SURYA.CO.ID, GRESIK - Kabupaten Gresik beruntung memiliki warisan budaya fenomenal seperti Damar Kurung, yang diinspirasi Mbah Masmundari di masa lalu.
Damar atau lentera berbentuk kubus itu biasanya dipasang menjelang bulan Ramadhan sebagai penanda menuju ke jalan-jalan pemakaman.
Lentera ini yang nantinya menjadi ”penerang” jalan bagi orang-orang yang mulai melakukan ritus padusan atau ziarah ke pemakaman sanak keluarga sebagai pembuka Ramadhan.
Selanjutnya secara kultural damar kurung juga dipasang di depan rumah, maupun tempat penting lain, misalnya di jalan kampung yang dilalui warga.
Di sekujur permukaan damar itu cerita-cerita masyarakat Gresik seperti tradisi pasar bandeng, perayaan Idul Fitri, suasana warung kopi hingga keramaian alun-alun, dinarasikan melalui lukisan.
Damar Kurung menjadi semacam kanvas tradisional berisi ingatan-ingatan warga untuk dituturkan.
Pun The Jumping City yang merupakan pameran karya Anhar dan Suef, memilih medium lukisan Damar Kurung. Pameran ini diselenggarakan tepat sebelum memasuki bulan Ramadhan, sejak 22 Februari sampai 22 Maret 2025.
The Jumping City yang dikuratori oleh Hidayatun Nikmah ini diselengarakan oleh Yayasan Gang Sebelah, dan berlokasi di Galeri Loteng Kemasan, sebuah tempat bekas sarang burung walet yang berada di lantai atas Sualoka.Hub Jalan Nyai Ageng Arem-Arem Gang II Nomor 20, Kampung Kemasan Gresik.
Damar Kurung bukan hanya sebagai lentera dengan lukisan dekoratif, tetapi merupakan media untuk menggambarkan dinamika kehidupan kota dan manusia yang berjumpalitan di dalamnya.
"Setiap gambar pada Damar Kurung yang dibuat oleh Anhar dan Suef mengandung cerita dan pesan yang mengajak pengunjung untuk melihat Kota Gresik dari berbagai sudut pandang yang berbeda,” ujar Hidayatun Nikmah.
Terdapat delapan program pameran The Jumping City yang bisa diakses publik, seperti Ziarah Damar Kurung, Merangkai Damar Kurung, Workshop, Artist Talk, Screening Film, Curator Talk, Teater, dan Lomba Mewarnai.
"Tajuk The Jumping City dipilih karena karya-karya Anhar dan Suef banyak menyoal kehidupan kota yang dinamis - yang progresif sekaligus regresif dalam satuan waktu yang sama dalam perkembangan kota,” ujar Hidayatun.
”Harapan kami tidak muluk, semoga karya kami layak untuk dinikmati sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat bahwa di Gresik masih ada seniman yang terus menjaga dan mengembangkan Damar Kurung sebagai bagian dari warisan budaya,” tambah Suef.
Senada dengan rekannya, Anhar menyatakan harapannya agar masyarakat Gresik terus melestarikan lentera kubus tersebut.
”Semoga para pengunjung pameran ini bisa mendapatkan sesuatu dari karya yang kami sampaikan. Sekaligus sebagai ajakan untuk melestarikan budaya, dalam hal ini seni Damar Kurung," kata Anhar.
Sebagaimana tradisi padusan, pameran The Jumping City sengaja diselenggarakan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Pameran dibuka setiap hari pukul 16.00 – 22.00 WIB dan berlangsung selama sebulan. ****
Senada dengan rekannya, Anhar menyatakan harapannya agar masyarakat Gresik terus melestarikan lentera kubus tersebut.”Semoga para pengunjung pameran ini bisa mendapatkan sesuatu dari karya yang kami sampaikan. Sekaligus sebagai ajakan untuk melestarikan budaya, dalam hal ini seni Damar Kurung," kata Anhar.
Sebagaimana tradisi padusan, pameran The Jumping City sengaja diselenggarakan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Pameran dibuka setiap hari pukul 16.00 – 22.00 WIB dan berlangsung selama sebulan. ****