TRIBUNSTYLECOM - "Shohoku telah berjuang keras, tapi di mana sebenarnya akhir perjalanan mereka? Temukan penutupan epik Slam Dunk dalam manga dan anime!"
SLAM DUNK, serial manga dan anime yang memukau penggemar di seluruh dunia, telah menjadi ikon dalam dunia olahraga sejak pertama kali muncul pada 1990 di majalah Weekly Shonen Jump terbitan Shueisha.
Karya Takehiko Inoue ini tidak hanya menyajikan kisah persahabatan dan perjuangan, tetapi juga mendalami olahraga basket dengan penuh emosi dan aksi yang menggugah.
Meskipun sudah lebih dari tiga dekade sejak debutnya, Slam Dunk tetap memiliki pengaruh besar dan basis penggemar yang sangat kuat.
Namun, meskipun popularitasnya tak lekang oleh waktu, akhir cerita dalam manga dan anime Slam Dunk meninggalkan beberapa pertanyaan bagi para penggemar.
Mengingat bagaimana kedua versi ini memiliki kesamaan yang signifikan, apa yang sebenarnya membedakan penutupan cerita Slam Dunk antara manga dan anime?
Perbedaan Akhir Cerita dalam Anime dan Manga
Manga Slam Dunk yang diterbitkan hingga 1996, berakhir dengan cara yang cukup dramatis dan penuh makna.
Tim basket Shohoku, yang dipimpin oleh Sakuragi Hanamichi, akhirnya berhadapan dengan tim terkuat Jepang, SMA Sannoh.
Sannoh yang dipimpin oleh pemain legendaris Eiji Sawakita menjadi tantangan terbesar bagi Shohoku.
Setelah melalui pertandingan yang penuh ketegangan, Shohoku akhirnya kalah dari Sannoh.
Namun, kekalahan itu datang dengan harga yang cukup mahal.
Sakuragi, yang menjadi sorotan dalam banyak pertandingan penting, mengalami cedera punggung yang parah.
Cedera ini memengaruhi kondisi fisik dan mentalnya, serta memengaruhi prospek tim Shohoku untuk musim selanjutnya.
Sebuah akhir yang pahit, yang menyiratkan bahwa perjalanan mereka di dunia basket masih panjang, meskipun harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa tidak semua perjuangan berakhir dengan kemenangan.
Penutupan dalam Anime: Sebuah Alternatif yang Menghibur
Di sisi lain, anime Slam Dunk menyajikan akhir yang agak berbeda.
Lima episode terakhir anime ini mulai menyimpang dari jalur cerita yang ada dalam manga.
Alih-alih mengakhiri cerita dengan pertandingan melawan SMA Sannoh, anime berfokus pada persiapan Shohoku untuk mengikuti turnamen antar-SMA.
Dalam episode terakhir anime, Shohoku mengadakan pertandingan persahabatan melawan pemain top dari dua tim besar, Shoyo dan Ryonan.
Adegan ini tidak ada dalam manga, yang artinya anime memilih untuk memberikan nuansa optimisme dengan menunjukkan kemampuan Shohoku yang semakin berkembang.
Meski begitu, banyak penggemar yang merasa bahwa perbedaan ini menciptakan ketidakpastian, karena anime tidak menunjukkan nasib Shohoku setelah pertandingan melawan Sannoh, meninggalkan cerita tanpa akhir yang pasti.
Sekuel Manga dan Film Pertama Slam Dunk yang Menawarkan Penutupan Baru
Pada tahun 2004, Takehiko Inoue merilis sekuel pendek manga Slam Dunk, yang mengungkapkan nasib Shohoku setelah kejadian di manga utama.
Sekuel ini memperlihatkan Sakuragi yang sedang dalam masa pemulihan di rumah sakit, di mana ia menerima surat dari Haruko Akagi yang memberikan kabar tentang rekan-rekan setimnya.
Sekuel ini menyuguhkan gambaran tentang perkembangan sekolah saingan Shohoku, sekaligus memberikan sedikit harapan untuk masa depan tim.
Namun, pada tahun 2022, sebuah film berjudul The First Slam Dunk dirilis dan menghadirkan akhir yang sama sekali berbeda.
Dalam film ini, Shohoku tampil sebagai pemenang dalam pertandingan melawan Sannoh, dengan Sakuragi berhasil melakukan buzzer-beater yang mengesankan—sebuah pencapaian monumental, mengingat ini adalah tembakan pertama Sakuragi yang berhasil dalam pertandingan resmi.
Film ini memberi angin segar bagi penggemar, karena menawarkan penutupan yang lebih membanggakan bagi tim Shohoku.
Namun, film ini juga memilih untuk memfokuskan cerita pada karakter Ryota Miyagi, memberikan kesempatan bagi penggemar untuk melihat perjalanan pribadi salah satu anggota tim Shohoku yang tak kalah menarik.
Spekulasi Tentang Penyebab Perbedaan Akhir Cerita
Ada beberapa spekulasi mengenai mengapa akhir cerita dalam anime dan manga berbeda.
Beberapa pengamat percaya bahwa perbedaan ini mungkin disebabkan oleh kendala kreatif antara Inoue sebagai mangaka dan produser anime yang ingin memberi arahan berbeda pada cerita.
Kekhawatiran tentang kesulitan pengambilan keputusan kreatif dapat menjadi alasan mengapa anime berakhir dengan cara yang lebih ringan dan lebih terbuka dibandingkan dengan manga yang lebih menantang dan dramatis.
Film The First Slam Dunk juga memicu banyak diskusi di kalangan penggemar, karena membawa kembali semangat Slam Dunk ke layar lebar dengan pendekatan yang lebih modern dan fokus pada karakter lain selain Sakuragi.
Film ini telah memicu minat baru bagi waralaba ini dan membuat penggemar kembali mempertanyakan apakah ada lebih banyak cerita yang akan diceritakan setelahnya.
Warisan Abadi Slam Dunk
Bahkan setelah bertahun-tahun berlalu, Slam Dunk tetap menjadi salah satu waralaba terbesar dalam dunia manga dan anime olahraga.
Tidak hanya karena pertandingan basket yang seru dan karakter-karakternya yang begitu ikonik, tetapi juga karena kemampuannya untuk mengeksplorasi tema-tema seperti persahabatan, perjuangan, dan pertumbuhan pribadi.
Baik itu manga, anime, atau film, Slam Dunk terus memikat hati penggemar dari berbagai generasi.
Kekuatan cerita ini terletak pada kemampuannya untuk menghadirkan kisah yang relevan dan emosional, meskipun dengan akhir yang berbeda-beda di setiap medium.
Dan sementara penggemar masih menantikan penutupan yang lebih jelas, daya tarik Slam Dunk terus berkembang, membuktikan bahwa warisan abadi ini akan selalu hidup di hati para penggemarnya.
( TribunStyle.com/ Oneesports.gg/ Hadyan )