TRIBUN-MEDAN.com - ZA pelaku pembunuhan JS bos ruko di Jakarta Timur sempat menguras saldo ATM korban.
Jasad bos ruko dicor di bangunan yang sedang dibangun. ZA merupakan buruh bangunan. Ia membunuh JA gegara sakit hati.
"Memang sebagian harta korban, berupa uang, sudah diambil oleh terduga pelaku, ditransfer ke rekekeningnya juga," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Nicolas Ary Lilipaly, Kamis (27/2/2025).
Polisi mengetahui ada transferan sejumlah uang dari rekening korban ke pelaku setelah polisi memeriksa ponsel miliknya.
Pelaku ZA berhasil membawa uang tunai korban sebesar Rp 10 juta, sedangkan Rp 40 juta ditransfer ke rekening pelaku.
"Dari HP korban yang masih dibawa oleh terduga pelaku, dan ada transferan. Jadi ATM-nya diambil dan uangnya diambil dari ATM. Ada transferan uang juga ke rekening terduga pelaku. Itulah awal mulanya pengungkapan kasus ini," jelas Nicolas.
Nicolas mengatakan si pelaku mengetahui PIN rekening korban karena pelaku merupakan orang kepercayaan korban. Karena itu, pelaku ZA bisa dengan mudah melancarkan aksinya.
"Akhirnya, dia ambil barang itu, Dia cabut, bawa uang Rp 10 juta, Rp 40 juta transfer. Pelaku tahu nomor (PIN) ATM korban karena orang kepercayaan korban juga," ucap Nicolas.
Diberitakan sebelumnya, pemilik rumah toko (ruko) berinisial JS (69) ditemukan tewas di dalam cor semen di tokonya yang tengah direnovasi di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, setelah hilang selama sepekan.
"Iya, kubur di dalam coran. Setelah dicor, dikasih karpet di bagian atasnya. Informasinya begitu," kata kuasa hukum keluarga, Enjel Aritonang, di Jakarta, Rabu.
Dia menyebutkan korban terakhir kali pamit ke istrinya untuk mengecek renovasi tokonya pada Minggu (16/2/2025) pagi.
Motif Pembunuhan
Inilah motif kuli bangunan berinsial ZA (35) tega habisi dan cor bos ruko JS (69) di Rawamangun, Jakarta Timur.
Adapun ZA terduga pelaku pembunuhan pemilik ruko hingga mayat dicor di Pulogadung, Rawamangun, Jakarta Timur.
Mayat JS ditemukan dalam kondisi dicor di saluran air belakang tokonya di Rawamangun, Jakarta Timur jasad dicor pada Rabu (26/2/2025).
Setelah mencor jasad korban, ZA juga bahkan tega untuk menguras harta korban.
Kini motif ZA terkuak.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly, mengatakan, peristiwa dipicu karena terduga pelaku berinisial ZA sakit hati sehingga diduga membunuh korban, JS.
Menurut Kapolres, kejadian bermula pada Minggu (16/2/2025), saat korban datang ke proyek renovasi tokonya karena tukangnya mogok kerja.
"Korban datang ke proyek karena karyawan yang bekerja mogok, sehingga korban agak sedikit marah," kata Nicolas Ary Lilipaly dilansir Tribun-medan.com, Kamis (27/2/2025).
Saat itu, korban mengajak terduga pelaku untuk melapor ke Polres Metro Jakarta Timur terkait indikasi pencurian peralatan proyek oleh karyawan.
Namun terduga pelaku menolak ajakan tersebut dan meminta gajinya sebesar Rp 900 ribu hingga memicu amarah korban.
Kapolres menambahkan, korban yang marah lantas menganiaya terduga pelaku di dalam tokonya.
"Awalnya dia (korban) menampar terduga pelaku, selanjutnya dia memukul dan akhirnya terduga pelaku menangkis dan mendorong, sehingga korban jatuh," kata Nicolas Ary Lilipaly.
Akibat insiden tersebut, terduga pelaku yang sudah naik pitam membalas perbuatan korban hingga berujung maut.
"Selanjutnya, terjadilah pembunuhan atau penganiayaan berat yang menyebabkan korban meninggal dunia," kata Nicolas Ary Lilipaly.
Setelah insiden tersebut, korban dipukul dan ditimpa menggunakan batu hingga dinyatakan meninggal dunia di dalam tokonya.
"Pada 18 Februari 2025, terduga pelaku memastikan korban telah meninggal dan panik," ucap Kapolres.
Selanjutnya, terduga pelaku menyeret korban dan menaruhnya di saluran air, kemudian ditutup dengan semen dan batu bata.
Kasudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Muchtar Zakaria mengatakan saat proses evakuasi jasad JS ditemukan dalam keadaan tertimbun coran setinggi satu meter.
"Kita dapat permintaan bantuan dari kepolisian. Meminta bantuan untuk evakuasi jenazah di dalam coran beton. Tinggi coran kurang lebih 1 meter," kata Muchtar.
Dalam evakuasi jasad JS tersebut jajaran Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur mengarahkan empat unit rescue berikut 20 personel.
Evakuasi dilakukan dengan cara membongkar beton coran menggunakan sejumlah perkakas perlengkapan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur.
"Kita mulai evakuasi pukul 17.25 WIB, selesai pukul 20.45 WIB. Setelah dievakuasi jenazah kita serahkan ke pihak kepolisian untuk dibawa ke RS Polri Kramat Jati," ujar Muchtar.
Kini jenazah korban masih berada di Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramat Jati untuk proses autopsi memastikan penyebab kematian untuk keperluan penyidikan.
Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Hery Wijatmoko menuturkan pihaknya masih melakukan autopsi dan nanti hasilnya akan diserahkan ke penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.
Sementara untuk identitas, tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati tidak melakukan proses identifikasi karena saat dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik jenazah sudah memiliki identitas.
"Pagi ini kita autopsi. Dalam permintaan autopsi sudah ada identitas," tutur Hery.
Sementara disisi lain, kuasa hukum keluarga korban Enjel mengatakan keluarga mencurigai bahwa pelaku adalah seorang tukang yang sedang melakukan renovasi di toko JS.
Bahkan sebelumnya korban dan pekerjanya terlibat saling cekcok.
Sebelum Dicor, Mayat Bos Ruko di Jaktim Dibiarkan Selama 2 Hari
Disisi lain, polisi mengungkap fakta baru terkait dengan pembunuhan bos ruko yang mayatnya dicor di saluran air di Rawamangun, Jakarta Timur.
Mayat korban inisial JS (69) itu sempat dibiarkan ZA (35), terduga pelaku, selama dua hari sebelum akhirnya dicor.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, terduga pelaku adalah seorang kuli yang bekerja di proyek renovasi tersebut dan bertugas menjaga lokasi.
"Jadi dia (ZA) karena (korban) sudah pastikan dua hari meninggal, dan sudah mulai dikerumuni oleh lalat, selanjutnya (korban) dia masukkan ke dalam saluran air berupa got dan dia tutup dengan semen, dengan batu bata," kata Nicolas di tempat kejadian perkara, Rabu (26/2/2025) malam.
ZA diduga membunuh korban karena sakit hati.
Kejadian ini bermula pada Minggu (16/2/2025), saat korban datang ke proyek renovasi tokonya karena tukangnya mogok kerja.
"Korban datang ke proyek setelah di proyek, karena karyawan yang bekerja di sini mogok kerja, sehingga korban agak sedikit marah," ucap Nicolas.
Saat itu, korban mengajak terduga pelaku untuk melapor ke Polres Metro Jakarta Timur terkait indikasi pencurian peralatan proyek oleh karyawan.
Terduga pelaku menolak ajakan tersebut dan meminta gajinya sebesar Rp 900.000.
Hal itu memicu amarah korban dan langsung menganiaya terduga pelaku di dalam tokonya.
"Awalnya dia (korban) menampar terduga pelaku. Selanjutnya, dia memukul dan akhirnya terduga pelaku menangkis dan mendorong, sehingga korban jatuh," ujar Nicolas.
Akibat insiden tersebut, terduga pelaku yang sudah naik pitam membalas perbuatan korban hingga berujung maut.
"Selanjutnya, terjadilah apa yang dinamakan pembunuhan atau penganiayaan berat yang menyebabkan korban meninggal dunia," pungkasnya.
Setelah insiden tersebut, korban dipukul dan ditimpa menggunakan batu hingga dinyatakan meninggal dunia di dalam tokonya.
"Pada 18 Februari 2025, terduga pelaku memastikan bahwa korban telah meninggal dan panik. Selanjutnya, terduga pelaku menyeret korban dan menaruhnya di saluran air, kemudian ditutup dengan semen dan batu bata," tutur Nicolas.
Saat ini, pelaku telah ditangkap oleh Polres Metro Jakarta Timur.
(*/tribun-medan.com)