TRIBUN-MEDAN.COM,- Beberapa hari terakhir viral tagar kabur aja dulu di media sosial.
Tagar #KaburAjaDulu tersebut merupakan fenomena sosial yang muncul di berbagai platform medsos.
Bisa dibilang, bahwa tagar #KaburAjaDulu mencerminkan kekecewaan generasi muda Indonesia terhadap berbagai masalah yang dihadapi di dalam negeri.
Mulai dari sulitnya mencari pekerjaan, hingga masalah pendidikan dan kehidupan.
Karenanya, lewat tagar kabur aja dulu, netizen pun saling berbagi informasi terkait beasiswa, lowongan kerja hingga pengalaman tinggal di luar negeri di media sosial.
: Tren ini muncul sebagai ungkapan frustrasi kaum muda terhadap kondisi sosial dan ekonomi yang tidak memadai, seperti sulitnya mendapatkan pekerjaan, tingginya biaya hidup, dan ketidakadilan yang dirasakan dalam masyarakat.
: Tagar ini sering kali digunakan untuk mengekspresikan keinginan untuk "kabur" atau mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
: Generasi muda memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan kekecewaan mereka, dan tagar ini menjadi simbol dari suara kolektif yang mewakili perasaan banyak orang14.
: Banyak pengguna media sosial menggunakan meme dan konten kreatif untuk menyampaikan pesan mereka, menjadikan tren ini tidak hanya sebagai pelarian tetapi juga bentuk kritik sosial12.
: Munculnya tagar ini juga dipicu oleh berbagai isu seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan prediksi kenaikan biaya pendidikan, yang semakin membuat generasi muda merasa pesimis dengan masa depan di Indonesia56.
Istana melalui Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi angkat bicara soal ramainya #KaburAjaDulu yang belakangan ini viral di media sosial.
Hasan sempat mempertanyakan kabur ke mana yang dimaksud melalui penggunaan tagar tersebut.
"Kabur ke mana?" kata Hasan di Istana Kepresidenan Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025), dikutip dari WartaKotaLive.com.
Sebagai informasi, ramainya penggunaan #KaburAjaDulu yang mengartikan mereka ingin meninggalkan Indonesia untuk kemudian pergi ke luar negeri.
Dengan demikian, Hasan menilai bahwa merantau merupakan hal bagus.
"Kalau mau merantau itu bagus loh. Kalau mau merantau," ungkapnya.
Namun, Hasan mengingatkan bahwa warga negara Indonesia (WNI) ingin merantau ke luar negeri maka harus memiliki kemampuan.
Bila tidak mempunyai kemampuan kata Hasan, maka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang baik nantinya di luar negeri.
"Tapi kalau mau merantau ke luar negeri ingat, harus punya skill, karena kalau tidak punya skill nanti tidak bisa punya pekerjaan baik di luar negeri," jelasnya.
Tak hanya itu, Hasan juga mengingatkan masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri, harus melalui jalur yang legal sesuai prosedur baik di dalam negeri maupun di negara yang akan dituju.
"Yang kedua harus taat prosedur. Supaya tidak jadi pendatang haram. Kalau orang mau merantau tidak boleh dilarang," imbuhnya. (tribun-medan.com)