TRIBUNTRENDS.COM - Inilah kronologi penemuan jasad bos ruko yang dicor oleh kuli bangunan di Pulogadung, Jakarta Timur pada Rabu, 26 Februari 2025.
Jasad seorang pria ditemukan dicor di saluran pembuangan bangunan kawasan Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, pada Rabu (26/2/2025).
Penemuan ini mengungkapkan kejahatan yang sangat mengerikan, di mana korban yang merupakan pemilik gedung ruko berinisial JS (69), mengalami penganiayaan berat hingga mengakibatkan kematian.
Kepolisian setempat, melalui pernyataan Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly, mengungkapkan bahwa peristiwa ini adalah hasil dari pembunuhan atau penganiayaan berat yang menyebabkan korban meninggal dunia.
"Ya, pembunuhan dan atau penganiayaan berat yang mengakibatkan korban meninggal dunia," ujarnya, memberikan gambaran betapa tragisnya kejadian tersebut.
Sementara itu, pelaku yang terduga kuat terlibat dalam peristiwa ini telah diamankan pihak kepolisian.
Pelaku berinisial ZA (35) ini ditangkap dengan tuduhan pembunuhan dan penganiayaan berat, yang diatur dalam Pasal 338 dan 351 KUHP.
Kombes Nicolas menjelaskan lebih lanjut, "(Pelaku) Sudah (ditangkap), pelaku berinisial ZA umurnya 35 tahun,"
Adapun proses evakuasi jasad JS yang menjadi korban pembunuhan tersebut melibatkan petugas pemadam kebakaran (Damkar) Jakarta Timur.
Jasad korban ditemukan dalam kondisi sangat mengenaskan, terkubur di dalam coran beton setinggi satu meter di area ruko miliknya.
Kasudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Muchtar Zakaria, menjelaskan bahwa pihaknya menerima permintaan bantuan dari pihak kepolisian untuk mengevakuasi jenazah yang terperangkap dalam beton tersebut.
Proses evakuasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Muchtar mengungkapkan bahwa petugas memulai proses evakuasi sekitar pukul 17.25 WIB dan berhasil menyelesaikannya pada pukul 20.45 WIB.
Selama proses tersebut, sebanyak empat unit rescue dan 20 personel terlibat dalam pembongkaran coran beton yang cukup keras.
"Kita mulai evakuasi pukul 17.25 WIB, selesai pukul 20.45 WIB.
Setelah dievakuasi jenazah kita serahkan ke pihak kepolisian untuk dibawa ke RS Polri Kramat Jati," jelas Muchtar.
Kini, jenazah korban masih berada di Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan proses autopsi guna memastikan penyebab kematian.
Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memulai proses autopsi pada pagi hari tersebut dan akan menyerahkan hasilnya kepada penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.
"Pagi ini kita autopsi. Dalam permintaan autopsi sudah ada identitas," ujarnya, menjelaskan bahwa saat jenazah dibawa ke rumah sakit, identitas korban sudah teridentifikasi dengan jelas.
Sebelum kejadian tragis ini terungkap, keluarga korban telah melaporkan kehilangan orang pada pihak kepolisian.
Laporan tersebut disampaikan oleh istri korban yang melaporkan suaminya hilang setelah pamit untuk mengecek renovasi tokonya pada Minggu (16/2/2025) pagi.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Armunanto, mengungkapkan bahwa laporan kehilangan ini menjadi titik awal penyelidikan.
"(Korban) pemilik bangunan yang sedang direnovasi. Awalnya dilaporkan meninggalkan alamat. Awalnya dilaporkan istrinya meninggalkan alamat," tuturnya, menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan polisi untuk mengungkap keberadaan korban.
Kini, proses penyelidikan semakin mendalam untuk mencari tahu lebih jauh mengenai motif di balik tindakan keji ini. Polres Metro Jakarta Timur terus bekerja untuk memastikan bahwa keadilan akan ditegakkan bagi korban yang telah meninggal dalam keadaan tragis tersebut.
Kronologi Kejadian
Diketahui, penganiayaan dan pembunuhan terhadap bos ruko bangunan ini, bermula pada Minggu (16/2/2025). Yakni, ketika saat korban datang ke proyek renovasi tokonya karena tukangnya mogok kerja.
Korban datang ke proyek karena karyawan yang bekerja mogok kerja, sehingga korban marah.
Pihak kepolisian juga menjelaskan, terduga pelaku adalah seorang kuli yang bekerja di proyek renovasi tersebut dan bertugas menjaga lokasi.
"Kebetulan, terduga pelaku ini berada di TKP (tempat kejadian perkara). Dia menjaga proyek yang ada di sini," jelas Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly.
Saat itu, korban mengajak terduga pelaku untuk melapor ke Polres Metro Jakarta Timur terkait indikasi pencurian peralatan proyek oleh karyawan.
Namun, terduga pelaku menolak ajakan itu, dan meminta gajinya sebesar Rp 900 ribu. Hal itu memicu amarah korban.
Lantas, korban yang marah menganiaya terduga pelaku di dalam tokonya.
"Awalnya dia (korban) menampar terduga pelaku. Selanjutnya, dia memukul dan akhirnya terduga pelaku menangkis dan mendorong, sehingga korban jatuh," tuturnya.
Akibat insiden tersebut, terduga pelaku membalas perbuatan korban hingga terjadi penganiayaan.
Korban dipukul dan dipukul menggunakan batu hingga dinyatakan meninggal dunia di dalam tokonya.
Nicolas menyebut, terduga pelaku menyeret korban dan menimbunnya di saluran air.
"Pada 18 Februari 2025, terduga pelaku memastikan bahwa korban telah meninggal dan panik. Selanjutnya, terduga pelaku menyeret korban dan menaruhnya di saluran air, kemudian ditutup semen dan batu bata," terangnya.
