TRIBUNJATIM.COM - Kisah pria lulusan SMP jualan ikan cupang ini bisa menjadi inspirasi.

Berawal modal Rp25 ribu, kini pria tersebut mendapat keuntungan sedikitnya Rp3 juta sehari.

Usaha ikan cupang telah dilakukan pria  tersebut selama 30 puluh tahun.

Bahkan kini ia memiliki bangunan toko sendiri setelah berpindah-pindah untuk berjualan.

Kisah ini datang dari Teni Hartono (47) dan istrinya Eli Sundawati (47).

Sebagai sesama lulusan SMP, keduanya hanya tahu dengan ulet bekerja ditambah kepasrahan kepada Allah SWT, nasibnya akan berubah.

Sejak berpacaran, keduanya sudah saling dukung. 

Teni yang penjual ikan cupang di Alun-alun Tanjungsari, tetap mendapat support dari pacar yang kemudian jadi istrinya itu.

Kala itu, pacar Teni merupakan buruh pabrik. 

Namun, siapa sangka ikan cupang membawa berkah.

Dengan berjualan ikan cupang, ekonominya merangkak naik. 

Kini, Teni, dan istri sudah punya toko sendiri.

Di toko itu, dijual ikan hias, ikan cupang, aquarium, perlengkapan memancing, hingga pakan burung, dan kucing. 

Toko itu terletak di Jalan Raya Sumedang-Bandung, tepatnya di wilayah Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

KISAH SUKSES - Teni Hartono (47) dan istrinya Eli Sundawati (47) saat ditemui Tribun Jabar.id di tokonya, di Jalan Raya Sumedang-Bandung, tepatnya di wilayah Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Kamis (27/2/2025) malam.
KISAH SUKSES - Teni Hartono (47) dan istrinya Eli Sundawati (47) saat ditemui Tribun Jabar.id di tokonya, di Jalan Raya Sumedang-Bandung, tepatnya di wilayah Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Kamis (27/2/2025) malam.
(Tribun Jabar/Kiki Andriana)

Toko ini buka setiap hari dari pagi hingga malam kecuali Jumat. 

Toko dan segala aset yang dimiliki Toni dan istri sekarang ini nilainya mencapai miliaran rupiah.

Padahal, dahulu pada 1991, modal awal yang digunakan Teni hanya Rp25 ribu.

Tribun Jabar mengunjungi toko itu pada Kamis (27/2/2025) malam.

Tampak berbagai macam ikan hias dipajang dengan akuarium. 

Di toko itu, orang hilir-mudik berbelanja.

Ada yang unik saat Teni melayani pelanggannya.

Setelah transaksi dilakukan, Teni selalu mengucapkan terima kasih dan doa kesehatan dan keselamatan untuk pembelinya. 

"Hatur nuhun, mudah-mudahan manfaat, sehat oge anu ngagaleuhna (terima kasih, mudah-mudahan barang yang dibeli berguna, dan pembelinya juga sehat)," katanya setiap usai transaksi, dikutip dari Tribun Priangan pada Senin (3/3/2025).

Toko ikan hias, peralatan pancing, dan pakan kucing ini di Tanjungsari terbilang yang paling lengkap.

Tak heran jika warga di Tanjungsari dan sekitarnya menuju ke tempat ini untuk berbelanja. 

Di toko itu, Teni sudah berjualan selama 10 tahun.

Sebelumnya, dia berpindah-pindah tempat sewaan. 

Total, dia sudah berjualan ikan hias dan pernak-perniknya selama lebih dari 30 tahun.

Teni bujangan adalah penjual kolor keliling.

Selepas SMP, dia sudah berjualan karena kebisaan itu turun dengan sendirinya dari ayahnya yang juga pedagang. 

Dia berjualan celana kolor keliling kampung, dengan terlebih dahulu berbelanja kolor di pasar baru. 

Sampai pada satu waktu ketika berbelanja, dia melihat orang berkerumun di sekitar pasar baru.

Dikira menonton reak, ternyata orang-orang sedang mengadu ikan cupang.

Dia masuk ke kerumunan itu dan obrolan pun terjadi dengan orang-orang pemain cupang itu. 

"Saya tanya di mana ikan cupang belinya, orang bilang di Tegallega. Saya ke sana, uang Rp25 ribu buat ongkos pulang, saya belikan cupang," kata Teten, sapaan akrab Teni.

"Sampai di Tanjungsari, ikan itu saya jual, saya jajakan di Alun-alun Tanjungsari, dijual Rp10 ribu per ekor. Habis semua. Saya dapat untung Rp225 ribu (plus modal Rp25 ribu), saya belanjakan lagi, terus menerus begitu sampai uang banyak," jelas Teten menambahkan. 

Tenang berjualan dengan keuntungan melimpah, Teni mulai merasakan omzetnya dari jualan ikan cupang menurun setelah lima tahun. 

Penurunan itu karena banyak saingan. Orang lain banyak uang mulai berjualan cupang. 

"Lalu saya mulai merambah ke ikan hias, Alhamdulillah laku dan tidak ada saingan. Jadi dulu modalnya setengah ikan hias, setengah buat beli cupang. Itu sekitar tahun 1995, masih bujangan, pacaran," katanya.  

Aktivitas itu terus dilakukannya, usahanya terus berkembang hingga sekarang ini omzetnya paling sepi Rp3 juta per hari. 

Bangunan toko kini punya sendiri, sebab selama mengontrak empat kali pindah, pemilik bangunan terus menaikkan harga sewanya. 

Harga sewa mulai dari Rp2juta terus naik, puncaknya ketika harga sewa Rp20 juta per tahun, dia memutuskan bikin bangunan toko sendiri. 

Eli Sundawati adalah istri yang setia mendukung Teni, bagaimanapun kondisi Teni.

Ketika pacaran dengan pria itu, Eli adalah karyawan pabrik. 

Menurut Eli, pertama kali dia bertemu Teni ketika dia sering mengunjungi lapak jualan bubur ayahnya di Alun-alun Tanjungsari.

Teni sering mangkal jualan cupang di pinggir lapak ayahnya. 

"Ketemu dengan Kang Aten waktu kerja di Pabrik Kewalram, ayah saya jualan di alun-alun. Enggak tahu mengapa jadi saling kenal, mungkin jodoh," kata Eli. 

Dia sama dengan Teni, hanya lulusan SMP.

Menurutnya, lulusan SMP sepertinya tidak ada keinginan apapun seperti yang dilakukan orang bertitel sarjana.

"Pasrah tapi sambil berusaha, ingin mengubah nasib, jangan sampai anak-anak sama nasibnya," katanya.  

Eli mengaku sering direndahkan orang, begitu juga dengan suaminya. 

Namun, dia tidak pernah membalas rasa pedih itu.

Dia hanya pasrah dan berdoa semoga nasib baik berpihak kepadanya. 

Kini, Teni dan Eli dikaruniai tiga orang anak.

Mereka adalah Indra Khaerul Nur'farid (19), Syailla Nurul'azzahra (16), dan Arkha Maulana Yusuf (6). 

Baca Lebih Lanjut
SOSOK Faiz Penjual Bubur Surabaya Jago Bahasa Inggris dan Jepang Cuma Lulusan SD '5 Kata per-Hari'
Sarah Elnyora Rumaropen
Setahunan Operasi, Pabrik Kosmetik Ilegal di Bekasi Raup Omzet Rp 1,5 M
Detik
Pemilik Pabrik Kosmetik Ilegal Bekasi Beli Bahan Baku dari Pasar di Jakbar
Detik
Pelaku Jual Ayam Suntikan di Jaksel Rp 50 Ribu Per Ekor, Berapa Omzetnya?
Detik
Berhenti Beroperasi, Petani Ikan Berharap Dapat Terus Memanfaatkan Teknologi eFishery
Seno Tri Sulistiyono
Bisa 'Beli' Stasiun MRT, Tuku Jual 18 Juta Gelas Kopi Dalam Setahun
Detik
Omzet Pedagang Buah Menurun Gegara Jalan Sunggal Hancur Lebur, Janji Palsu Dinas SDABMBK Kota Medan
Abdan Syakuro
Kisah Ibu Rumah Tangga Bisnis Keripik Kulit Tahu, Cuannya Lumayan!
Detik
Warga Ponggok Blitar Manfaatkan Momen Jelang Ramadhan untuk Cari Cuan dari Jualan Bunga Kenanga
Cak Sur
Giliran Ayam Potong yang Dioplos di Pasar Kebayoran Lama, Polisi Tangkap Pelaku
Hasanudin Aco