BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Manager Mama Khas Banjar, Jauhar angkat bicara perihal adanya dugaan kriminalisasi yang menyeret owner Mama Khas Banjar, Firly Norachim.
Jauhar mengatakan bahwa pada saat kepolisian datang ke Mama Khas Banjar, kepolisian tidak menunjukkan secara langsung surat tugas.
"Hanya menunjukkan sekilas. Tidak didampingi BPOM atau dinas terkait. Ini sudah tidak sesuai prosedur," ujarnya, senin, (03/03/2025).
Ia mengatakan bahwa setelah menunjukkan surat tugas, Kepolisian langsung melakukan penggeledahan dan penyitaan.
"Bahkan, barang-barang yang berada di basemen dan belum ditempeli kemasan untuk branding juga diangkut oleh Kepolisian," ujarnya.
Jauhar pun menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh kepolisian.
"Kenapa tidak sesuai dengan prosedur yang ada? Harusnya diberi binaan atau misalnya SP1, SP2 bahkan SP3," ujarnya.
Ia mengatakan UMKM itu dibina bukan dibinasakan. Sangat disayangkan.
"Kita juga tidak mendapatkan informasi dari Dinas terkait perihal harus ada atau tidak label yang ditempelkan untuk barang seafood," ujarnya.
Menurutnya, sebelum penyitaan terjadi harusnya ada edukasi dari dinas terkait. Tapi faktanya, Kepolisian malah mendatangi Mama Khas Banjar.
"Ini bentuk dugaan kriminalisasi. Imbasnya berdampak kepada karyawan karena karyawan yang berada di bawah Mama Khas Banjar ada yang belum digaji hingga saat ini," pungkasnya. (Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus sene)
"Kenapa tidak sesuai dengan prosedur yang ada? Harusnya diberi binaan atau misalnya SP1, SP2 bahkan SP3," ujarnya.Ia mengatakan UMKM itu dibina bukan dibinasakan. Sangat disayangkan.
"Kita juga tidak mendapatkan informasi dari Dinas terkait perihal harus ada atau tidak label yang ditempelkan untuk barang seafood," ujarnya.
Menurutnya, sebelum penyitaan terjadi harusnya ada edukasi dari dinas terkait. Tapi faktanya, Kepolisian malah mendatangi Mama Khas Banjar.
"Ini bentuk dugaan kriminalisasi. Imbasnya berdampak kepada karyawan karena karyawan yang berada di bawah Mama Khas Banjar ada yang belum digaji hingga saat ini," pungkasnya. (Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus sene)