SURYA.co.id - Beginilah nasib Rudy Choirudin atau Chef Rudy setelah jadi juri Masterchef Indonesia 12.

Dulu sempat diremehkan, kini Chef Rudy banjir pujian karena sikapnya.

Diketahui, kehadiran Chef Rudy sempat menuai komentar miring warganet.

Chef yang dikenal kental dengan resep masakan Nusantara itu dianggap kurang bagus sebagai tim penilai MasterChef Indonesia 12.

Akan tetapi kini justru ramai dipuji warganet setelah beberapa kali tampil menjuri para kontestan.

Melansir dari postingan Instagram @masterchefina, Rabu (12/2025) memperlihatkan Chef Rudy saat memberikan ilmu-ilmu memasak pada kontestan.

“Saat audisi kemarin Chef @rudychoirudin memberikan ilmu-ilmu yang detail buat masukan para peserta, “ terang dalam caption.

Dalam video itu terlihat memberikan ilmu-ilmunya dalam memasak pada peserta secara detil.

Tak hanya mengkritik, Chef Rudy juga memberikan solusi pada peserta agar mendapatkan hasil bagus untuk masakannya.

Bahkan, ilmu yang diberikan Chef Rudy itu sangat detil hingga membuat Chef Juna dan Chef Renatta pun ikut menatap aksi tandem barunya itu.

Tak ayal, aksi Chef Rudy ramai dipuji warganet karena sangat detail dalam memberikan masukan pada kontestan.

Chef Rudy dianggap memberikan kritik yang membangun karena sekaligus dilengkapi dengan pemberian saran yang bagus kepada para peserta.

Alhasil, penonton juga jadi ikut merasakan dapat ilmu dari Chef Rudy.

Diberitakan sebelumnya, Rudy Choirudin kini menjadi Juri Masterchef Indonesia 12.

Rudy Choirudin menggantikan posisi Chef Arnold Poernomo

Hal ini diketahui dari unggahan Instagram @masterchefina, Jumat (31/1/2025). 

"Inilah para juri yang akan menilai hidangan para kontestan MasterChef Indonesia Season 12."

"Chef @junarorimpandeyofficial , @renattamoeloek dan @rudychoirudin akan mencari siapa yang pantas menjadi the next MasterChef Indonesia."

Berikut rekam jejak Rudy Choirudin.

Rudy lahir di Surabaya pada 28 Oktober 1964.

Kecintaan Rudy terhadap dunia kuliner muncul sejak kecil.

Ia pun tumbuh dari keluarga yang akrab dengan dunia kuliner, sebab ibunya merupakan pengusaha restoran.

Dari ibunya pula, Rudy mengenal masakan dengan berbagai bumbu dapur.

Saat duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), Rudy sudah bisa memasak makanan dengan kombinasi yang tak biasa.

Pada 1985, Rudy kemudian merantau ke Jakarta untuk menempuh pendidikan di Akademi Pariwisata Trisakti Jakarta.

Selama mengenyam pendidikan, Rudy aktif mengikuti berbagai seminar dan lomba memasak.

Bahkan, dia berhasil menemukan bumbu dasar pada 1987 dan aktif mengenalkannya melalui acara-acara offair.

Sebelum dikenal sebagai ahli tata boga, pria asli Surabaya ini sempat mencoba berbagai pekerjaan.

Namun, pekerjaan tersebut masih berhubungan erat dengan dunia kuliner. Pada 1988 hingga 1995, Rudy menjabat sebagai staf khusus pada redaksi majalah khusus memasak.

Selanjutnya, ia juga pernah menjadi manajer di Jawa Garden Restaurant pada 1991.

Di tahun yang sama, Rudy tercatat sebagai star pengajar di Lembaga Kuliner Indonesia.

Ia pun pernah menjadi penyiar radio di salah satu radio wanita di Jakarta.

Nama Rudy Choirudin semakin terkenal sejak memandu acara Selera Nusantara pada 1997.

Ia mengenalkan masakan Nusantara dengan detail dan menggugah selera. Acara ini selalu jadi tontonan wajib di kalangan ibu pada masa itu.

Selain tampilan makananannya yang lezat, Rudy juga memberikan tips yang berguna dalam dunia memasak. Gaya memandunya yang santai dan menghibur menjadi ciri khasnya yang menarik.

Acara Selera Nusantara kemudian berubah nama menjadi Resep Oke Rudy. Sejak kemunculannya di televisi, sosok Rudy dikatakan sebagai pelopor entertainer memasak pria, lho.

Setelah popularitasnya sebagai pemandu acara memasak meroket, Rudy mulai menjajal dunia periklanan.

Rudy juga merilis sejumlah buku kumpulan resep.

Di antaranya, Resep Praktis dengan Bumbu Dasar Merah, Hidangan Nusantara, Cake Cantik dalam Plastik Mika, serta 48 Masakan Daging Selera Indonesia.

Buku 48 Masakan Daging Selera Indonesia berhasil meraih sertifikat dari Museum Rekor Indonesia.

Sebab, buku itu menggunakan sistem tabel pertama di Indonesia dengan variasi masakan paling banyak.