TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi dan juru taktik Juventus, Thiago Motta memberikan kata-katanya usai pertandingan Derby d'Italia.
Diketahui, telah berlangsung laga Derby d'Italia yang mempertemukan dua rival bebuyutan, Inter Milan dan Juventus pada pekan ke-25 Liga Italia 2024/2025 ini.
Laga ini berlangsung di Stadion Allianz, Minggu (16/2/2025) waktu setempat atau Senin (17/2/2025) dini hari WIB.
Pertandingan ini berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Bianconeri atas Nerazzurri.
Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, mengungkapkan kekecewaannya atas hasil ini dan menyoroti kelemahan timnya dalam laga-laga besar.
Inzaghi tak menampik bahwa hasil ini sangat mengecewakan, terutama karena timnya memiliki sejumlah peluang emas untuk mencetak gol.
Tim berjuluk Nerrazurri itu bisa dikatakan mubazir peluang mencetak gol, terutama di babak pertama.
Yang paling dekat menjadi gol yakni saat tembakan Denzel Dumfries mengenai mistar gawang di babak pertama. Lalu, tembakan Lautaro Martinez yang dalam posisi bagus justru melayang di atas gawang.
"Ada penyesalan dan kekecewaan. Kami bermain dengan baik, berani, dan terorganisir, tetapi gagal memanfaatkan peluang yang kami miliki. Kami seharusnya unggul 1-0 di babak pertama," ujar Inzaghi kepada DAZN, dilansir dari Tribunnews.com.
Menurutnya, Inter Milan kehilangan ritme di awal babak kedua, sehingga Juventus mulai tampil lebih agresif dan akhirnya mencetak gol kemenangan melalui Francisco Conceicao pada menit ke-74.
"Kami tidak memulai babak kedua dengan pendekatan yang sama. Juve lebih berani setelah turun minum, dan kami tidak cukup fluid dalam permainan. Kami masih bisa menciptakan peluang, tetapi kemudian kebobolan," kata dia.
Kekalahan ini menjadi yang ketiga bagi Inter Milan musim ini di Serie A, dan yang kedua dalam 10 hari terakhir setelah mereka juga kalah telak 0-3 dari Fiorentina.
Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah rekor buruk Inter dalam laga-laga besar musim ini.
Inter hanya mampu meraih tiga kemenangan dari 10 pertandingan melawan tim delapan besar Serie A.
Hal ini menjadi perhatian serius bagi Inzaghi, mengingat dua pekan lagi mereka harus menghadapi Napoli dalam laga yang bisa menentukan gelar Scudetto.
"Kami harus menghindari pernyataan besar, cukup bekerja lebih keras, terutama dalam menghadapi tim-tim besar. Ini adalah kekalahan yang menyakitkan, tetapi kami harus menjadikannya pelajaran dan bangkit," kata dia.
Kekalahan dari Juventus membuat Inter Milan gagal menyalip Napoli di puncak klasemen.
Saat ini, mereka masih tertahan di peringkat kedua dengan 54 poin, tertinggal dua angka dari Napoli yang memimpin dengan 56 poin.
Mereka akan bertemu di awal Maret mendatang.
Namun sebelum duel krusial melawan Napoli, Inter Milan lebih dulu harus menghadapi Genoa dan Lazio.
Dua laga ini juga sangat penting untuk menjaga peluang mereka dalam perburuan gelar, terlebih saat melawan Lazio yang kini di posisi lima besar.
"Kami akan mencoba yang terbaik melawan Napoli, tetapi sebelum itu, kami harus fokus ke Genoa dan Lazio. Semua masih terbuka, tetapi kami harus meningkatkan performa," ujarnya.
Dengan rekor buruk melawan tim-tim besar, Inter Milan harus segera memperbaiki performanya jika tidak ingin tertinggal lebih jauh dalam persaingan Scudetto musim ini.
Sementara itu, di kubu Juventus, sang pelatih Thiago Motta tampak lega usai timnya sukses mengalahkan musuh bebuyutan di kandang.
Thiago Motta mengakui di balik hasil 1-0 atas Inter Milan, Juventus sempat kurang luwes saat main di kandang.
Itulah penyebab bianconeri tertekan sepanjang babak pertama di mana Inter cukup menguasai jalannya pertandingan.
Beruntung di babak kedua Juventus berhasil menemukan siasat ampuh dengan main lebih ngotot.
Siasat dari sang juru taktik berhasil mengantarkan Khephren Thuram dan kolega meraih hasil manis sekaligus tiga poin.
Berkat torehan apik ini Thiago Motta menilai bahwa akan berpengaruh dengan kepercayaan diri pemain.
"Kemenangan secara alami membantu kepercayaan diri kami. Kami tidak pantas menang di babak pertama, karena Inter lebih unggul, jadi Anda tidak akan melaju jauh hanya dengan mengandalkan keberuntungan," kata Thiago Motta dilansir Tribunnews.com dari Football Italia.
"Kami pantas mendapatkannya di babak kedua. Saya telah melihat kami berkali-kali mengalami kesulitan saat bermain di kandang dan kami melakukannya lagi pada babak pertama malam ini, sementara kami terlihat lebih leluasa saat melakoni laga tandang."
"Pada babak kedua, kami menekan dengan tinggi, memainkan sepak bola yang bagus, meraih kemenangan dan ini meningkatkan kepercayaan diri kami," tuturnya.
Bicara soal main kurang luwes di kandang, diprediksi karena hubungan yang kurang baik dengan penggemar Juventus.
Namun Thiago Motta mengaku tidak tahu. Karena misinya setiap mengawal Juventus adalah untuk menyenangkan dirinya sendiri dan tim.
Tapi pelatih kelahiran Brasil ini menegaskan bahwa timnya layak mendapat dukungan dari publik Allianz Stadium.
"Saya tidak tahu. Tujuan saya adalah untuk meningkatkan tim, melakukan pekerjaan saya dengan baik dan memberikan yang terbaik setiap hari. Saya tidak melakukan pekerjaan saya untuk menyenangkan atau tidak menyenangkan siapa pun, saya melakukannya untuk diri saya sendiri karena saya tahu kami berada di jalan yang benar," papar pelatih berusia 42 tahun.
"Saya senang melihat tim berkembang, berjuang, bekerja keras dan memainkan sepak bola yang baik untuk memenangkan pertandingan."
"Saya pikir para pemain di atas segalanya layak mendapatkan dukungan dari para penggemar mereka, karena Anda dapat melihat betapa kerasnya mereka bekerja setiap hari, memberikan segalanya di atas lapangan demi kebaikan tim dan Juventus," tandasnya.
Kemenangan atas Inter Milan membawa Juventus naik ke peringkat empat bersama Lazio dengan 46 poin.
Kini hanya tertinggal lima poin dari Atalanta dan terpaut delapan poin dari Inter Milan di peringkat dua.
(TribunJatimTimur.com)