TRIBUNNEWS.COM - Kekalahan Atletico Madrid di babak adu penalti dari Real Madrid menghadirkan sorotan yang tertuju pada insiden tendangan Julian Alvarez.
Atletico tersingkir di babak 16 besar Liga Champions setelah kalah adu penalti dari Real Madrid, Kamis (13/3/2025).
Setelah kalah 1-0 di leg pertama, Atletico Madrid langsung menyamakan agregat menjadi 1-1 berkat gol di menit pertama yang dicetak Conor Gallagher.
Namun setelah gol cepat itu, tidak ada gol lagi yang tercipta, bahkan ekstra time 30 menit juga tak ada gol sehingga berlanjut ke adu penalti.
Di momen inilah sorotan tertuju pada dianulirnya gol Julian Alvarez akibat pelanggaran aturan double kick atau double touch penalti.
Keputusan ini menjadi pukulan telak bagi Atletico Madrid yang akhirnya kalah 4-2 dalam babak tos-tosan.
Dilansir BBC Sports, dalam peraturan yang ditetapkan oleh IFAB (International Football Association Board), tepatnya dalam Pasal 14.1 terkait penalti, disebutkan menganai aturan tersebut.
"Penendang tidak boleh memainkan bola kembali sebelum bola tersebut menyentuh pemain lain."
Artinya, seorang eksekutor penalti tidak diperkenankan menyentuh bola dua kali dalam satu eksekusi sebelum pemain lain menyentuhnya.
Pelanggaran ini juga berlaku jika seorang pemain mengambil penalti, bola mengenai tiang atau mistar, dan pemain tersebut langsung menyambar bola sebelum disentuh oleh pemain lain.
Dalam skenario seperti itu, wasit akan memberikan tendangan bebas tidak langsung kepada tim lawan.
Pada momen krusial dalam adu penalti, Julian Alvarez maju sebagai eksekutor untuk Atletico Madrid.
Saat menendang bola, ia terpeleset, menyebabkan bola mengenai kakinya dua kali sebelum masuk ke gawang.
Awalnya, gol tersebut dikira sah, bahkan papan skor di stadion sempat menampilkan kedudukan 2-2.
Namun, VAR (Video Assistant Referee) segera meninjau ulang insiden tersebut dan menemukan bahwa Alvarez telah melakukan dua sentuhan sebelum bola melewati garis gawang.
Wasit Szymon Marciniak pun langsung menganulir gol tersebut berdasarkan aturan yang berlaku.
Gol yang anulir ini secara tidak langsung memengaruhi mental eksekutor setelahnya di mana Marcos Llorente ikut gagal setelah penaltinya membentur tiang.
MeksiReal Madrid juga memiliki penendang yang gagal, yakni Lucas Vasquez, namun Rudiger yang maju sebagai penendang terakhir memastikan kemenangan Real Madrid.
Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone, tampak kecewa dengan keputusan ini dan sempat meragukan keabsahan pemanggilan VAR dalam situasi penalti.
"Saya belum pernah melihat penalti dipanggil ke VAR seperti ini.
Sebaliknya, pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, mendukung keputusan wasit dan menegaskan bahwa aturan telah diterapkan dengan benar.
"Saya melihatnya. Saya pikir dia menyentuh bola dengan kaki kirinya, ada sentuhan kedua," kata Ancelotti.
Kiper Real Madrid, Thibaut Courtois, juga memberikan pendapatnya dengan mengaku ada yang aneh dengan tendangan Alvarez.
"Saya merasa ada sesuatu yang aneh, jadi kami langsung memberi tahu wasit. VAR mengonfirmasi ada dua sentuhan, dan itu adalah pelanggaran. Sayangnya, itulah aturan yang berlaku," kata dia.
Insiden seperti ini bukan pertama kali terjadi dalam dunia sepak bola.
Beberapa kasus serupa yang pernah terjadi di kompetisi lain antara lain:
Riyad Mahrez (Leicester City, 2017): Mahrez terpeleset saat menendang penalti melawan Manchester City, menyebabkan bola mengenai kakinya dua kali sebelum masuk. Gol tersebut dianulir.
Aleksandar Mitrovic (Fulham, 2023): Mitrovic mengalami kejadian serupa saat melawan Newcastle, di mana bola mengenai kakinya dua kali, sehingga penalti tersebut tidak dihitung.
Bojan Miovski (Aberdeen, 2023): Berbeda dengan kasus sebelumnya, Miovski tampak melakukan sentuhan ganda saat melawan St. Mirren di Liga Skotlandia, tetapi VAR tetap mengesahkan gol tersebut.
Keputusan menganulir gol Julian Alvarez akibat aturan double kick penalti menjadi faktor kunci yang mengantarkan Atletico Madrid keluar dari Liga Champions.
Meskipun tampak kejam, aturan ini sudah lama berlaku dan diterapkan secara konsisten dalam berbagai pertandingan di dunia sepak bola.
Insiden ini sekaligus menjadi pelajaran bagi para pemain untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya sebagai eksekutor penalti, terutama dalam situasi tekanan tinggi seperti adu penalti.
Dengan kemenangan ini, Real Madrid kembali mempertahankan rekor sempurna mereka dalam adu penalti melawan Atletico Madrid, sekaligus menjaga peluang mereka untuk meraih gelar Liga Champions ke-16.
(Tio)