TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Pemilik penitipan sepeda motor, Surati (52) hanya bisa pasrah menerima kenyataan bahwa PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) sudah tidak beroperasi lagi mulai Sabtu (1/3/2025).
Berhenti beroperasinya pabrik tekstil tersebut tidak hanya berdampak terhadap para pekerja yang mengalami PHK tapi juga masyarakat sekitar pabrik.
Surati mencari rejeki dari keberadaan pabrik tersebut dengan membuka jasa penitipan sepeda motor mulai Agustus 2024.
Dia tidak bisa membayangkan tempat penitipan sepeda yang biasanya penuh akan kosong melompong mulai akhir pekan ini.
Pantauan di lokasi, tampak tempat penitipan sepeda motor milik warga Sukoharjo itu masih ramai pada Jumat (28/2/2025) atau bertepatan dengan hari terakhir ribuan pekerja masuk pabrik.
Surati menyampaikan, membuka jasa penitipan sepeda mulai Agustus 2024.
Dia menyewa lahan tersebut dari seorang dengan biaya Rp 35 juta per tahun.
"Sewa tiga tahun, setahun Rp 35 juta. Ini langsung tiga tahun jadi Rp 105 juta. Ini baru setengah tahun sudah mati," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat siang.
Dia dibantu seorang pekerja untuk menjaga tempat penitipan sepeda motor tersebut selama 24 jam.
Adanya PHK dan berhenti beroperasinya Sritex tentu sangat terasa sekali baginya.
Adapun biaya sewa di tempatnya Rp 2.000 per sepeda motor.
"Saya berani (sewa) karena tidak mungkin tutup pabrik sebesar ini," terangnya.
Selain itu dia juga menyewa kios untuk warung tepatnya bersebelahan dengan penitipan sepeda atau depan persis akses utama pabrik.
Surati mengungkapkan, harga sewa kios setahun Rp 20 juta dan harus sewa dua tahun.
"Saya bingung buka lagi tidak. Belum ada gambaran," ucapnya. (Ais)