TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - eFishery, startup teknologi akuakultur yang tengah dalam pemeriksaan kasus fraud, kini telah berhenti beroperasi.

Ekosistem eFishery sudah berjalan cukup lama. Dan kini, puluhan ribu petani ikan yang menjadi mitranya berharap dapat terus memanfaatkan program dan teknologi eFishery yang terbukti telah membantu mereka selama bertahun-tahun.

Ketua Kelompok Petani Ikan di Tasik Jawa Barat Mujahid mengungkapkan teknologi eFishery telah membantu pihaknya mengurangi biaya operasional dan meningkatkan pendapatan.

"Sebelum pakai eFisheryFeeder, kami sering boros pakan sehingga sulit bersaing karena biaya tinggi. Sekarang, kami bisa hemat dan hasil panen jadi lebih baik." Kata Mujahid dalam keterangannya ke media, Senin (3/2/2025).

Selain itu kata dia, eFishery telah membantu mereka mendapatkan akses pembiayaan yang sebelumnya sulit didapat. "Sebelum ada eFishery, kami susah cari modal. Sekarang, kami bisa pinjam uang dengan mudah dan bayarnya dicicil sesuai hasil panen,” ujar dia.

Ia menjelaskan dengan program tersebut dirinya bisa mendapatkan margin sebesar Rp 3.000 per kilogram. “Saya berharap program dari eFishery bisa berjalan lagi. Karena ini menguntungkan petani ikan,” ucap dia.

Mario, petani budidaya ikan di Ciseeng, Bogor, mengapresiasi peran eFishery. “Fasilitas kredit seperti KABAYAN (Kasih Bayar Nanti) sangat membantu kami dalam membeli pakan. Kredit ini memberikan kelonggaran dalam pembayaran, sehingga kami bisa fokus pada budidaya,” jelasnya.

Melihat dari laporan FTI yg beredar, pencapaian bisnis eFishery sebenarnya bisa dikatakan cukup impresif. Per tahun, eFishery sempat mendapatkan tambahan revenue Rp2 triliun (50 persen growth) di 2023. Tentu ini tak lepas dari peran para investor.

Berdasarkan data Tracxn, eFishery telah mendapatkan pendanaan total sebesar USD 294 juta dari investor kelas kakap baik nasional maupun internasional, seperti Northstar Group, Temasek, Softbank, Aqua Spark, dan lainnya. Perusahaan teknologi akuakultur ini sudah lolos dan menerima investasi berdasarkan verifikasi puluhan investor besar nasional dan global karena diakui memiliki teknologi dan bisnis yang potensial untuk berkembang dan berdampak.

Meskipun dihantam skandal, berbagai pihak masih melihat eFishery sebagai bagian penting dalam transformasi industri akuakultur di Indonesia.

Prof Dr Yudi Nurul Ihsan Pakar Perikanan dari Universitas Padjadjaran, menyebut eFishery sebagai pelopor dalam digitalisasi perikanan.

“Keberadaan eFishery membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas petani. Namun, tantangan dalam manajemen keuangan menjadi pelajaran penting bagi startup di sektor agritech,” katanya. Sebab selain pendanaan, startup juga harus didampingi oleh pakar di bidangnya agar tetap berada pada jalur yang benar. (Kontan/tribunnews.com)
 
 
 
 

Baca Lebih Lanjut
Kembangkan Smart Greenhouse dengan Teknologi Korea, Polbangtan Malang Gandeng PT DMC Indonesia Food
Timesindonesia
Puluhan Mitra Petani McDonald's Dapat Perlindungan Program BPJS Ketenagakerjaan
Feryanto Hadi
Tommy Gunawan Bersama Petani Metro Selatan: Tengkulak Tak Boleh Merugikan Petani
Timesindonesia
8 Ton Buah Naga Sekali Panen, Ini Kisah Petani Kampung Merak Situbondo
Timesindonesia
Petani Tala Ini Tertarik Miliki Drone untuk Pemupukan, Pekerjaan Setengah Hari Tuntas Belasan Menit
Edi Nugroho
DIGIMAXTalk UMKM Series Vol. 2: Strategi Digital & Branding untuk UMKM Berdaya Saing di 2025
Brand Creative Writer
Tingkatkan Perekonomian Petani, TPL Salurkan Puluhan Ribu Bibit Kopi untuk KTH Lintong di Toba
Jefri Susetio
Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program Pekarangan Lestari, Kapolres Dairi dan Jajaran Mulai Pemanenan
Arjuna Bakkara
Pengumuman! TransJ Rute 5D Cililitan-Ancol Berhenti Operasi 28 Februari
Detik
Bangkalan Panen Sayur Buah di Lahan Kering, Inovasi Eco-Edufarming PHE WMO Raih PROPER Emas 2024
Deddy Humana