Seniman kontemporer asal Bandung, Arkiv Vilmansa menggelar pameran tunggalnya bertajuk "SEMESTA ARKIV" di Galeri Nasional Indonesia pada 22 Februari hingga 11 Mei 2025.
Dalam pameran ini, ditampilkan perjalanan kreatif Arkiv Vilmansa melalui eksplorasi warna, karakter imajinatif, dan kolaborasi lintas disiplin.
Perjalanan kreatif ini disuguhkan menjadi lima bagian yang tersebar di beberapa gedung Galeri Nasional Indonesia yaitu Laut Semua Warna, Sintesa, Metaphor of Memories, Monument of Sense (MICKIV HOPE X SUNARYO), Widya Segara (Wisdom of the Sea).
“Tentunya ini rangkaian panjang yang studio Arkiv susun, dan pameran utamanya itu di Galeri Nasional. Karena DNAnya Arkiv itu adalah kolaborasi, jadi mengajak temanteman seniman yang sudah lama kami kenal seperti Pak Sunaryo, Darbotz, Erwin Windu Pranata, dan Mulyana (Mangmoel) untuk menampilkan karya kami di Galeri Nasional.” kata Arkiv ditulis Senin (24/2/2025).
Pameran ini adalah penghormatan pada laut, warna, dan kolaborasi. Ia ingin mengajak penikmat seni untuk tidak hanya melihat, tetapi merasakan bagaimana seni bisa menjadi medium yang membebaskan, bahkan di tengah kompleksitas zaman.
Untuk mengarungi pameran ini, pengunjung disuguhkan melalui karyakarya ikonik Arkiv seperti Mickiv pada seri pameran Metaphor of Memory dan instalasi balon paus raksasa Widya Segara, karya kolaborasi spektakulernya dengan senimanseniman terkemuka Indonesia, termasuk Sunaryo, Darbotz, Erwin Windu Pranata, dan Mulyana (Mangmoel).
Pameran hasil kerja sama Museum dan Cagar Budaya unit Galeri Nasional Indonesia, Studio Arkiv, dan Galeri Zen1 ini akan dibuka secara resmi oleh perancang busana ternama Didit Hediprasetyo pada Jumat lalu (21/2/2025).
Founder Galeri Zen1 Nicolaus Kuswanto menuturkan, keterlibatan Galeri Zen1 tentunya untuk bisa memvisualisasikan sekaligus mewujudkan apa yang dikonsepkan oleh seniman yang tentunya sudah bisa sejalan bekerja sama.
“Jadi kami menyediakan segalanya dari tenaga, upaya dan waktu, dari mulai perencanaan hingga akhirnya pameran untuk temanteman seniman.” ucap dia.
Dikuratori oleh Rizki A. Zaelani, pameran ini menawarkan perspektif filosofis yang merujuk pada pemikiran Friedrich Nietzsche.
Karyakarya Arkiv dihadirkan sebagai ruang dialog antara seni dan realitas kontemporer, dimana teknologi tidak dilihat sebagai ancaman, melainkan sebagai alat untuk otonomi ekspresi manusia.