TRIBUNSOLO.COM - Tahukah kamu bahwa Pasar Gede Solo itu aslinya bernama Pasar Gede Hardjonagoro?
Mungkin tak banyak orang mengetahuinya, pasalnya pasar tradisional tertua di Kota Solo itu biasanya akrab disebut dengan nama 'Pasar Gede' saja.
Lantas, siapa sih sosok Hardjonagoro yang digunakan jadi nama Pasar Gede yang telah ada sejak 12 Januari 1929 ini?
Ada nama Hardjonagoro yang melekat di belakang nama Pasar Gede Hardjonagoro.
Banyak masyarakat mengira bahwa nama tersebut merupakan adaptasi dari sosok pengusaha batik nasional, K.R.T Hardjonagoro atau yang memiliki nama asli Go Tik Swan.
Namun ternyata bukan sosok tersebut yang menjadi cikal bakal nama Pasar Gede Hardjonagoro, mengingat Go Tik Swan lahir pada 11 Mei 1931.
Sedangkan bangunan Pasar Gede telah ada sejak 12 Januari 1929, atau dua tahun sebelumnya.
Wiharto, mengatakan, nama Hardjonagoro sebenarnya berasal dari sosok tokoh masyarakat Tionghoa yang hidup di sekitar Pasar Gede.
Tokoh tersebut memiliki jabatan sebagai Babah Mayor atau pun sosok penguasa yang bertugas memungut uang sapon atau uang kebersihan dari para pedagang sekitar.
Karena tugasnya tersebut, Hardjonagoro diangkat menjadi abdi dalem oleh Kasunanan Surakarta dan memiliki derajat atau tingkat yang sama dengan para bangsawan keraton lainnya.
Selain pemungut uang kebersihan juga bertugas menjadi pengawas keamanan dan jalannya ketertiban pasar.
Oleh karena itu ketika Pakubuwono X membangun gedung Pasar Gede menjadi lebih modern, maka digantikan namanya yang semula bernama Pasar Gede Oprokan diganti menjadi Pasar Gede Hardjonagoro.
Sebagai bentuk penghormatan kepada penguasa setempat yang memiliki pengaruh terhadap para pedagang serta pembeli pasar tersebut.
Namun hingga kini sosok pasti Hardjonagoro masih belum diidentifikasi dengan jelas, dikarenakan minimnya literasi sejarah yang menjelaskan sosok dan perannya.
(*)
Selain pemungut uang kebersihan juga bertugas menjadi pengawas keamanan dan jalannya ketertiban pasar.
Oleh karena itu ketika Pakubuwono X membangun gedung Pasar Gede menjadi lebih modern, maka digantikan namanya yang semula bernama Pasar Gede Oprokan diganti menjadi Pasar Gede Hardjonagoro.
Sebagai bentuk penghormatan kepada penguasa setempat yang memiliki pengaruh terhadap para pedagang serta pembeli pasar tersebut.
Namun hingga kini sosok pasti Hardjonagoro masih belum diidentifikasi dengan jelas, dikarenakan minimnya literasi sejarah yang menjelaskan sosok dan perannya.
(*)