TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri perhiasan memiliki peluang besar untuk berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. 

Tercermin dari nilai ekspor barang perhiasan dan barang berharga Indonesia pada Desember 2024 mencapai 435 juta dolar AS, meningkat 17,9 persen dibandingkan November 2024.

Sementara untuk nilai ekspor barang perhiasan dan barang berharga sepanjang tahun 2024 mencapai sebesar 5,5 miliar dolar AS.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita, optimis peluang ekspor lebih besar bisa dicapai pada 2025.

"Kami memiliki optimisme yang tinggi terhadap peningkatan ekspor industri perhiasan di tahun 2025, dengan harapan kondisi perekonomian global dapat semakin membaik," tutur Reni di Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Guna menggarap pasar lebih besar, industri perhiasan perlu mengikuti tren yang ada. Adapun tren yang sedang berkembang dalam industri perhiasan adalah penggunaan desain minimalis dan sentuhan teknologi seperti 3D printing, yang memungkinkan produsen menciptakan perhiasan dengan tampilan mewah namun bobot lebih ringan.

Teknologi ini juga mendorong personalisasi produk sesuai selera dan kebutuhan konsumen, terutama segmentasi generasi muda.

Upaya strategis untuk mendongkrak perluasan ekspor, Kemenperin mendukung pelaksanaan pameran dagang perhiasan bertaraf internasional, yakni Jakarta International Jewellery Fair (JIJF) 2025.

Pameran yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) tersebut dilaksanakan pada 27 Februari hingga 2 Maret 2025 di Assembly Hall, Jakarta International Convention Center (JICC).

"Pameran ini menjadi kesempatan dan wadah bagi para pelaku industri untuk memperkenalkan produk perhiasan terbaru, menjalin kerja sama bisnis, serta bertukar informasi terkait tren dan inovasi dalam industri perhiasan," ucap Reni.

Direktur Industri Aneka Kemenperin Reny Meilany, menyebut pihaknya terus melakukan berbagai upaya program dan kebijakan strategis untuk pertumbuhan industri perhiasan nasional.

"Kami berkomitmen untuk terus mendorong ekspansi industri perhiasan nasional, melalui partisipasi pameran dalam dan luar negeri, program e-smart IKM, program Peningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri (P3DN), restrukturisasi mesin/peralatan, dan bimbingan teknis bagi industri perhiasan. Dengan strategi yang tepat, kami optimis industri perhiasan Indonesia dapat semakin kompetitif di pasar global," terang Reny.

Baca Lebih Lanjut
Indonesia Ekspor 351 Ton Bubuk Kratom ke AS dan Eropa Senilai Rp 17,4 Miliar Dolar
Choirul Arifin
Kemenperin Catat Sepanjang 2024 Industri Manufaktur Telah Serap Tenaga Kerja Sebanyak 1 Juta Orang
Seno Tri Sulistiyono
Kantongi Laba Rp 802,5 Miliar di 2024, Cinema XXI Buka 16 Bioskop Baru
Sanusi
Hitung-hitungan dari Gaun hingga Perhiasan, Seberapa Mahal Biaya Tampil Glamor di Oscar 2025?
Mia Della Vita
Nilai Ekspor Babel di Januari 2025 Mengalami Penurunan Dibandingkan dengan Desember 2024
Hendra
Ekspor dan Impor 2025 Kalsel Mengalami Penurun, Berikut Rinciannya
Irfani Rahman
3 Koleksi Perhiasan Selvi Ananda yang Sempat Disorot, Ada Kalung dan Anting Berlian Satu Set
Putri Asti
Program Desa Devisa Kemenperin-LPEI Kembangkan Sentra Gula Aren
Choirul Arifin
Ekspor Bangka Belitung Turun 48,13 Persen
Rusaidah
Dolar AS Tembus Rp 16.560!
Detik