SURYA.co.id | SURABAYA - PT Zaini Makmur Sentosa atau Zamasta melakukan ekspor perdana benih jagung hibrida ke Thailand.
Langkah bisnis ini menjadi pencapaian signifikan dalam menegaskan posisi Indonesia di sektor pertanian regional.
"Setelah melalui proses penjajakan dan kerja sama dengan beberapa perusahaan di Thailand, kami berhasil mengamankan kesepakatan ekspor tahap awal sebanyak 7 ton benih jagung hibrida," kata Wira Suryadi Zaini, Direktur Zamasta, dalam rilisnya Senin (3/3/2025).
Lebih lanjut Wira menjelaskan, dengan struktur iklim yang mirip antara Indonesia dan Thailand, pihaknya yakin produknya dapat diterima dengan baik.
"Tentu tidak mudah meyakinkan negara yang dianggap lebih maju dalam pertanian untuk menerima produk kami, namun dengan dukungan dari semua mitra dan stakeholder kami yang terbaik di bidangnya, kami berhasil merealisasikan ekspor perdana ini,” lanjutnya.
Ke depan, perusahaan optimis volume ekspor dapat berkembang menjadi ratusan hingga ribuan ton.
Tidak hanya ke Thailand, perusahaan yang terletak di Megaluh, Jombang tersebut juga mentargetkan bisa memperluas pasar ekspor ke negara-negara anggota Asean lainnya.
Dalam lima tahun kedepan, Zamasta menargetkan ekspor mencapai 1.000 ton, dengan harapan semakin banyak petani yang dapat dilibatkan dalam pertumbuhan perusahaan.
“Sudah saatnya pertanian Indonesia menjadi kiblat bagi Asia Tenggara, bahkan dunia. Memang tidak mudah dengan segala keterbatasan yang ada. Namun, dengan optimisme dan fokus mencari solusi, kita bisa mewujudkan mimpi ini.
Selain mendorong ekspor, perusahaan juga tengah dalam tahap positioning untuk produk biostimulan terbaru yang telah dirilis pada akhir tahun lalu.
"Untuk mendukung pertumbuhan kinerja, kami juga telah menyiapkan lahan baru jika produksi di processing plant saat ini sudah mencapai kapasitas maksimum. Kami selalu melangkah dengan perhitungan matang. Jika memang diperlukan untuk memperkuat brand awareness, supply chain, dan sinergi dengan stakeholder di negara tujuan ekspor, kami siap mengambil langkah strategis,” beber Wira.
Dalam menghadapi tantangan bisnis, Zamasta menerapkan prinsip Disrupsi dan Optimalisasi, yaitu menghilangkan proses yang tidak efisien serta terus mendorong inovasi untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, Zamasta juga menjalankan program Zamasta Berbagi, sebuah inisiatif yang dimulai sejak pandemi COVID-19 tahun 2020.
Program ini berfokus pada pemberian paket sembako kepada masyarakat kurang mampu, terutama lansia dan mereka yang hidup sendiri.
Selain itu, Zamasta turut memberikan pendampingan dan edukasi kepada petani mitra agar mereka dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, Zamasta juga menjalankan program Zamasta Berbagi, sebuah inisiatif yang dimulai sejak pandemi COVID-19 tahun 2020.Program ini berfokus pada pemberian paket sembako kepada masyarakat kurang mampu, terutama lansia dan mereka yang hidup sendiri.
Selain itu, Zamasta turut memberikan pendampingan dan edukasi kepada petani mitra agar mereka dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.