Siapa sosok di balik dua kali Persebaya Surabaya juara? Salah satunya adalah Bejo Sugiantoro, yang baru saja meninggal dunia. Selamat jalan, Legenda!

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Kabar duka datang dari persepakbolaan nasional. Mantan libero tim nasional Indonesia sekaligus legenda Persebaya Surabaya, Bejo Sugianto, meninggal dunia pada Selasa, 25 Februari 2025.

Ayah dari pesepakbola yang bermain di Persib Bandung, Rachmat Irianto, itu didugamengalami serangan jantung saat bermain bola. CEO Deltras Sidoarjo, Amir Burhanudin, sebagaimana diberitakan Kompas.com, mengonfirmasi kabar duka tersebut.

Dia bilang, Bejo sempat tidak sadarkan diri saat bermain di lapangan yang terletak di kawasan SIER, Kota Surabaya, Jawa Timur. "Iya (Bejo meninggal dunia), tadi sore main sepak bola, terus lagi enggak sadarkan diri," ungkap Amir saat dihubungi pada hari yang sama.

Amir menambahkan bahwa beberapa orang segera membawa Bejo ke rumah sakit terdekat. Namun, sayangnya, pria yang saat ini melatih Deltras itu dinyatakan meninggal dunia sebelum mendapatkan perawatan yang memadai.

"Dibawa ke rumah sakit di depannya lapangan (SIER) itu, RS Royal Hospital, terus enggak nututi (keburu), pukul 17.20 WIB dinyatakan meninggal dunia sama dokter," ujarnya.

Menurut informasi yang diterima Amir, Bejo diduga mengalami serangan jantung saat bermain sepakbola. Bejo Sugiantoro rencana akan dimakamkan pada Rabu, 26 Februari 2025, di pemakaman yang tak jauh dari kediamannya.

Profil Bejo Sugiantoro

Bejo Sugiantoro mengawali kariernya di dunia sepakbola pada 1994 dengan memperbuat Persebaya Surabaya. Di klub kebanggaan warga Surabaya dan Jawa Timur itu, Bejo bertahan hingga 2002.

Dalam rentang waktu itu, Bejo Sugiantoro berhasil mempersembahkan satu gelar juara Liga Indonesia untuk Persebaya Surabaya.

Setelah sembilan tahun bermain untuk Persebaya, Bejo pindah ke PSPS Pekanbaru musim 2003/2004. Saat bermain bagi PSPS Pekanbaru dia terkena hukuman larangan bertanding satu tahun akibat kasus pemukulan terhadap wasit.

Sekembalinya dari hukuman larangan bermain, Bejo kembali bermain untuk Persebaya dan berhasil membawa Persebaya juara Liga Indonesia 2004. Ini adalah juara yang kedua bagi Persebaya.

Pada 2008 Bejo bermain untuk Mitra Kukar dan musim berikutnya pindah menuju Persidafon Dafonsoro. Bejo Sugiantoro sempat bermain bagi Deltras Sidoarjo pada musim 2010-2011. Namun musim berikutnya, Bejo kembali bermain untuk Persidafon Dafonsoro.

Bejo kemudian mengakhiri karier profesionalnya sebagai pemain bersama Persida Sidoarjo pada tahun 2014.

Di level Timnas, Bejo Sugiantoro bergabung dalam skuad SEA Games 1997 setelah dilirik oleh Pelatih Timnas Senior Henk Wullems. Henk Wullems menonton laga Bejo bersama Persebaya yang sukses membungkam Mastrans Bandung Raya.

Tibalah kontribusi Bejo Sugiantoro dalam SEA Games 1997 dengan menjadi pemain pengganti dari seorang libero senior, Robby Darwis. Dan sejak itu, Bejo Sugiantoro menjadi bek langganan timnas Indonesia.

Setelah pensiun, Bejo Sugiantoro mengambil lisensi kepelatihan C AFC dan ditunjuk menjadi nakhoda Persik Kediri pada tahun 2017. Dalam karier perdanya sebagai pelatih, dia memimpin tim Persik kediri selama 8 bulan yang saat itu berlaga di dalam Liga 2.

Lalu pada tahun 2018, Bejo Sugiantoro bergabung dengan tim kepelatihan Persebaya Surabaya sebagai asisten pelatih.

Bejo juga sempat menjadi pelatih sementara Persebaya Surabaya, setelah pelatih sebelumnya Angel Alfredo Vera mundur dari posisi pelatih Persebaya Surabaya. Sebagai pelatih sementara, Bejo hanya memimpin 2 pertandingan Persebaya Surabaya, kemudian kembali menempati posisi asisten pelatih Persebaya membantu Aji Santoso sebagai pelatih utama.

Kemudian Bejo menjadi Pelatih Kepala Serpong City FC sejak Agustus 2023 hingga Juni 2024, dan terakhir menjadi Pelatih Kepala Deltras sejak Juli 2024.

Bejo di mata Bonek

Kepergian Bejo Sugiantoro tentu meninggalkan duka bagi penggemar sepakbola Tanah Air, terlebih para pendukung Persebaya Surabaya yang dikenal dengan sebutan Bonek.

Husein Gozali, biasanya disapa Cak Cong, salah satu tokoh Bonek, menyatakan bahwa para suporter merasa kehilangan sosok Bejo yang dikenal sangat terbuka terhadap masukan dari pendukung, baik saat menjadi pemain maupun pelatih.

"Kami sangat respect (menghormatinya). Kami juga merasa sangat kehilangan seorang legenda," ungkap Husein saat dikonfirmasi. "Bejo kalau sama teman-teman suporter menerima masukan untuk kemajuan Persebaya. Sangat terbuka dan mendengar masukan, makanya kami sangat kehilangan."

Sebagai bentuk penghormatan, Husein berencana berkoordinasi dengan Bonek lainnya dalam rangka mengadakan penghormatan kepada Bejo. "Sebentar lagi saya akan mengadakan pertemuan (dengan Bonek lain) untuk laga melawan Persib (Bandung), saya akan sampaikan ke teman-teman lagi (terkait penghormatan)," ujarnya.

Baca Lebih Lanjut
Sosok Bejo Sugiantoro, Legenda Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia yang Meninggal Dunia Hari Ini
Abdullah Faqih
Bejo Sugiantoro Tutup Usia, Kabar Duka untuk Sepak Bola Indonesia & Persebaya Surabaya
Muhammad Nursina Rasyidin
Bejo Sugiantoro Meninggal Dunia, Persebaya: Namamu akan Abadi dalam Setiap Perjalanan Persebaya
Irwan Wahyu Kintoko
Bejo Sugiantoro Dikenal Sosok Total Dalam Profesinya dan Berjasa Besar untuk Persebaya
Ndaru Wijayanto
PERJALANAN Karier Bejo Sugiantoro, Bek Legendaris Persebaya dan Timnas Indonesia yang Disegani
Luky Setiyawan
Almarhum Bejo Sugiantoro Dikenal Sosok Total dalam Profesi, Punya Kontribusi Besar untuk Persebaya
Januar
Sosok Mendiang Bejo Sugiantoro Sebagai Pelatih, Kontribusi Besar Untuk Persebaya Lewat Pemain Muda
Dyan Rekohadi
Kenangan Kurniawan Dwi Yulianto Saat Main Bareng Bejo Sugiantoro di Persebaya dan Timnas Indonesia
Irwan Wahyu Kintoko
Profil Bejo Sugiantoro, Selamat Jalan Legenda!
Detik
Kesedihan Kurniawan Dwi Yulianto Tahu Bejo Sugiantoro Meninggal Dunia, Almarhum Orang Baik
Moch Krisna