TRIBUNJATIM.COM - Kisah istri terpaksa naik ojek ke puncak karena tersiksa terjebak macet berjam-berjam.
Bahkan ia sampai rela meninggalkan suaminya yang di mobil.
Adapun kondisi macet ini terjadi di Puncak Pass Bogor-Cianjur menuju Gadog atau Jakarta.
Di jalur tersebut diterapkan sistem satu arah (one way) pada Senin (27/1/2025).
Kondisi inilah yang membuat arus kendaraan macet selama 10 jam, dari pukul 11.30-21.30 WIB.
Akibat penutupan jalur Puncak, kendaraan yang datang dari arah Jakarta tertahan di sekitar Exit GT Ciawi atau samping Jalan Tol Jagorawi, mengakibatkan kemacetan panjang.
Para pengendara, terutama wisatawan yang hendak menuju Puncak, terpaksa menunggu hingga malam hari, hingga arus kembali dibuka dua arah.
Banyak dari mereka yang memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi ojek online, meninggalkan kendaraan yang tertahan di jalan.
Putri (33), seorang wisatawan asal Tangerang Selatan yang berangkat bersama suami dan dua anaknya, memilih menggunakan ojek online setelah berjam-jam terjebak kemacetan.
“Naik Gojek aja ke hotel di depan, niatnya mau wisata malah tertahan dari jam 12 siang sampai jam 8 malam,” ujarnya sambil memangku anaknya, Senin pukul 20.45 WIB, dikutip dari Kompas.com.
Putri juga mengungkapkan ia terpaksa meninggalkan suaminya karena kedua anaknya yang masih kecil terus menangis.
“Buka tutup jam berapa gitu kan enggak pasti, ya sudah naik Gojek aja,” tambahnya.
Suaminya, yang memilih untuk tetap berada di dalam mobil, mengaku harus mengutamakan istri dan anak-anaknya agar bisa segera beristirahat di hotel.
“Penginapan sudah disewa, jadi saya biarkan mereka pergi dulu,” ujar sang suami.
Tidak sedikit pengendara lain yang juga menyerah dengan kemacetan tersebut.
Beberapa memilih untuk kembali ke Jakarta.
“Mending balik ke Jakarta,” kata salah seorang pengendara yang berputar balik menuju Tol Jagorawi.
Hingga pukul 21.30 WIB, polisi akhirnya mengakhiri pemberlakuan sistem satu arah menuju Jakarta di Jalan Raya Puncak.
Meskipun arus sudah dibuka kembali, kendaraan yang menuju Puncak tetap ramai, menunjukkan tingginya minat wisatawan untuk menghabiskan waktu libur di kawasan Puncak Bogor.
Sistem satu arah ini diberlakukan selama 14 jam pada libur Isra Miraj akhir Januari 2025 untuk menampung volume kendaraan yang melonjak menuju kawasan wisata Puncak Bogor-Cianjur.
Sementara itu sebelumnya, seorang pria meninggal dunia saat terjebak macet di Puncak Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/9/2024) pukul 21.00 WIB.
Korban diketahui berinisial J.
J terjebak macet selama sembilan jam.
Ambulans pun tak bisa melintas lantaran jalanan menuju Puncak Bogor padat kendaraan.
Tercatat, ada 140 ribu kendaraan melintas wilayah tersebut.
Jenazah J disemayamkan sementara di masjid sekitar lokasi.
"Infonya korban ini punya (penyakit) asma," kata warga di sekitar lokasi kejadian, dikutip dari Tribunnews.com via Tribun Jambi.
Kasat Lantas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama buka suara terkait kondisi jalan di Puncak Bogor.
Menurutnya, jumlah kendaraan yang berada di Jalan Raya Puncak Bogor ada 140.000 kendaraan.
Kemacetan bukan hanya dialami pengendara roda empat.
Kendaraan roda dua pun terjebak kemacetan.
Lebih dari seratus ribu kendaraan yang melintas di sana pada pukul 00.00 hingga 23.00 WIB.
Sementara itu, ambulans untuk mengevakuasi jenazah korban tidak bisa langsung mencapai titik lokasi lantaran tidak bisa menembus kemacetan.
Akhirnya, jenazah korban disemayamkan sementara di masjid di sekitar lokasi.
"Sudah minta ambulans. Tapi lokasi tidak bisa dicapai ambulans, Jalan Raya depan Gunung Mas tidak bergerak ke arah Jakarta," lanjutnya.
Wisatawan juga mengatakan di area Gunung Mas pun macet, kendaraan tidak gerak.
"Ngantre mau keluar," kata wisatawan bernama Ani.
"Almarhum disemayamkan di Masjid Al Bustam, dekat kantor agro," imbuhnya.
Ani mengatakan, korban bersama rombongannya terjebak macet selama delapan jam di jalur Puncak Bogor.
"Bus yang terdapat korban meninggal terjebak di Gunung Mas sejak pukul 13.00 WIB," ujar Ani.
Sebelum meninggal dunia, dia menambahkan, korban diketahui sempat turun dari bus yang ditumpanginya.
"Bapak ini (korban) turun dari bus, kemungkinan mau mencari kamar kecil,"
"Bus masih di parkiran, jauh dari pintu gerbang," tandasnya.