Penggemar burung kicau mungkin sudah tidak asing dengan Pasar Burung Pramuka yang ada di Jakarta Timur. Sebab kawasan ini merupakan sentra burung terbesar di Indonesia yang sudah berdiri sejak 1975.

Namun untuk berjualan di pasar burung ini ternyata membutuhkan modal yang besar hingga ratusan juta rupiah. Modal ini diperlukan mulai dari keperluan membeli burung baru hingga kebutuhan pakannya.

Salah satu pedagang burung di kawasan itu, Budi, mengatakan untuk bisa berdagang di kawasan itu setidaknya diperlukan modal mulai awal mulai dari Rp 50 juta. Kemudian menurutnya pedagang juga perlu memiliki simpanan modal hingga Rp 100 juta untuk setahun.

Selain itu, Budi mengatakan simpan modal sebesar ini juga diperlukan untuk jaga-jaga jika burung yang dipeliharanya mati dan tak lagi bisa dijual.

Karena menurutnya tidak semua burung sanggup bertahan, terutama di cuaca yang kerap berubah-ubah seperti sekarang.

"Modal ya lumayan, ada Rp 50 jutaan lebih. Terus kita kan harus punya spare dana itu bisa sampai Rp 100 juta setahun. Itu kan buat kaya kasih umpan, buat jaga-jaga kalau ada yang mati," kata Budi saat ditemui detikcom di Pasar Burung Pramuka, Kamis (6/2/2025).

"Nih kaya cuaca panas terus tiba-tiba dingin karena hujan gini kan, ada burung yang kuat, ada yang nggak. Kita ruginya kan kalau sudah kasih makan sebulan, burung itu mati. Kita kan jualnya yang bernyawa," terangnya.

Sementara itu, penjual burung lain di Pasar Pramuka bernama Jainuri juga mengatakan untuk bisa berdagang di kawasan itu setidaknya diperlukan modal Rp 30-50 juta.

Modal itu untuk membeli banyak burung yang nantinya dijajakan, serta kebutuhan sangkar.

"Kalau modal ya paling nggak Rp 30-50 juta. Ya itu juga nggak buat sekali beli, memang kalau mau buka dagangan banyak memang paling nggak segitu modalnya. Kalau modal seumpama Rp 10 juta ya nggak muter," terangnya.

Sedangkan untuk modal memelihara burung-burung ini sampai laku terjual, ia mengaku tokonya membutuhkan modal sekitar Rp 200 ribu sehari. Sehingga kurang-lebih diperlukan modal Rp 6 jutaan per bulan atau Rp 72 juta per tahun.

"Kalau saya buat umpan saja bisa sampai Rp 200 ribu per hari. Kalau yang punya banyak ya lebih besar lagi buat umpannya. Ini buat umpannya saja ya, buat beli burung beda lagi," kata Jainuri.

Modal itu untuk membeli banyak burung yang nantinya dijajakan, serta kebutuhan sangkar.

"Kalau modal ya paling nggak Rp 30-50 juta. Ya itu juga nggak buat sekali beli, memang kalau mau buka dagangan banyak memang paling nggak segitu modalnya. Kalau modal seumpama Rp 10 juta ya nggak muter," terangnya.

Sedangkan untuk modal memelihara burung-burung ini sampai laku terjual, ia mengaku tokonya membutuhkan modal sekitar Rp 200 ribu sehari. Sehingga kurang-lebih diperlukan modal Rp 6 jutaan per bulan atau Rp 72 juta per tahun.

"Kalau saya buat umpan saja bisa sampai Rp 200 ribu per hari. Kalau yang punya banyak ya lebih besar lagi buat umpannya. Ini buat umpannya saja ya, buat beli burung beda lagi," kata Jainuri.

Baca Lebih Lanjut
Kicauan Jadi Cuan, Pedagang Raup Puluhan Juta di Pasar Burung Pramuka
Detik
Menengok Pusat Penjualan Burung di Jaktim, Masih Berkicau Seperti Dulu?
Detik
Kisah Sahrin Sukses Sekolahkan 7 Anak hingga Sarjana Berkat Jualan Buah Kenari, Sering Diremehkan
Musahadah
Jerit Warung Pengecer LPG 3 Kg, Modal Cekak Mau Jadi Pangkalan
Detik
Alasan Pengecer Gas Elpiji 3 Kg di Sragen Keberatan Diminta Daftar jadi Pangkalan : Tak Punya Modal
Vincentius Jyestha Candraditya
Berapa Modal Pengecer Naik Kasta Jadi Pangkalan LPG 3 Kg? Bahlil Jawab Begini
Detik
Perjuangan Janda Sahrin Jual Camilan untuk Nafkahi 9 Anak, Kini 7 Mentas Jadi Sarjana
Musahadah
Buka di Depan Museum Nintendo, Kedai Ramen Ini Tutup Sebelum Jualan
KumparanFOOD
DKUPP dan Satpol PP Kab Probolinggo Tertibkan Bedak Pasar Buah Semampir yang Jualan di Pinggir Jalan
Irwan sy
Siswa yang Aktif OSIS dan Pramuka Bisa Daftar SPMB 2025 Jalur Prestasi
Tribunnews