TRIBUNSUMSEL.COM.BATURAJA - BUMDES “Harapan Bunda”  Desa Keban Agung Kecamatan Semidangaji Kabupaten OKU, Sumsel yang memproduksi  batako dan paving blok dengan memanfaatkan limbah pembakaran batubara kini sudah beromset puluhan juta  rupiah.

BUNDES yang berdiri sejak 17 Januari 2025  diketuai oleh Abu Yazid membuat batako dan paving blok dengan memanfaatkan FABA hasil pembakaran batubara yang disupali dari PT Sumbagselenergi Sakti Pewali (PT SSP) PLTU Mulut Tambang Sumbagsel-1.

Menurut Abu Yazid semua bahan baku maupun peralatan mesin merupakan bantuan dari PT Sumbagselenergi Sakti Pewali (PT SSP) PLTU Mulut Tambang Sumbagsel-1.

Abu Yazid  BUMDES  “Harapan Bunda”  Desa Keban Agung binaan dari PT Sumbagselenergi Sakti Pewali (PT SSP) PLTU Mulut Tambang Sumbagsel-1 sudah beromzet Rp 28 juta/bulan.

Abu Yazid yang juga penanggung jawab produksi menjelaskan, BUNDES “Harapan Bunda” sudah memproduksi sekitar 1.500 sampai 2000 pcs per hari dengan mempekerjakan 8 karyawan secara bergantian.

Shiff pagi dari pukul 08.00 WIB -16.00 WIB dan shiff siang dari pukul 17.00 WIB-00.00 WIB.

Semua peralatan, fasilitas serta bahan baku  berupa FABA (Fly Ash & Bottom Ash) disuplai oleh PT Sumbagselenergi Sakti Pewali (PT SSP) PLTU Mulut Tambang Sumbagsel-1.

“Untuk menggaji karyawan masih dibayar oleh PT Sumbagselenergi Sakti Pewali (PT SSP) PLTU Mulut Tambang Sumbagsel-1. Insya Allah kalau sudah mandiri nanti kami bisa menggaji sendiri karyawan kita,” terang Abu Yazi.

Dikesempatan itu, Abu Yazid berharap agar program kolaborasi dalam bentuk kemitraan antara pihak Perusahaan dan BUMDES tetap dipertahankan dan dikembangkan untuk mendorong kemajuan di desa sekitar perusahaan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak perusahaan ytang sudah membina kami sehingga masyarakat memiliki usaha . Abu Yazid juga mengajak masyarakat agar bersama-sama menjaga aset negara yang memberikan manfaat luas kepada masyarakat.

Terpisah, Direktur PT SSP PLTU Mulut Tambang Sumbagsel-1 (2x150 MW), Miftahur Rahman melalui Manajer dan Humas, Gunawan Ichsan yang ditemui di lokasi  Rabu  (13/3/2025) menjelaskan, PT Sumbagselenergi Sakti Pewali (PT SSP) PLTU Mulut Tambang Sumbagsel-1 terus menjalin kemitraan dengan UMKM di lingkungan perusahaan.

Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLTU Sumbagsel-1 realisasikan program pemberdayaan masyarakat sekitar PLTU Mulut Tambang.

Saat ini  Bumdes “Harapan Bunda” Desa Keban Agung Kecamatan Semidang Aji Kabupaten OKU, dalam mengolah FABA (Fly Ash & Bottom Ash) menjadi produk batako dan paving blok dengan berbagai bentuk dan ukuran yang bernilai ekonomis. FABA hasil pembakaran Batubara oleh PLTU dijadikan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan Batako, hebel dan paving blok.

Menurut Gunawan, kedepan diharapkan Desa Keban Agung dapat menjadi sentra produksi Batako, Hebel dan Paving blok dengan kualitas yang baik di Kabupaten OKU.

Gunawan yang juga didampingi super viisor Ir H Novrizal menjelaskan, keunggulan dari Batako dan Faving Blok yang memanfaatkan baha baku dari FABA bahan bakunya lebih halus dan padat.

Kemudian lebih efiesin karena mendekatkan bahan baku hanya brejarak skeitar 3 Km dari  BUMBES  Harapan Bunda.

Gunawan menjelaskan bahwa Bottom Ash yang bisa menjadi bahan pengganti pasir, hal tersebut  karena tipe boiler di PLTU Sumbagsel-1 menggunakan tipe boiler CFB ( Circulating Fluidized Bed).

Dimana proses pembakaran menggunakan batubara dan untuk mempertahankan panas dalam ruang bakar digunakan Bed Material.

Salah satu bed material itu adalah bottom ash itu sendiri dan ini merupakan salah satu tipe boiler yang baru di Indonesia karena hampir PLTU yang ada menggunakan metode PCB (Pulverized Coal Boiler).

Hasil produksi paving blok, batako dan produk lainnya sangat padat dan untuk tingkat kekerasan dapat disesuaikan dengan tujuan penggunaannya.

Hal tersebut karena dalam proses produksinya menggunakan mesin cetak otomatis sehingga kualitasnya bisa terjaga.

Salah satu kelebihan dari pabrik serupa dan bahan yang sama adalah penggunaan material pasir yang sangat sedikit, hal tersebut karena bahan pasir digantikan oleh bottom ash hasil pembakaran di PLTU Sumbagsel-1.

"Typikal bottom ash yang digunakan itu sama dengan pasir baik tekstur maupun kekerasannya," terangnya.

Baca Lebih Lanjut
Residivis Asal Banjarmasin Curi Motor di Tabalong, Aksi Dipergoki Pencetak Batako
Budi Arif Rahman Hakim
Diduga Berasal dari Pembakaran Sampah, Dapur Rumah di Kalimanah Purbalingga Terbakar
Muh radlis
Pelajar di OKU Timur Tewas Setelah Motornya Tabrakan Dengan Truk, Ibu dan Adiknya Luka Berat
Slamet Teguh
Dari Tanaman Herbal hingga Pengolahan Limbah, Brand Lokal ini Wujudkan Minyak Atsiri Berkelanjutan
Content Writer
Hilang Kendali Saat Nyalip Tronton, Mobil Xenia Oleng dan Terjun ke Jurang di OKU Selatan
Slamet Teguh
Bekas Pabrik Gula Disulap jadi Wisata Air di Klaten, Jadi Pesaing Umbul Pelem, Cuma 18 Km dari Solo
Nafis Abdulhakim
Harga Emas Perhiasan di OKU Dibanderol Rp 8,6 Juta-an, Pedagang Keluhkan Aktivitas Jual-Beli Sepi
Shinta Dwi Anggraini
Cuma 18 Km dari Solo, Wisata Ini Berada di Tengah Kampung Klaten, Dulu Banyak Ditemukan Batu Arca
Nafis Abdulhakim
BREAKING NEWS: Jembatan Gantung di Desa Negeri Sakti OKU Timur Ambruk, Terseret Arus Sungai Komering
Shinta Dwi Anggraini
Viral Aksi Remaja di Martapura OKU Timur Lomba Lari Jelang Sahur, Jadi Ajang Silaturahmi
Shinta Dwi Anggraini