TRIBUNNEWS.COM - Sikap waspada tetap perlu dimiliki Barcelona jelang laga melawan Benfica di leg kedua babak 16 besar Liga Champions, Rabu (12/3/2025) dinihari nanti.
Meskipun berada dalam situasi unggul agregat dengan skor 1-0, Barcelona tidak boleh bersikap jumawa.
Hal ini dikarenakan agregat skor dengan margin satu gol belum sepenuhnya aman bagi Barcelona.
Sekalipun Barcelona juga akan memainkan laga leg kedua sebagai tim tuan rumah di depan pendukungnya sendiri.
Hal itu juga belum memberi jaminan Barcelona lolos tanpa keringat ke 8 besar alias perempat final Liga Champions.
Ya, ada sebuah alasan mengapa posisi Barcelona belum aman total jelang laga melawan Benfica, dinihari nanti.
Seperti diketahui Liga Champions kerapkali menciptakan magis atau keajaiban tak terduga terutama di fase gugur.
Sebagaimana musim lalu, ketika Real Madrid berhasil menyingkirkan dramatis Bayern Munchen di semifinal.
Dua gol telat Joselu pada akhir laga di leg kedua mampu membalikkan keadaan dan meloloskan Real Madrid ke final.
Hingga akhirnya, Real Madrid kembali mengukir sejarah sebagai juara Liga Champions untuk ke-15 dalam sejarah.
Dan masih banyak momen drama yang sulit untuk dipercaya yang tersaji di kompetisi seelit Liga Champions.
Termasuk momen tak terduga alias kejutan yang berpotensi menghiasi laga Barcelona vs Benfica, dinihari nanti.
Dapat dikatakan kegagalan Barcelona untuk bisa melaju lebih jauh di Liga Champions dalam beberapa tahun terakhir dikarenakan ulah timnya sendiri.
Tak jarang, skuad Barcelona melakukan hal-hal yang bersifat konyol pada momen krusial yang akhirnya berujung dengan tersingkirnya El Barca dari ajang Liga Champions.
Sebut saja kejadian konyol yang menghiasi momen tersingkirnya Barcelona di perempat final Liga Champions musim lalu.
Punya bekal berharga berupa keunggulan dengan skor 3-2 atas PSG pada pertemuan pertama di 8 besar musim lalu.
Barcelona justru dipermalukan PSG dengan cara tragis pada leg kedua dengan skor telak 4-1 di Stade Des Princes.
Adapun penyebab kekalahan telak Barcelona yang berujung kegagalan lolos ke semifinal diyakini karena kecerobohan pemainnya sendiri.
Dikala Barcelona unggul 0-1 pada awal babak pertama dan membuat agregat skor kian menjauh yakni 2-4.
Ronald Araujo yang menjadi bek tengah Barcelona justru melakukan kesalahan fatal yang berakibat kartu merah menit ke-29.
Kartu merah yang didapat Ronald Araujo itulah yang akhirnya menjadi awal dari penderitaan Barcelona di kandang PSG.
Bermain dengan 10 orang di kandang lawan, Barcelona yang telah unggul agregat dengan margin dua gol tidak bisa meladeni amukan PSG yang mencetak empat gol balasan setelahnya.
Barcelona akhirnya takluk dengan agregat skor 6-5 dari PSG dan gagal lolos ke semifinal Liga Champions musim lalu.
Pada musim-musim sebelumnya, hal-hal konyol seperti yang dilakukan Ronald Araujo telah menghiasi momen tragis Barcelona kala menderita kekalahan ataupun tersingkir dari turnamen.
Bahkan pada leg pertama musim ini melawan Benfica, Barcelona lag-lagi melakukan hal konyol yang seharusnya tidak terjadi.
Kartu merah yang didapatkan Pau Cubarsi pada menit ke-22, sempat membuat Barcelona harus bermain dengan 10 pemain sejak menit tersebut.
Beruntung, Barcelona tidak goyah dan mampu tahan banting, hingga akhirnya berhasil mencuri kemenangan dengan skor 0-1 berkat gol Raphinha.
Meskipun menang, momen Barcelona harus bermain dengan 10 orang sejak pertengahan babak pertama jelas menjadi sinyal penting jelang pertemuan leg kedua, dinihari nanti.
Jika mampu menghindari atau meminimalis hal konyol yang berpotensi merugikan tim, maka Barcelona diprediksi bakal melesat ke perempat final Liga Champions.
Sebaliknya, jika skuad Barcelona termasuk beberapa individunya melakukan hal konyol, entah kartu merah atau gol bunuh diri, maka nasib El Barca rawan berakhir tragis lagi seperti musim-musim sebelumnya.
(Dwi Setiawan)