TRIBUNNEWS.COM - Setiap orang pasti akan bertemu dengan rasa duka dalam hidupnya. Berduka adalah momen yang berat dan membingungkan. Bahkan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hanya bisa mendefinisikan kata “duka” sebagai susah hati; sedih hati. Padahal, rasanya lebih kompleks dari itu, bukan?
Meski demikian, rasa duka tetap harus dihadapi dan menurut dr. Andreas Kurniawan, SP.KJ, tidak pernah ada panduan untuk berduka. Tidak ada cara yang benar ataupun salah karena berduka itu sifatnya personal.
Dalam bukunya yang berjudul Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring, dr. Andreas menemukan bahwa rasa duka yang dirasakan ketika ia kehilangan Hiro–anaknya– ternyata bisa dilalui dengan mencuci piring kotor yang menumpuk di dapur.
“Hampir semua orang mempertanyakan: apa hubungannya antara duka dan mencuci piring? Jawaban saya adalah duka itu seperti mencuci piring, tidak ada orang yang mau melakukannya, tapi pada akhirnya seseorang perlu melakukannya,” ungkap dr. Andreas.
Bagi sosok yang dikenal sebagai “psikiater yang suka bercanda” ini, apabila tidak ada pilihan lain selain melakukan kegiatan cuci piring itu, mengapa tidak sekalian melakukannya sebagai suatu latihan mindfulness? Untuk itu, dr. Andreas pun belajar mindfulness dengan mencuci piring untuk menghadapi proses berdukanya.
“Setiap mencuci piring, sejenak aku memikirkan Hiro dan mengucapkan terima kasih pernah hadir dalam kisah hidup kami. Lalu, aku mulai mencuci piring,” ungkapnya.
Menariknya, penelitian di Florida State University yang diterbitkan dalam jurnal Mindfulness menemukan bahwa mencuci piring dengan penuh kesadaran alias mindfulness ternyata dapat menenangkan pikiran dan mengurangi stres, lho!
Nah, buat kamu yang sedang menghadapi proses berduka karena kehilangan seseorang, buku ini bisa menjadi teman perjalananmu untuk belajar memeluk duka.
Dibagi dalam 16 Bab, dr. Andreas menceritakan prosesnya memaknai kehilangan besar dalam hidup dengan santai dan tambahan sedikit bumbu humor gelap. Buku ini juga memuat panduan bermanfaat yang langsung bisa diaplikasikan dalam hidup, seperti: “Tutorial Mencuci Piring”, “Tutorial Menyusun Puzzle”, dan tentunya “Tutorial Menerima Kematian Seorang Anak”.
Dr. Andreas sebagai penulis buku ini merupakan seorang dokter spesialis kejiwaan atau psikiater, yang memang ahli dan sudah berpengalaman menangani pasien dengan masalah perasaan, kesehatan mental, bahkan pengalaman yang sama: berduka. Meski begitu, tenang aja karena di buku ini kamu enggak akan menemukan banyak teori yang membosankan.
Buku ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan memiliki pendekatan yang unik, yaitu memeluk dan menghadapi duka dengan mencuci piring.
Seperti yang dituliskan dr. Andreas dalam bukunya: meskipun tidak ada cara yang benar untuk menjalani berduka, tapi kita bisa belajar dari cara orang lain. Jadi, selamat datang di Klub Berduka!
Penulis: Nurfina Fitri Melina | Editor: Anniza Kemala