TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Film horor Jagal Teluh hadir dengan kisah tentang dendam dan obsesi untuk menjadi cantik.
Film ini mengisahkan perjalanan kelam Saida (diperankan oleh Selvi Kitty), seorang perempuan yang mengalami stigma sosial sejak kecil akibat luka di wajahnya.
Luka itu bukan sekadar cacat fisik, tetapi juga menjadi alasan ia dikucilkan oleh masyarakat.
Keinginannya untuk mendapatkan pengakuan dan perhatian membuatnya terobsesi memiliki wajah sempurna.
Untuk mencapai tujuannya, Saida meminta bantuan Ki Ageng (Kelono Gambuh), seorang dukun yang menawarkan ritual mistis.
Namun, ritual itu mensyaratkan pengorbanan yang mengerikan, yakni mencari perempuan berambut panjang yang telah meninggal sebelum melahirkan.
Saida tak sendiri dalam misinya. Ia dibantu oleh adiknya, Mahira (Elina Joerg), untuk memastikan ritual itu bisa terlaksana.
Setelah ritual berhasil, perubahan fisik Saida membuatnya tampak sempurna. Namun, alih-alih merasa puas, ia justru terjebak dalam ambisi baru untuk membalas dendam kepada mereka yang pernah menghina dan menyakitinya.
Di sisi lain, Mahira ternyata menyimpan amarah tersembunyi yang perlahan terungkap.
Manipulasinya menambah ketegangan dalam hubungan dua saudari ini, membawa cerita ke arah yang lebih kompleks.
Tak sekadar menghadirkan teror mistis, Jagal Teluh juga mengangkat kritik sosial tentang standar kecantikan dan dinamika keluarga yang penuh intrik.
Sutradara George Hutabarat dan Zain Zalik memastikan bahwa Jagal Teluh tidak berhenti pada film pertama.
Mereka telah menyiapkan sekuel untuk melanjutkan kisah yang masih menyisakan banyak misteri.
Film horor terbaru Jagal Teluh sudah tayang di bioskop Indonesia mulai 27 Februari 2025.
Film ini menjadi proyek perdana hasil kolaborasi tiga rumah produksi: Suhita Zenza Sinema, Seroja Intermedia, dan Majas Picture, dengan George Hutabarat sebagai sutradara.
"Kami bisa menciptakan cerita dari proses syuting, pascaproduksi, hingga penayangan," ujar George Hutabarat di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
"Baik itu casting, set, lokasi, semuanya kami desain, termasuk produk desainnya juga. Terima kasih, saya sudah dipercaya untuk membuat film berjudul Jagal Teluh," lanjutnya.
Film ini diadaptasi dari cerita orisinal karya Yudianto Suros, yang juga menulis skenario.
Syuting berlangsung di Klaten, Jawa Tengah, dengan proses casting yang memakan waktu satu bulan demi menemukan pemeran yang sesuai dengan visi sutradara.