TRIBUNJATIM.COM - Digeruduk ratusan motor ojol yang mogok setelah mengisi BBM jenis Pertalite, PT Pertamina buka suara.
Berawal dari video yang menunjukkan ratusan pengemudi ojek online (ojol) mendatangi Polresta Kendari pada Selasa (4/3/2025) malam.
Mereka mengeluhkan kendaraan yang mogok setelah mengisi bahan bakar jenis Pertalite di sejumlah SPBU di wilayah tersebut
Awalnya menurut mereka motornya ngadat.
Setelah itu barulah kendaraan tersebut mogok.
Tercium bau menyengat dari BBM Pertalite yang baru mereka beli.
Yakni berbau seperti thinner dan oli.
Ada yang mengatakan seperti campuran cat.
Para pengemudi menduga bahwa bahan bakar jenis Pertalite yang dijual di SPBU telah tercampur atau dioplos dengan bahan lain.
Kondisi ini membuat masyarakat ikut ketakutan dan tak lagi percaya mengisi BBM di Pertamina.
Namun tampaknya pihak Pertamina tak mau tinggal diam.
Area Manager Communication, Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Fahrougi Andriani Sumampouw, menyatakan Pertamina telah menerjunkan tim quality control, menyikapi dugaan ketidaksesuaian kualitas Pertalite di Kendari.
Tim quality control, kata Andriani akan turun ke lapangan untuk mengecek, termasuk di SPBU yang menerima suplai Pertalite.
Koordinasi juga terus dilakukan dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), penegak hukum, serta pihak independen untuk memastikan hasil uji kualitas bahan bakar dilakukan secara transparan dan akurat.
Uji sampel akan segera dilakukan bersama dengan instansi terkait guna memberikan kepastian kepada masyarakat.
”Pertamina juga membuka saluran pengaduan bagi masyarakat yang mengalami kendala terkait produk BBM. Pengaduan dapat disampaikan melalui SPBU terdekat, kantor layanan Pertamina di wilayah Sulawesi Tenggara, atau Call Center Pertamina 135 yang siap melayani 24 jam. Kami juga mengimbau masyarakat untuk selalu membeli BBM di SPBU resmi Pertamina guna memastikan kualitas dan keamanan bahan bakar yang digunakan,” kata Fahrougi, Rabu (5/3/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Wartakota, Kamis (6/3/2025).
Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan menunggu hasil investigasi resmi yang akan segera disampaikan.
Pertamina akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait dan memastikan setiap langkah yang diambil sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Seperti diketahui, ada beberapa video yang viral muncul di media sosial menunjukkan kegiatan ratusan ojol tengah mendorong sepeda motornya.
Aksi ini pun menjadi viral di media sosial.
Salah seorang pengemudi, Ahmad, warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengalami sendiri kendaraannya mogok usai mengisi Pertalite di SPBU Pertamina.
Para pengemudi ojol ini menduga ada indikasi bahan bakar minyak jenis Pertalite yang dijual di SPBU telah tercampur atau dioplos dengan bahan lain.
Ahmad mengatakan, beberapa saat setelah mengisi bahan bakar Pertalite, motornya "ngadat" dan sulit dikendarai.
Kejadian ini yang pertama kali dia alami karena sebelumnya dia mengisi dengan Pertamax.
"Saya sebelumnya isi Pertamax, tapi karena adanya kasus korupsi Pertamina, jadi isi Pertalite. Giliran ganti ke Pertalite, malah kena oplosan juga. Kacau betul," keluhnya.
Pengemudi ojol lainnya, Sabarudin, mengungkapkan bahwa banyak rekan ojol yang mengalami masalah serupa, dengan kerusakan pada motor yang diduga disebabkan oleh kualitas BBM.
“Masalahnya semua SPBU di Kendari itu bermasalah, terindikasi kemungkinan Pertalite dioplos,” kata Sabaruddin.
Dari sekitar 100 motor yang mengalami kerusakan, murni disebabkan oleh bahan bakar yang mereka beli dari SPBU.
“Kurang lebih 100 motor yang mengalami kerusakan murni dari bahan bakar, bahan bakar Pertalite,” lanjut Sabaruddin.
Ia juga berharap agar pihak kepolisian dapat segera menyelidiki dan memeriksa kondisi bahan bakar di SPBU-SPBU yang ada di Kendari.
Ia menduga, masalah ini berasal dari depot pengisian bahan bakar, karena hampir semua SPBU yang pengisiannya sudah habis mengalami masalah yang sama.
“Kami berharap pihak kepolisian bisa memeriksa SPBU-SPBU di Kendari, tapi saya duga masalahnya datang langsung dari depot, karena hampir semua SPBU yang ada di Kota Kendari yang habis mengisi, kendalanya sama semua,” ungkapnya.
Seorang petugas polisi yang menerima para ojol menegaskan bahwa pihak kepolisian tidak dapat langsung menindak pihak SPBU tanpa melalui proses pengujian laboratorium.
Ia meminta perwakilan ojol untuk membawa kendaraan yang mogok beserta bahan bakarnya untuk dimintai keterangan.
"Tidak bisa langsung kita tindak harus melalui uji laboratorium. Jadi yang motornya macet setelah isi BBM silakan ke ruanganku, tidak usah gerombolan begini, Oke," katanya.