TRIBUNTRENDS.COM - Curhatan seorang menantu viral yang mengaku syok dengan sifat asli ayah mertuanya.
Ia menggolongkan ayah mertuanya itu sebagai orang yang red flag.
Pasalnya, pria tersebut kerap memaki ibu mertuanya bahkan saat berbuka puasa.
Dikutip dari mStar, Sabtu (15/3/2025), biasanya kita kerap membaca kisah-kisah tentang menantu laki-laki dan ibu mertua yang 'luar biasa' yang dibagikan di media sosial.
Namun, wanita ini sangat bersimpati terhadap penderitaan ibu mertuanya karena ia diduga sering menerima perlakuan kasar dari ayah mertuanya.
Dalam sharingnya, perempuan ini menuturkan, dirinya merasa menitikkan air mata saat melihat ibu mertuanya dimarahi oleh suaminya sendiri di hadapan menantu dan cucu-cucunya.
Yang lebih memilukan lagi, kejadian itu terjadi tanpa penjelasan apa pun, saat mereka hendak berbuka puasa bersama.
"Saya merasa kasihan pada ibu mertua saya.
Ayah mertua saya tidak akan membentaknya dan menyebutnya bodoh di depan anak-anaknya, menantu laki-lakinya, dan cucu-cucunya.
Demi apa, saya merasa kasihan sekali pada ibu mertua saya."
"Orang tua (ibu mertua) itu seperti bibi di rumah, mereka harus melakukan segala macam hal.
Kalau kami (menantu) membantu, ya begitulah.
"Saya dimarahi, saya dimarahi.
Karena mertua ingin semuanya sempurna.
Sudah waktunya berbuka puasa. Allahu," tulisnya penuh simpati.
Ia menambahkan, perasaan sedih terus muncul setiap kali melihat ibu mertuanya, apalagi saat ini kondisinya sedang tidak sehat.
Kejadian itu juga membuatnya lebih memahami mengapa suaminya selalu bertekad dan berjanji untuk menjadi pria yang lebih baik daripada ayahnya sendiri.
Wanita ini menambahkan, dirinya sempat meluapkan kesedihannya kepada sang suami namun hanya mendapat respons diam sebagai balasan.
"Aku bilang ke suamiku.
Soalnya tadi dia udah marahin aku di kamar, kenapa kamu kelihatan sedih?
Aku bilang kasihan mama marah sama papa.
"Setelah itu, suami saya hanya diam saja.
Jadi, saya tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya.
Mungkin mereka saudara kandung dan sudah terbiasa dengan gaya seperti itu.
Atau dia malu karena melihat perilaku ayahnya, saya tidak tahu," katanya.
Curahan hatinya itu pun mendapat perhatian warganet yang memberikan beragam reaksi dan pandangan terhadap situasi tersebut.
Umumnya dia memberi nasihat sehingga sebagai menantu dia berusaha menegur sikap mertuanya.
Bagi dirinya, sebagai menantu, ia merasa ada batasan dalam menegur karena ia tidak mau ikut campur langsung dalam urusan keluarga mertuanya.
"Saya menantunya, bukan anaknya.
Saya hanya bisa bertanya kepada ibu mertuanya apakah dia baik-baik saja.
Yang bisa bicara lebih banyak hanya anak-anaknya, bukan saya.
"Jika itu ibu saya, saya pasti akan melawan.
Namun, kami adalah bagian dari keluarga, jadi ada kalanya kami hanya perlu menjadi pengamat," jelasnya.
(TribunTrends.com/Nafis)