TRIBUNSOLO.COM - Sukoharjo diselimuti awan mendung, PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex grup diputuskan untuk ditutup permanen alias tidak lagi mempertimbangkan opsi going concern atau keberlangsungan usaha.

Hal itu berarti seluruh aset Sritex yang tersisa bakal dijual untuk membayar semua kewajiban atau utang perusahaan. 

Imbasnya adalah 10.000 karyawan Sritex grup terdampak pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Jumlah tersebut belum termasuk PHK pada perusahaan-perusahaan yang selama ini jadi pemasok (vendor) Sritex.

Demikian halnya pelaku usaha UMKM yang selama ini bergantung pada perputaran ekonomi di pabrik Sritex Sukoharjo berpotensi turut terdampak.

Adapun keputusan untuk tidak going concern ini dibacakan dalam rapat kreditur yang digelar di Pengadilan Negeri Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat 28 Februari 2025.

Pengadilan menyatakan bahwa going concern tidak memungkinkan untuk dilakukan.

Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRITEX), Iwan Kurniawan Lukminto (Wawan) mengaku terkejut dengan keputusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak kasasi terkait status pailit perusahaan tersebut.
Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRITEX), Iwan Kurniawan Lukminto (Wawan) mengaku terkejut dengan keputusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak kasasi terkait status pailit perusahaan tersebut. (TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf)

Hakim pengawas juga menetapkan Sritex grup insolvensi. 

Dengan berhenti permanen, semua karyawan di-PHK, dan seluruh asetnya dijual, maka praktis Sritex tak hanya dinyatakan pailit, namun juga resmi menyandang status Sritex bangkrut (Sritex tutup) per Maret 2025.

Siapa Pemilik Sritex?

Sejarah Sritex tak bisa dilepaskan dari Haji Muhammad Lukminto atau Ie Djie Shien.

Meski sudah berstatus perusahaan terbuka, bisa dibilang Sritex merupakan perusahaan yang dikendalikan Keluarga Lukminto.

Hingga dinyatakan pailit, tampuk kepemimpinan perusahaan yang berbasis di Kabupaten Sukoharjo ini dipegang oleh kakak beradik Iwan Setiawan Lukminto dan Iwan Kurniawan Lukminto yang merupakan generasi kedua.

Profil Iwan Lukminto

Mengutip laman resmi Sritex, Iwan Setiawan Lukminto atau juga dikenal dengan Iwan Lukminto saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Sritex.

Pria kelahiran 24 Juni 1975 ini merupakan jebolan Business Administration Suffolk University, Amerika Serikat. Ia juga tercatat merupakan Lemhanas Angkatan 20.

Sebelum menjadi komisaris utama, Iwan Lukminto sempat menjadi Dirut Sritex cukup lama, yakni sejak 2014.

Hingga pada 2023, tampuk kepemimpinan Sritex beralih ke adiknya, yakni Iwan Kurniawan Lukminto hingga saat ini.

Selain mengurusi Sritex, Iwan Lukminto juga tercatat sempat menjabat beberapa posisi strategis di berbagai organisasi mentereng.

Misalnya ia pernah menjadi Ketua Umum Asosiasi Emiten (AEI) pada 2020-2021.

Iwan Lukminto juga pernah menjadi Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), sebuah organisasi pengusaha tekstil terbesar di Tanah Air.

Namanya juga tercatat sebagai Dewan Kehormatan PB Wushu Indonesia.

Anak dari pendiri Sritex Haji Lukminto ini sudah lebih dari 25 tahun berkecimpung di dunia pertekstilan.

Dikutip dari Forbes, Iwan Setiawan Lukminto bahkan beberapa kali masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.

Forbes pernah mencatat jumlah kekayaan pria yang saat ini berusia 49 tahun ini sebesar 515 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,05 triliun.

Sritex adalah perusahaan terbuka yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 17 Juni 2013.

Saat penawaran saham pertamanya (IPO), harga sahamnya dilepas Rp 240 per lembarnya.

Mengutip Laporan Tahunan (Annual Report) Sritex 2023, pemegang saham mayoritas atau pengendali adalah PT Huddleston Indonesia sebesar 59,03 persen.

Pemegang saham kedua adalah kepemilikan publik sebesar 40,97 persen saham. Sebagai pemilik Sritex dengan saham mayoritas, PT Huddleston Indonesia adalah perusahaan yang kepemilikannya terafiliasi dengan Keluarga Lukminto.

KENA PHK : Ribuan karyawan atau buruh di PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Sukoharjo mulai meninggalkan pabrik di hari terakhir bekerja, Jumat (28/2/2025). Ribuan karyawan yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK).
KENA PHK : Ribuan karyawan atau buruh di PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Sukoharjo mulai meninggalkan pabrik di hari terakhir bekerja, Jumat (28/2/2025). Ribuan karyawan yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK). (TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf)

Meski dikenal sebagai perusahaan tekstil, keluarga Lukminto diketahui memiliki sejumlah lini bisnis lain, salah satunya yang populer adalah Gedung Olahraga (GOR) Sritex yang berada di tengah Kota Solo.

GOR Sritex menjadi salah satu tujuan utama untuk arena atau venue bola voli dan basket.

Tak jarang, lokasi ini juga dijadikan sebagai penyelenggaraan acara yang melibatkan massa.

Sampai saat ini, GOR tersebut masih aktif digunakan untuk menyelenggarakan turnamen olahraga. Terbaru, GOR Sritex menjadi salah satu lokasi yang ditunjuk untuk pertandingan para basket Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024.

Selain GOR Sritex yang aktif disewakan, keluarga Lukminto juga diketahui masih mengoperasikan Museum Tumurun.

Di museum ini berisi berbagai seni instalasi.

Ada pula seni kontemporer, lukisan, dan koleksi mobil antik.

Awalnya, museum ini merupakan museum pribadi milik keluarga, namun saat ini sudah dibuka untuk umum dengan sistem berbayar.

Selain itu, di bawah anak perusahaan PT Wisma Utama Binaloka, Sritex Group juga mengoperasikan sejumlah hotel dan restoran yang tersebar di sejumlah kota, termasuk Restoran Diamond, Grand Orchid, dan @Hom, serta satu Hotel Grand Quality di Yogyakarta.

Dua Hotel Holiday Inn Express di Yogyakarta dan Bali, serta ada Holiday Inn, Holiday Inn Express, Horison, dan Solo Mansion.

Baca Lebih Lanjut
Profil Keluarga Lukminto, Pemilik Sritex, Perusahaan Tekstil Terbesar di Asia Tenggara yang Tutup
Pravitri Retno W
Profil Iwan Kurniawan Lukminto, Dirut PT Sritex yang Kini Gulung Tikar dan Tutup Permanen
Bobby Wiratama
Sritex Sukoharjo Tutup Permanen Hari Ini, Iwan Kurniawan Lukminto Mau Istirahat Dulu
Putradi Pamungkas
Momen Haru Puluhan Buruh dan Keamanan Sritex Sukoharjo Lambaikan Tangan Ke Patung Lukminto
Putradi Pamungkas
VIDEO Raut Kesedihan Bos Tekstil Sritex Pailit Terpaksa PHK 10 Ribu Karyawan, Akan Beristirahat
Kharisma Tri Saputra
PT Sritex Sukoharjo Tutup Permanen, Dirut Ungkap Rasa Duka Setelah 58 Tahun Berjaya
Putradi Pamungkas
Jelang Penutupan Sritex Sukoharjo, Spanduk Lowongan Kerja Bermunculan di Sekitar Pabrik
Putradi Pamungkas
Penyebab Utama Pailit Sritex, Perusaha Tekstil Terbesar Indonesia, Kini PHK Lebih 10 ribu Karyawan
Azis Husein Hasibuan
Tutup Permanen Setelah 58 Tahun Jadi Raksasa Tekstil, Dirut PT Sritex Sukoharjo: Kami Sangat Berduka
Ryantono Puji Santoso
Sritex Tutup, Pemilik Tempat Penitipan Motor Pasrah,: Baru Buka Setengah Tahun
Muslimah