonogiri bermula dari Girimarto, sebuah kecamatan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Di sanalah bakso pertama kali diperkenalkan oleh seorang warganya, dan menjadi sangat populer.
Kemudian, banyak perantau asal Girimarto yang pandai membuat bakso dengan rasa yang khas dan kemudian membawa resep ini ke berbagai daerah di Indonesia.
Berkat ketekunan para perantau inilah, bakso Wonogiri akhirnya menjadi sangat terkenal, bahkan hingga ke luar negeri.
Salah satu warung bakso legendaris yang berasal dari Wonogiri adalah Bakso Titoti.
Warung bakso ini, yang kini memiliki cabang di berbagai kota besar seperti Jakarta, Solo, dan Sragen, terkenal akan kelezatannya.
Bakso Titoti didirikan oleh Slamet Triyanto, seorang pria asli Wonogiri, yang sejak tahun 1971 mulai berjualan bakso.
Awalnya, Slamet berjualan dengan cara dipikul di kawasan Kota Bambu, Jakarta, sebelum akhirnya membuka warung bakso pada tahun 1987.
Perjalanan Sukses Bakso Titoti
Slamet Triyanto, yang merupakan ayah dari lima anak, mengungkapkan bahwa kunci dari keberhasilan Bakso Titoti adalah kualitas daging yang digunakan.
"Kami hanya menggunakan daging sapi sepenuhnya untuk membuat bakso, tanpa banyak menambahkan tepung tapioka. Kami juga menambahkan putih telur untuk membentuk bakso yang kenyal," jelas Slamet.
Dengan resep yang jitu, bakso Titoti terus berkembang dan memiliki cabang di berbagai tempat.
Di Bakso Titoti, pengunjung dapat menikmati berbagai jenis bakso, mulai dari bakso kuah, bakso mie, hingga bakso spesial yang menjadi menu andalan rumah makan ini.
Kepopuleran Bakso Titoti juga membawa dampak besar, tidak hanya bagi pengusaha tersebut, tetapi juga bagi masyarakat sekitar yang ikut merasakan manfaat dari kesuksesan ini.
Bakso Wonogiri dan Jejak Para Perantau
Keberhasilan banyak pedagang bakso asal Wonogiri, seperti Slamet Triyanto, juga diiringi dengan kisah kesuksesan para perantau lainnya.
Banyak di antara mereka yang setelah merantau dan meraih kesuksesan, kembali ke kampung halaman di Girimarto dengan membawa kemewahan yang didapatkan dari hasil berjualan bakso.
Hal ini membuat Desa Bubakan, sebuah desa di Girimarto, berkembang menjadi kawasan elit dengan banyak rumah megah yang dimiliki oleh para perantau sukses.
Menurut Sekretaris Desa Bubakan, Suparto, sekitar 70 persen dari warganya merupakan perantau yang sukses berjualan bakso dan jamu di berbagai kota besar.
"Dulu, desa ini termasuk daerah yang tertinggal, tetapi setelah banyak warga yang merantau dan sukses, desa ini berkembang pesat," ujar Suparto.
Warisan yang Terus Berlanjut
Kesuksesan para perantau di bidang kuliner, terutama bakso, juga terus diwariskan kepada generasi berikutnya. Saat ini, sudah banyak generasi ketiga yang melanjutkan usaha keluarga mereka.
Dengan demikian, bakso Wonogiri tak hanya menjadi kuliner yang kaya rasa, tetapi juga simbol kerja keras dan ketekunan para perantau yang meraih kesuksesan melalui usaha mereka.
Bakso Wonogiri tidak hanya soal kuliner, tetapi juga cerita tentang perjuangan, kerja keras, dan perjalanan panjang para perantau.
Dari Girimarto hingga ke berbagai penjuru nusantara, bakso Wonogiri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kuliner Indonesia.
Keberhasilan Bakso Titoti dan warung-warung bakso lainnya membuktikan bahwa bakso Wonogiri bukan hanya soal rasa, tetapi juga soal semangat untuk terus maju dan berkembang.