TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru kesehatan ibunda Raisa, Ria Mariaty yang divonis kanker paru-paru stadium 4.
Tak banyak publik yang tahu mengenai kesehatan ibunda Raisa.
Pasalnya Raisa sendiri tak pernah menunjukkan kesedihan atau momen saat merawat sang ibunda.
Kini momen Raisa yang menemani sang ibunda nampak ke publik.
Hal tersebut terlihat dari unggahan sang kakak, Rinaldi Nurpratama dalam Instagram.
Raisa terlihat setia menemani sang ibunda, baik memandikan, menemani menjalani kemoterapi, hingga memantau ibunya yang kesulitan berada di tempat tidur.
Rinaldi juga sempat mengunggah potret Ria Mariaty yang mulai memangkas semua rambutnya dampak dari kemoterapi.
Dalam unggahannya, Rinaldi Nurpratama menyebut vonis kanker paru-paru stadium 4 sempat mengguncang dunianya.
Namun Ria Mariaty teguh melawan penyakit tersebut.
"Hidup memiliki cara untuk mengajari kita apa yang benar-benar penting. Dan terkadang, pelajaran itu datang dengan cara tersulit. Kanker paru-paru stadium 4—kata-kata yang mengguncang dunia Anda. Tapi ibuku? Dia tidak hanya berkelahi; dia hidup, mencintai, dan menunjukkan kepada saya seperti apa kekuatan sejati.
Waktu melambat ketika Anda menyadari setiap napas, setiap langkah, setiap senyum adalah pertempuran yang dimenangkan. Perjalanan ini bukan hanya miliknya; ini milik kita. Dan tidak peduli betapa sulitnya, satu hal yang pasti—cinta akan selalu memimpin.
Satu hari pada satu waktu, satu saat pada satu waktu. Kita terus maju," tulis @rinaldinurpratama pada 23 Februari 2025 lalu.
Pada unggahan sebelumnya, Rinaldi Nurpratama membantu sang ibunda memangkas semua rambutnya hingga habis.
Setelah selesai memangkas rambut sang ibu, Rinaldi ikut memangkas rambut gondrongnya.
Hal tersebut dilakukan agar sang ibunda tak merasa sendirian.
"Kamu tidak sendirian Bu.
Hari ini, aku mencukur kepalaku bersamamu—bukan hanya karena kemo, tetapi karena kita bersama-sama. Kemo membuat rambut Anda rontok, jadi kami memutuskan untuk melepaskannya. Dan jika kamu botak, aku juga akan botak.
Setiap untai yang jatuh adalah pengingat akan kekuatan Anda, pertarungan Anda, dan cinta yang mengelilingi Anda. Kamu yg terindah, ada atau tanpa rambut.
Perjalanan ini tidak mudah, tetapi kami berjalan beriringan. Dan apa pun yang terjadi, Anda tidak akan pernah melakukannya sendirian. Kamu kuat, kamu cantik, dan apa pun yang terjadi, kamu tetap dirimu.
Aku mencintaimu, Ibu. Selalu," tulisnya.
Sebagai informasi, pada akhir tahun 2024 lalu Ria Mariaty didiagnosis mengidap kanker paru-paru.
Sel kanker bahkan sudah menyebar ke beberapa bagian tulangnya.
Padahal ibunda Raisa sempat menjalani pemeriksaan kanker secara lengkap pada Mei 2024 lalu.
Hasilnya, Ria Mariaty dinyatakan negatif kanker.
"January 2025
It hasn’t been an easy start to the year, but what we’re grateful for is that we are united as a family, standing together through it all. And hopefully, we can also find peace in living alongside cancer.
Back in December 2024, we were struck by shocking news—our mom was diagnosed with lung cancer, and it had already spread to several parts of her bones. It was devastating, especially since she had undergone a full cancer screening in May 2024, and nothing had appeared at the time."
(Januari 2025
Awal tahun ini memang tidak mudah, tetapi yang kami syukuri adalah kami bersatu sebagai satu keluarga, saling menguatkan dalam menghadapi semua ini. Semoga kami juga dapat menemukan kedamaian dalam menjalani hidup berdampingan dengan kanker.
Pada Desember 2024, kami dikejutkan oleh berita yang mengejutkan—ibu kami didiagnosis menderita kanker paru-paru, dan kanker tersebut telah menyebar ke beberapa bagian tulangnya. Berita itu sangat menyedihkan, terutama karena ia telah menjalani pemeriksaan kanker lengkap pada Mei 2024, dan tidak ada hasil apa pun saat itu)," tulis Rinaldi.
Namun hasil berbeda justru keluar setelah Ria Mariaty mengalami batuk-batuk hingga sebulan lamanya.
Di bulan Oktober 2024, ibunda Raisa mengalami batuk selama satu bulan dan memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis paru-paru.
Dokter pun mendiagnosis kalau ibunda Raisa mengidap TBC.
Ria Mariaty bahkan sampai dirawat di rumah sakit selama dua minggu.
Setelah dua minggu opname, Ria Mariaty akhirnya diperbolehkan pulang.
Selama di rumah, ibunda Raisa harus berjuang melawan efek samping obat TBC di mana ia merasakan mual, muntah, kembung hingga pusing.
Baru tiga hari pulang ke rumah, Ria Maryati harus kembali dirawat di rumah sakit.
"Timeline:
- October 2024: Mom had been coughing for a month, so she saw an internist (internal medicine specialist) and a pulmonologist (lung specialist). She was diagnosed with tuberculosis (TB/TBC, as it’s more commonly known in Indonesia) and was hospitalized for two weeks.
- After returning home: She struggled with the side effects of TB medication—severe nausea, vomiting, bloating, and dizziness. Just three days later, she had to be readmitted to the hospital.
(Kronologi:
- Oktober 2024: Ibu batuk selama sebulan, jadi ia memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis paru-paru. Ia didiagnosis menderita tuberkulosis (TB/TBC, seperti yang lebih dikenal di Indonesia) dan dirawat di rumah sakit selama dua minggu.
- Setelah kembali ke rumah: Ia berjuang melawan efek samping obat TB—mual parah, muntah, kembung, dan pusing. Hanya tiga hari kemudian, ia harus kembali dirawat di rumah sakit)," lanjutnya.
Opname untuk yang kedua kalinya, ibunda Raisa disarankan agar menjalani sederet pemeriksaan soal kanker.
Setelah menjalani pemeriksaan PET, ibunda Raisa didiagnosis mengidap kanker paru-paru stadium empat.
Tak heran kalau sel kankernya bahkan sampai menyebar ke beberapa bagian tulang.
Untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, ibunda Raisa harus menjalani enam siklus kemoterapi hingga radiasi.
Dikarenakan kondisi imunnya yang tak sekuat dulu, dokter menyarankan ibunda Raisa tidak menerima pengunjung dulu.
"- Second hospitalization: The doctor ordered a PET scan to check for cancer. A few days later, the results confirmed our worst fears—she had stage 4 lung cancer, and it had already spread to several bones.
Now, she will undergo six cycles of chemotherapy and six rounds of radiation as part of her treatment. Due to her fragile immune system, the doctors have advised that she should not receive visitors for now. It has been challenging to keep her hemoglobin (HB), leukocyte, and thrombocyte levels stable, even with blood transfusions.
(- Rawat inap kedua: Dokter meminta pemindaian PET untuk memeriksa kanker. Beberapa hari kemudian, hasilnya mengonfirmasi ketakutan terburuk kami—dia menderita kanker paru stadium 4, dan kankernya telah menyebar ke beberapa tulang.
Sekarang, dia akan menjalani enam siklus kemoterapi dan enam putaran radiasi sebagai bagian dari perawatannya. Karena sistem kekebalan tubuhnya yang rapuh, dokter telah menyarankan agar dia tidak menerima pengunjung untuk saat ini. Menjaga kadar hemoglobin (HB), leukosit, dan trombositnya tetap stabil, bahkan dengan transfusi darah.)," imbuhnya.
Berkat pengobatan yang dijalani, kondisi ibunda Raisa mulai membaik.
Rinaldi juga menyampaikan kabar bahwa sang ibu menunjukkan kekuatan dan semangat luar biasa untuk sembuh.
Perjuangan dan semangatnya untuk sembuh justru menjadi kekuatan bagi keluarga yang menemaninya.
( Siti N) (TribunTrends/Ninda)