TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial video wanita lahiran berdiri di SPBU saat suami isi bensin.
Peristiwa ini terjadi di SPBU Jalan Raya Sindangbarang, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Rabu (19/2/2025).
Sedangkan wanita yang melahirkan itu bernama Laswati.
Dalam video berdurasi 44 detik yang viral, tampak warga serta petugas SPBU yang sigap membantu proses persalinan.
Laswati, ibu yang melahirkan, tengah dalam perjalanan bersama suami dan dua anaknya menuju rumah orangtuanya di Kecamatan Cidaun.
Saat suaminya, Ardi Ardian, mengisi BBM, dia tiba-tiba merasakan kontraksi hebat hingga akhirnya melahirkan bayi laki-laki di lokasi tersebut dengan posisi berdiri.
Menurut Ardi, istrinya sudah merasa mulas sebelum berangkat, tetapi mengira masih mampu menahannya.
Namun, kontraksi semakin kuat saat tiba di SPBU, sehingga persalinan pun tak terhindarkan.
"Karena masih merasa kuat, akhirnya untuk tetap pergi ke Kecamatan Cidaun untuk mengunjungi rumah orangtua. Namun saat mengisi BBM istri saya di tiba-tiba melahirkan," ucap Ardi kepada wartawan, Kamis (20/2/2025), melansir dari TribunJabar via Kompas.com.
Bayi yang merupakan anak ketiga pasangan tersebut lahir dengan berat 2,4 kilogram dalam kondisi sehat.
Warga yang berada di lokasi segera membawa ibu dan bayinya ke Puskesmas Sindangbarang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Sementara itu, Yayan, salah satu petugas SPBU, mengaku terkejut dengan kejadian tersebut.
Ia awalnya tidak menyangka akan terjadi persalinan mendadak, hingga akhirnya melihat air ketuban bercampur darah dan menyadari bahwa ibu tersebut benar-benar melahirkan.
"Jujur, saya bingung kaget juga karena air ketubannya bercampur darah. Awalnya tidak curiga, tapi tiba-tiba saja melahirkan," ujar Yayan.
Sebelumnya, kisah wanita baru tahu dirinya hamil 8 bulan viral di media sosial.
Menariknya, setelah 4 jam melakukan pemeriksaan darah, ia langsung melahirkan.
Kasus ini dialami perempuan di Hangzhou, Zhejiang, China.
Perempuan bermarga Gong itu kaget ternyata dirinya sudah hamil selama lebih dari 8 bulan.
Hal tersebut diketahui saat dirinya melakukan pengecekan tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialaminya.
Bahkan, empat jam setelah melakukan pemeriksaan tersebut, Gong kemudian melahirkan bayinya.
Perempuan berusia 36 tahun tersebut juga mengaku sebelumnya ia pernah didiagnosis steril atau mandul karena sindrom Asherman.
Sebelumnya, Gong dan suaminya telah bertanya mengenai proses fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung untuk memiliki keturunan.
Namun, mereka ditolak oleh dokter yang mendesaknya untuk mengurangi berat badan Gong terlebih dahulu.
Berat badan spesifik Gong tidak disebutkan.
Namun Gong digambarkan sebagai perempuan tinggi dan gemuk, serta kecanduan konsumsi camilan.
“Hanya ada waktu empat jam sejak saya mengetahui bahwa saya hamil hingga kelahiran bayi saya,” ucap Gong dikutip dari NDTV, Kamis (9/1/2025), via Kompas.com.
Peristiwa mengejutkan itu terjadi pada Desember 2024, ketika Gong mulai mengalami mati rasa di lengannya.
Ia pun segera mendatangi klinik kecil di dekat rumahnya dan menemukan tekanan darahnya tercatat tinggi.
Hal tersebut mendorong Gong memutuskan untuk mencari pengecekan hipertensi lebih lanjut ke Rumah Sakit Rakyat Provinsi Zhejiang
Selama pemeriksaannya, dia menyebutkan siklus menstruasinya baru-baru ini juga tidak teratur.
Dari hal itu, dokter di rumah sakit memutuskan untuk segera memeriksakan Gong melalui ultrasonografi (USG).
Daril hasil USG, dokter terkejut bahwa Gong justru tengah mengandung seorang bayi.
Kemudian, dokter kandungan mengungkapkan, saat itu kondisi Gong sangat kritis, sehingga perlu segera menjalani operasi caesar dalam sekitar 4 jam kemudian.
Operasi caesar terhadap kandungan Gong pun berhasil dilakukan.
Gong melahirkan seorang bayi laki-laki dengan berat 2 kilogram.
Dokter kandungan bernama Yang Liwei mengatakan, beberapa perempuan obesitas cenderung tidak menyadari perubahan tubuh akibat kehamilan jika berat badannya tidak meningkat secara signifikan.
Selain itu, beberapa gerakan janin menjadi tidak terlihat jelas pada perempuan obesitas yang tengah hamil.
“Reaksi kehamilan yang lemah belum tentu merupakan hal yang baik,” ujar Yang seperti dilansir dari SCMP, Selasa (7/1/2025).
“Perempuan yang tidak mengetahui bahwa mereka hamil tidak akan melakukan pemeriksaan prenatal, sehingga sulit untuk memastikan keselamatan ibu dan bayinya,” sambungnya.