BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Taksi air speedboad di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) tetap bertahan di tengah perkembangan moda transportasi darat dan udara.
Di bawah Jembatan Dewi, Sungai Martapura, Kota Banjarmasin, masih dapat melihat deretan speedboat parkir menunggu penumpang, meski tak banyak seperti dulu.
Salah seorang juru mudi speedboat, Satri mengatakan, bepergian menggunakan taksi air saat ini sudah kurang diminati masyarakat umum.
Terlebih menurutnya, akses jalan saat ini sudah tersambung hampir ke seluruh daerah dan dapat dilewati mobil atau motor.
Dalam sehari, lelaki paruh baya ini mengaku belum tentu mendapatkan orderan, dan lebih sering bersantai sepanjang hari di parkiran speedboad.
“Kalau zaman dulu ramai taksi air saat masih belum dibangun jembatan Barito,” ujar Satri.
Saat ini, juru mudi taksi air di Banjarmasin hanya berharap pada kalangan pekerja atau korporasi yang mencarter speedboad menuju lokasi perairan yang tak bisa diakses kendaraan darat.
Speedboat yang parkir di bawah jembatan Dewi saat ini tetap melayani perjalanan jarak jauh, seperti rute ke wilayah Tabanio Kabupaten Tanahlaut, Marabahan, hingga ke Kelanis (Kalimantan Tengah).
Untuk perjalanan dari Banjarmasin menuju perairan Tabanio, dia menyebut setiap penumpang biasa membayar Rp 250 ribu, tarif tersebut untuk perjalanan pulang pergi.
“Kalau ke Kelanis perjalanan 3,5 jam biayanya sampai jutaan untuk berombongan pulang pergi,” kata Satri kepada Bpost, Jumat (14/3/2025) siang.
Juru mudi lain yang di bawah jembatan Dewi, Memet mengaku juga tak setiap hari mendapatkan penumpang.
“Saya biasa ngantar ke laut Tabanio, tapi sekarang sudah jarang juga berangkat,” katanya.
Memet mengungkapkan sistem carter yang disepakati juri mudi speedboad disana yaitu bergiliran. Jadi jika ada penumpang yang datang minta diantar, maka yang akan mengantar yaitu juru mudi yang mendapat giliran.
(Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah)
Juru mudi lain yang di bawah jembatan Dewi, Memet mengaku juga tak setiap hari mendapatkan penumpang.“Saya biasa ngantar ke laut Tabanio, tapi sekarang sudah jarang juga berangkat,” katanya.
Memet mengungkapkan sistem carter yang disepakati juri mudi speedboad disana yaitu bergiliran. Jadi jika ada penumpang yang datang minta diantar, maka yang akan mengantar yaitu juru mudi yang mendapat giliran.
(Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah)