TRIBUNKALTENG.COM - Liga 2 2025-2026 berpeluang didominasi klub-klub asal Sumatera. Saat ini sudah ada enam klub wakil Sumatera yang akan berkompetisi pada Liga 2 musim depan.
Jumlah itu berpeluang bertambah menjadi tujuh hingga delapan.
Peluang itu berkaitan dengan wacana Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Wagub Sumsel), H Cik Ujang SH yang dikabarkan mendirikan klub Bernama Sumsel United.
Melansir Sripoku.com mengutip unggahan akun sepak bola lokal Sumsel, @bolasumsel, mantan kiper Sriwijaya FC, Fauzi Toldo bersama ketua Kawan HD Masdan serta eks pengurus suporter Sriwijaya FC Ketua dan Sekjen (Martin dan Sahrizal) silaturahmi ke Cik Ujang, Minggu (2/3/2025).
Kelimanya berfoto dengan mengepalkan tangan usai berbincang tentang wacana pendirian klub sepak bola Sumsel United.
"Silaturahmi dgn pak Wagub bpk Cik Ujang. Menyikapi wacana Sumsel United. Bersama Mantan pemain SFC Fauzi Toldo, Ketua Kawan HD Masdan. Mantan Pengurus Suporter SFC Ketua dan Sekjen (Martin dan Sahrizal)," ujar Sahrizal.
Seperti diketahui, Cik Ujang sempat menyatakan bakal mendirikan klub Liga 2 yang dinamai Sumsel United.
Langkah ini merupakan bagian dari tekad pasangan Herman Deru – Cik Ujang (HDCU) untuk mengembangkan olahraga sekaligus mencetak bibit-bibit pemain terbaik asli Sumsel.
Selain itu, Cik Ujang juga dikenal memiliki kecintaan pada sepak bola, sebelumnya telah mendirikan klub Cahaya United FC di Kabupaten Lahat, yang sukses berlaga di berbagai daerah di Indonesia.
Pengalaman itu menjadi modal berharga dalam mewujudkan Sumsel United sebagai wadah pembinaan dan pengembangan pemain berbakat dari Sumsel.
“Kebetulan walaupun sedikit-sedikit saya juga senang dengan sepak bola. Dulu di Kabupaten Lahat saya membuat klub sepak bola bernama Cahaya United FC yang sudah bertanding di berbagai daerah di Indonesia. Ke depan, kita rencanakan juga membuat klub sepak bola bernama Sumsel United, "kata Cik Ujang.
Jika terwujud, maka klub yang mewakili Sumatera akan bertambah.
Saat ini, ada enam klub asal Sumatera yang sudah dipastikan berlaga pada Liga 2 2025-2026.
Namun, jumlah itu berpotensi bertambah dua.
Berikut klub Liga 2 musim depan asal Sumatera:
1. Sriwijaya FC
Klub yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ini bermarkas di Stadion Gelora Sriwijaya, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Sriwijaya FC berdiri pada 23 Oktober 2004.
Klub ini memiliki julukan Laskar Wong Kito atau Elang Andalas.
2. Sumut United FC
Sumut United FC merupakan juara Liga 3 2024-2025.
Klub ini memiliki julukan Laskar Simbisa atau Simbisa Warriors dan Kambing Andalas, The Andalas Serow.
Sumut United FC beberapa kali melakukan pergantian nama seperti Karo United, Sada Sumut lalu Sumut United.
Klub ini bermarkas di Stadion Utama Sumatera Utara.
3. PSMS Medan
Klub yang bermarkas di Kota Medan, Sumatera Utara ini memiliki julukan Ayam Kinantan.
PSMS Medan sudah berdiri pada 74 tahun lalu, tepatnys pada 21 April 1950.
PSMS Medan bermarkas, di Stadion Teladan.
4. Tornado FC
Tornado FC bermarkas di Stadion Kaharuddin Nasution, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Artinya, akan ada dua klub asal Pekanbaru.
Klub yang berdiri pada 2018 ini memiliki julukan Puting Beliung Oranye.
5. Persiraja Banda Aceh
Klub ini memiliki beberapa julukan di antaranya Lantak Laju, Laskar Rencong dan Harimau Banda.
Persiraja Banda Aceh berdiri sejak 67 tahun lalu, tepatnya pada 28 Juli 1957.
Stadion Haji Dimurthala yang terletak di Lampineung, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh menjadi markas Persiraja.
6. PSPS Pekanbaru
PSPS Pekanbaru merupakan klub asal Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Eksistensi klub sudah berlangsung 70 tahun, berdiri sejak 1 Januari 1955.
Klub berjuluk Askar Bertuah ini bermarkas di Stadion Kaharudin Nasution, Pekanbaru, Riau.
Tim asuhan pelatih Aji Santoso ini hampir saja promosi dan menempati posisi ke-4 Liga 2 2024-2025.
Kans Bertambah
Klub asal Sumatera yang akan bermain di Liga 2 musim depan berpeluang bertambah.
Saat ini, satu klub asal Sumatera, Semen Padang FC terancam degradasi dari Liga 1.
Posisinya hingga pekan ke-26 masih ada di zona degradasi.
Semen Padang menempati peringkat 16 dengan 22 poin.
Pada musim Liga 2 2025-2026, terdapat 20 klub yang akan mengikuti kompetisi.
Klub-klub itu berasal dari tim yang bertahan dari musim ini, promosi dari Liga 3, serta degradasi Liga 1.
Jumlahnya, sebanyak 14 tim dari tim yang bertahan di Liga 2 2024-2025.
Lalu, tiga tim promosi Liga 3 dan tiga tim degradasi Liga 1.
Respons Suporter
Dilansir Sripoku.com, kelompok suporter militan Sriwijaya FC tersentak dikejutkan pernyatakan Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang SH yang menyatakan mendirikan klub Liga 2 yang dinamai Sumsel United.
Kontan saja pentolan 3 kelompok suporter Sriwijaya FC dibuat murka, di saat kritisnya Sriwijaya FC nyaris degradasi ke Liga 3 tidak adanya kepedulian yang membantu dan justru sponsor menutup diri seolah "pembiaran".
Kini klub Sriwijaya FC yang telah berdiri sejak 20 tahun silam dan memberikan segudang prestasi dicap "warisan" Gubernur Sumsel terdahulu Ir H Syahrial OIesman MM dan kemudian dilanjutkan Ir H Alex Noerdin SH sepertinya ditinggalkan.
Beruntung musim kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/25 lalu meski terseok-seok dengan keterbatasan PT Digi Sport Asia, Sriwijaya FC masih bisa bertahan di Liga 2.
"Saya harap semua jajaran dari Sriwijaya FC dan gubernur dan wakil gubernur terpilih bisa menjadi contoh pemimpin yang baik," kata Ketua Harian Singa Mania, Muhammad Rocky kepada Sripoku.com, Selasa (25/2/2025).
Di satu sisi Muhammad Rocky berharap segera adanya pertemuan, dimana pada saat kemarin ingin bertemu mereka sempat berstatemen sehabis pelantikan gubernur.
"Nah saya harapkan ada titik terang agar klub di Sumatera Selatan ini mampu naik ke liga 1. Kalau mau buat klub baru disayangkan karena lambang dan logo Sriwijaya FC itu adalah kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan. Khususnya kota Palembang. Kalau mau buat tim baru atau pesaing silakan, tapi jangan di Palembang, karena kami berdiri adanya Sriwijaya FC," tegas Muhammad Rocky.
Reaksi juga diluapkan Capo Tifoso Ultras Palembang Qusoi yang meminta agar Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang SH memikirkan kembali mendirikan Sumsel United akan menjadi pesaing Sriwijaya FC di Sumsel.
"Alangkah eloknya kalau Wagub kita itu tetap memikirkan Sriwijaya FC karena wlaau bagaimanapun ini dibeli awalnya dari dana Pemprov Sumsel. Jadi duit rakyat Sumsel," kata Qusoi.
Menurutnya percuma juga membentuk klub baru, sedangkan Sriwijaya FC ini sudah punya pondasi kuat. Sudah mengakar ke rakyat Sumsel. Sudah membahana baik nasional maupun internasional.
"Sriwijaya FC pernah ikut AFC, Liga Champion Asia. Jadi alangkah ruginya kalau kita mau mengembangkan klub baru lagi, tertati-tati lagi. Walaupun disokong dana besar," kata Qusoi.
Capo Tifoso Ultras Palembang Qusoi membeberkan fakta membuktikan tim Rans saja rontok degradasi ke Liga 3. Padahal dipegang artis tajir Rafi Ahmad.
Termasuk Persikabo 1973 yang sudah merger dengan PS Tira malah jatuh juga ke Liga 3. Yang tadinya dari Liga 1 merger, lalu jatuh ke Liga 2, dan kini degradasi ke Liga 3.
Fakta terbaru Dewa United klub profesional, modern, tapi tidak memiliki basis massa suporter akhirnya mereka berhomebase di Banten untuk menarik masyarakat Banten mendukung Dewa United.
"Intinya kalau klub baru Sumsel United ini berdiri apakah akan punya basis massa suporter besar atau militan kedepan. Bukan mudah membuat basis massa suporter besar," kata Qusoi.
Ia menilai Liga 1 Indonesia sekarang peminatnya kurang. Malah sekarang tersaingi Liga 2 dengan basis massa suporter besar tim-tim Liga 2. Tidak semudah itu, karena sponsorship, rating televisi melihat juga animo masyarakat dan animo suporter yang hadir di stadion.
"Kalau itu Sumsel United berdiri anggaplah ada suporter, apakah tidak akan terjadi gesekan, tawuran antar suporter. Sedangkan Sriwijaya FC saja dengan 3 kelompok suporter inipun baru 3 tahun ini berdamai sepanjang 20 tahun SFC berdiri," kata Qusoi.
Qusoi membeberkan belasan tahun terjadi tawuran, gesekan yang sudah banyak memakan korban jiwa. Apakah ini akan menambah korban jiwa lagi di Sumatera Selatan dengan kelompok suporter baru mereka.
"Jadi alangkah eloknya pemimpin baru kita, terkhusus yang terhormat Bapak HDCU memikirkan klub ini. Sudah sewajarnya HDCU meneruskan tongkat estafet klub Sriwijaya FC ini, dari yang awalnya Rosihan Arsyad yang membangun Stadion Jakabaring," katanya.
Daripada kosong tidak ada isi stadion itu akhirnya inisiatif Syahrial Oesman membeli klub Persijatim Solo untuk dijadikan Sriwijaya FC.
Sriwijaya FC yang berawalnya dari dana APBD Pemprov Sumsel sewajarnya dilanjutkan ke Syahrial Oesman. Dengan gegap gempita double winner diteruskan ke Alex Noerdin juga menjadi juara.
Selayaknya juga HDCU meneruskan tongkat estafet ini. Alangkah bangganya masyarakat Sumatera Selatan kalau HDCU meneruskan klub Sriwijaya FC minimal menaikkan ke Liga 1. HDCU akan dikenang masyarakat Sumsel. Kalau membentuk klub baru itu akan banyak makan energi, sedangakan Sriwijaya FC ini tinggal dipoles.
Tinggal tinta hijau mereka untuk mencarikan sponsor perusahaan besar di Sumsel. Tapi kalau ngotot menjadi Sumsel United, kami tidak masalah. Itu hak gubernur dan wagub terpilih. Jadi Sriwijaya FC juga jangan kecewa.
Qusoi berharap kepada PT Digi Sport Asia untuk bertindak profesional mengelola Sriwijaya FC kedepannya seperti manajemen Dewa United atau Bali United.
Dengan jaringan PT Digi Sport Asia dan pengalaman 1 musim kemarin bagaimana mengelola tim profesional, Qusoi berharap CEO Digi Anggoro Prajesta dan owner Digi Sport Alexander Rusli menjadikan tim Sriwijaya FC ini ke depan menjadi juara kembali atau minimal lolos ke Liga 1 ke depan.
"Alangkah eloknya kepada yang terhormat Bapak HDCU memikirkan klub SFC yang sudah menjadi ikon Sumsel," pungkasnya.
Sementara Ketua Sriwijaya Mania (S-MAN) Eddy Ismail menyatakan akan tetap setia membela Sriwijaya FC meski telah mendengar rencana Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang akan membuat klub baru Liga 2 bernama Sumsel United di Sumsel.
"Kami tetap setia dengan Sriwijaya FC, tidak ada SFC tidak ada S-MAN. Nama S-MAN juga dilegalkan di notaris tidak bisa diubah lagi dengan nama klub lain," kata Eddy Ismail.
Eddy tetap berharap apa yang diutarakan Cik Ujang baru sebatas wancana saja. Dia berpesan jangan membuat warga Sumsel kecewa dengan kebijakan membuat klub baru untuk menjadi saingan tim kebanggan publik Sumsel Laskar Wong Kito.
"Semoga baru wancana, pikirkan SFC ke Liga 1 saja. Kenapa harus buat yang baru urus saja yang sudah ada. SFC ini bukan klub milik Palembang SFC memilik Sumsel. Jadi kenapa harus ada klub Sumsel United, SFC juga mililk masyarakat Sumsel," kata Eddy Ismail.
Eddy memberikan pernyataan tegas, siapapun yang mengurus Laskar Wong Kito, S-MAN akan selalu ada memberikan dukungan.
"Kami S-MAN hanya akan royal kepada orang yang mengurus SFC saja," tegasnya.
(TribunKalteng.com/Sripoku.com)