TRIBUNMANADO.CO.ID - Darah adalah elemen yang sangat penting bagi tubuh manusia.

Teetapi ada banyak orang yang merasa tidak sanggup melihat darah, terutama saat seseorang mengalami cedera atau terluka.

Reaksi fisik terhadap darah bisa sangat bervariasi, dari rasa lemas, pusing, hingga bahkan pingsan.

Fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari sisi kesehatan maupun psikologis.

Secara fisik, melihat darah dapat memicu respons tubuh yang cukup kuat.

Bagi sebagian orang, darah bisa dianggap sebagai tanda adanya cedera atau ancaman, yang mengaktifkan sistem saraf otonom.

Ini dapat memicu pelepasan hormon-hormon tertentu yang menyebabkan peningkatan denyut jantung dan penurunan tekanan darah.

Akibatnya, kita merasa pusing atau lemas karena darah dari kepala mengalir ke bagian tubuh yang lebih rendah, seperti kaki.

Selain faktor fisik, faktor psikologis juga memiliki peran besar.

Beberapa orang mungkin memiliki hemophobia, yakni fobia atau ketakutan terhadap darah.

Ketika melihat darah, otak mereka merespons dengan memicu respons fight-or-flight, yang mengarah pada gejala-gejala seperti pusing, lemas, bahkan penglihatan yang mengabur.

Menariknya, reaksi kita terhadap darah bisa berbeda jika kita melihatnya di media seperti televisi atau film.

Darah dalam konteks film atau gambar seringkali dianggap sebagai bagian dari fiksi atau rekayasa, sehingga tubuh kita tidak merespons seintens saat melihat darah asli.

Namun, jika reaksi terhadap darah sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, bisa jadi ini adalah indikasi adanya fobia darah yang cukup serius.

Fobia darah, seperti fobia lainnya, dapat merespons dengan eksposur bertahap terhadap penyebab ketakutannya.

Akan tetapi, ada perbedaan penting antara fobia darah dan fobia lainnya.

Pada kebanyakan fobia, detak jantung akan meningkat ketika seseorang merasa takut, sementara pada fobia darah, justru detak jantung cenderung menurun.

Penjelasan Ilmiah

Penjelasan ilmiah terkait ketidaksanggupan melihat darah adalah fenomena yang dikenal dengan istilah Sinkop Vasovagal.

Dalam kondisi ini, detak jantung menjadi tidak teratur ketika seseorang melihat darah.

Pembuluh darah yang ada di kaki akan melebar, menyebabkan darah mengalir ke bagian tubuh yang lebih rendah, sehingga tekanan darah turun dan mengakibatkan pusing, lemas, atau bahkan pingsan.

Gejala ini sering diikuti oleh kulit yang pucat, penglihatan yang kabur, dan keringat dingin.

Namun, tidak hanya darah yang bisa memicu kondisi ini.

Stres emosional yang ekstrem, panas berlebih, atau bahkan aktivitas fisik yang berlebihan, seperti meniup trompet, juga dapat menyebabkan sinkop vasovagal.

Meski demikian, kondisi ini tidak dapat sepenuhnya dihindari. 

Bagi yang mengalaminya, ada beberapa cara untuk mengurangi gejalanya.

Salah satunya adalah dengan berbaring dan mengangkat kaki untuk membantu aliran darah kembali ke otak.

Jika tidak memungkinkan berbaring, seseorang dapat duduk dan menundukkan kepala di antara kedua lututnya, agar darah bisa mengalir kembali ke otak dengan bantuan gravitasi.

Terkait dengan fobia darah, ada sebuah teori yang dikenal dengan "Hipotesis Ancaman Paleolitik."

Hipotesis ini mengemukakan bahwa fobia terhadap darah mungkin berfungsi sebagai mekanisme perlindungan biologis, khususnya bagi perempuan dan anak-anak pada zaman purba.

Ketika terjadi konflik fisik, reaksi tubuh yang menyebabkan seseorang pingsan bisa saja menjadi cara untuk menghindari cedera fatal.

Meskipun demikian, hipotesis ini masih sebatas spekulasi dan belum sepenuhnya dapat dibuktikan.

Pada akhirnya, meskipun melihat darah bisa memicu reaksi yang kuat, tubuh kita memiliki cara-cara alami untuk menanggapi atau mengurangi gejalanya.

Namun, bagi sebagian orang yang mengalami ketakutan berlebihan terhadap darah, mendapatkan bantuan medis atau terapi bisa menjadi langkah yang tepat untuk mengatasi fobia tersebut.

-

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

Baca Lebih Lanjut
Bejo Sugiantoro Meninggal Usai Kolaps di Lapangan Sepak Bola, Inikah Pemicunya?
Detik
Sisi Lain Meningkatnya Pengguna Rokok Elektrik di Indonesia, dari Faktor Kesehatan hingga Lifestyle
Putradi Pamungkas
Kenapa Info GTK Tidak Bisa Dibuka? Ini Penyebab dan Solusinya
Berita Hari Ini
Penjelasan Dosen Psikolog IAKN Palangka Raya Faktor Tindakan Kekerasan Dilakukan Remaja
Sri Mariati
Waduh, Ini Alasan Cowok Tiba-tiba Cuek Atau Tidak Peduli Sama Kamu
Konten Grid
10 Alasan Berolahraga yang Bisa Bikin Hidupmu Lebih Sehat & Bahagia
Tim TribunStyle
6 Alasan Ilmiah Kenapa Alien (Mungkin Saja) Ada
Detik
Kenapa Selebrasi Ice Cold Dilarang? Begini Alasan dan Asal-usulnya
Berita Hari Ini
3 Alasan Makanan Manis Bisa Sebabkan Jerawat, Hati-hati Ngemil!
Pradipta R
Benarkah Sayuran Seperti Brokoli dan Wortel Bisa Cegah Uban? Ini Temuan Peneliti
Timesindonesia