BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI- Masyarakat Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), tentu tidak asing lagi dengan toko ini. Namanya, Toko Farah. 

Sebuah toko di jalan PH M Noor  ini menjadi pusat oleh-oleh di Kota Barabai. Ada berbagai jenis kue basah yang bisa dibeli, namun kue andalannya yang terkenal  adalah Kue Lam.

Reporter banjarmasinpost.co.id, mengunjungi toko itu Kamis (20/2/2025). Diajak pemilik toko dan usaha kue lam, Lailan untuk melihat langsung dapur produksi kue lam.

Dapur produksi terletak di bagian belakang toko. Tiba di sana, puluhan tungku berjejer rapi, disertai bau asap dan aroma wangi khas kue Lam.

Dua mixer pengaduk bahan, sedang bekerja, mencampur bahan telur bebek, butter, tepung dan gula. Kue lam di masak dengan cara unik.

Meletakkan bara api dari arang halaban di atas penutup loyang berbahan alumunium yang menghantarkan panas tinggi. Itu karena adonan yang sudah dibuat, harus dimasukkan secara bertahap, hingga menghasilkan lapisan-lapisan dengan ketinggian tertentu.  

Membuat kue Lam, tidaklah gampang. Butuh waktu 3 jam, untuk matang, setelah lapisan-lapisan adonan dimasukkan bertahap dalam waktu tertentu, hingga matang dengan sempurna.

 Untuk itu, pekerjanya harus tahan panas, karena berjibaku dengan bara api. Karena sudah 30 tahunan menekui pekerjaan itu, kata Lailan, para pekerjanya pun sudah terbiasa.

Setelah matang, kue langsung di pajang di etalase toko. Rata-rata produksi kue tiap hari 80 biji kue. Namun, bisa lebih jika ada pesanan khusus. Juga saat bulan puasa, maupun menjelang lebaran, produksi meningkat sampai 100 persen.

Bentuk kue lam sendiri segi empat, seperti kue lapis legit. Warnanya setelah matang, adalah kecokelatan dan sedikit berminyak.

Kue ini pun mampu bertahan cukup lama, dua minggu jika dimasukkan dalam lemari es. Pembuatannya yang cukup sulit dan membutuhkan waktu lama, membuat kue ini ekslusif.

 “Tak semua orang mampu dan mau membikinnya. Soalnya harus sabar karena adonannya dimasukkan bertahap, sampai setinggi Loyang,”kata Lailan.

Tingkat kesulitan yang tinggi dalam membuatnya, membuat harga kue inipun “sultan” . Satu kue Lam original Rp 145 ribu per biji, kue Lam butter Rp 155 ribu per biji.

“Kami sediakan juga kemasan isi seperempat masing-masing harganya Rp 40 ribu untuk original dan Rp 42 ribu untuk yang butter,”jelas Lailan. (banjarmasinpost.co.id/hanani)

 

 

Baca Lebih Lanjut
UMKM Kalsel: Jaga Warisan Kuliner Banjar, Halimah Pertahankan Olah Bingka dengan Resep Tradisional
Hari Widodo
Sejarah Makanan Tradisional Indonesia, Ada Banyak yang Unik dan Lezat
Sejarah dan Sosial
Tampil di IIMS, Desain Dua Mobil Jetour Kombinasikan Modernitas dan Tradisional
Detik
UMKM KALSEL : Lezatnya Bingka Halimah, Hanya Rp 1.500 per Biji
Hari Widodo
Brigjen Pol Nurullah Kembali Pimpin ESI Kalsel, Terpilih Secara Aklamasi Pada Musprov
Irfani Rahman
Belut Tergolong Ular atau Ikan? Tubuh Panjang dan Bernapas dengan Kulit
Detik
Hari Jadi Batola Ke 65 Bank Kalsel Serahkan 5 Rombong Ke Mustahik
Irfani Rahman
Ketika Siswa SD di Tuntang Belajar Membuat Jamu Tradisional, Pelestarian Budaya Juga Jadi Tujuan
Rival al manaf
Renyahnya Kue Kayu Jabuk Asal Barabai, Ada Dua Varian Rasa Bisa Dinikmati
Irfani Rahman
Pasar Rakyat Dugderan Semarang, Gerabah dan Mainan Tradisional Laris Manis
Daniel Ari Purnomo