TRIBUNSTYLE.COM - "Jaejoong ungkap agensinya mengeluarkan 20 miliar KRW (13,7 juta USD) tiap tahun untuk kelola dua grup idola K-Pop! Angka fantastis!"
Dalam sebuah pengungkapan mengejutkan, Jaejoong baru-baru ini berbicara tentang besarnya biaya yang dikeluarkan oleh agensinya untuk mengelola dua grup idola K-Pop.
Angka yang diungkapkan sangat fantastis—20 miliar KRW atau sekitar 13,7 juta USD setiap tahunnya.
Jaejoong, yang dikenal sebagai mantan anggota TVXQ dan kini terlibat dalam produksi girl grup SAY MY NAME, berbagi pengalamannya dalam episode terbaru acara varietas Netflix "Try? Choo-ry!" dalam menjawab pertanyaan seputar kesulitan menghasilkan uang bagi idola yang baru debut.
Investasi Besar di Dunia K-Pop
Biaya besar ini, menurut Jaejoong, sebagian besar digunakan untuk menanggung segala proses yang berlangsung sebelum grup idola dapat meraih kesuksesan.
Dalam industri K-Pop, agensi diharuskan mengeluarkan investasi yang cukup besar bahkan sebelum debut grup.
Mulai dari pencarian anggota, pelatihan intensif, hingga produksi konten yang memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Sebagai contoh, biaya mulai dikeluarkan pada tahap casting atau audisi.
Agensi mengunjungi akademi K-Pop di seluruh dunia atau bahkan mengadakan audisi di luar negeri, yang tentunya memerlukan pengeluaran untuk perjalanan staf, penginapan, dan sewa tempat.
Bahkan ada perusahaan yang menginvestasikan puluhan miliar KRW untuk memproduksi acara TV audisi mereka.
Begitu anggota terpilih dan mulai menjalani pelatihan, biaya pun semakin meningkat.
Pelatihan yang mereka jalani bukan hanya berupa vokal, tari, dan rap, tetapi juga mencakup pelatihan teknik kamera, bahasa asing, bahkan kosmetik.
Dengan persaingan yang ketat di dunia K-Pop, biaya produksi pun terus melambung, dengan konten seperti video musik dan singel yang harus diproduksi sebelum grup benar-benar debut.
Biaya Pemasaran yang Menguras Kantong
Selain biaya produksi, pemasaran menjadi salah satu bagian yang sangat penting untuk kesuksesan grup pendatang baru.
Biaya pemasaran di media sosial, yang kini menjadi kunci utama dalam menarik perhatian penggemar, telah melambung hingga puluhan juta KRW.
Dalam sebuah wawancara, seorang informan di industri musik mengungkapkan bahwa pengeluaran sebesar 100 juta KRW (~75.000 USD) belum tentu cukup untuk membuat dampak besar di dunia K-Pop, karena kesenjangan anggaran antara agensi besar dan kecil sangat mencolok.
Fenomena ini disebut sebagai "kesenjangan kekayaan pemasaran" yang kini menjadi perbincangan hangat di industri.
Pada sebuah konferensi pers baru-baru ini, seorang pejabat dari organisasi musik Korea Selatan menyatakan bahwa siklus hidup sebuah grup idola kini semakin singkat, hanya sekitar dua hingga tiga tahun.
Oleh karena itu, banyak agensi kecil hingga menengah yang menghabiskan antara 1 miliar hingga 10 miliar KRW (~750.000 USD hingga ~7,5 juta USD) untuk memulai dan mempromosikan sebuah grup idola.
Pendekatan Alternatif: QWER, Grup Idola dengan Biaya Lebih Rendah
Meskipun biaya untuk memproduksi grup idola K-Pop sangat tinggi, ada juga pelaku industri yang mencoba pendekatan berbeda dengan anggaran yang jauh lebih rendah.
Salah satu contohnya adalah grup QWER, yang dibentuk dengan mengumpulkan kreator, TikToker, dan mantan idola, bukan dengan cara tradisional melalui pelatihan panjang.
Berbeda dengan grup idola pada umumnya yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk debut, QWER memutuskan untuk mendokumentasikan perjalanan mereka menuju debut melalui serial YouTube "My Favorite Idol". Pendekatan ini memungkinkan penggemar untuk terlibat langsung dalam proses perkembangan grup, dari awal hingga debut.
Dalam sebuah wawancara, Kim Gye Ran, produser QWER, mengungkapkan bahwa biaya produksi grup ini hanya sekitar sepersepuluh dari biaya produksi grup idola pada umumnya, dengan total biaya kurang dari 1 miliar KRW (~750.000 USD).
Meskipun QWER adalah band yang memerlukan biaya tambahan untuk pertunjukan langsung dan pengaturan instrumen, mereka memilih untuk tampil di festival dan acara langsung yang lebih terjangkau daripada tampil di acara musik tradisional.
Hal ini membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, sebuah grup idola dapat menghemat biaya besar dan memaksimalkan keterlibatan penggemar.
Meskipun tantangan besar dihadapi oleh mereka yang berusaha menciptakan grup idola K-Pop dengan anggaran terbatas, QWER menunjukkan bahwa ada cara untuk mengatasi biaya besar ini.
Dengan konsep band yang unik, perjalanan yang didokumentasikan, serta strategi yang lebih hemat biaya, QWER menjadi contoh kesuksesan langka yang mampu menarik perhatian industri.
Namun, banyak pengamat industri menilai bahwa pendekatan QWER berbeda dengan sistem pelatihan K-Pop tradisional, yang mengharuskan grup untuk menjalani pelatihan bertahun-tahun sebelum debut.
Meski begitu, mereka tetap berhasil menunjukkan bahwa kesuksesan dapat dicapai dengan ide dan perencanaan yang inovatif, bahkan dengan anggaran yang jauh lebih rendah.
Dengan biaya yang terus meningkat di industri K-Pop, QWER mungkin hanya salah satu contoh dari banyak grup yang berusaha untuk menciptakan formula baru dalam mengelola dan meluncurkan grup idola dengan cara yang lebih efisien dan hemat biaya. ( TribunStyle.com/ Allkpop.com/ Hadyan )